JATIMTIMES - Rezeki adalah ketentuan yang sudah ditentukan oleh Allah SWT untuk setiap makhluk-Nya. Meskipun telah dijamin, tak sedikit dari kita yang merasa penasaran atau meragukan bagaimana cara Tuhan memberikan rezeki. Sebuah kisah dari Imam az-Zahidi dapat menjadi jawaban atas keraguan tersebut, menunjukkan bahwa rezeki Allah datang dengan cara yang tidak terduga, meskipun seseorang tidak berusaha mencarinya.
Dalam buku Durratu an-Nashihin Fi al-Wa'd wa al Irsyad yang ditulis oleh Ustman bin Hasan bin Ahmad asy-Syakir, terdapat kisah seorang lelaki yang mencoba untuk menguji bagaimana Allah memberikan rezeki kepada hamba-Nya. Imam az-Zahidi, seorang ulama besar, merasa yakin akan janji Allah SWT terkait rezeki, namun ia ingin melihat sendiri bagaimana Allah SWT menurunkan rezeki-Nya. Maka, ia memilih untuk pergi ke sebuah tempat yang terpencil di sebuah gunung dan bersembunyi di dalam sebuah gua.
Baca Juga : Kapan Hari Tasyrik Idul Adha 1446 H? Ini Jadwal dan Amalan yang Dianjurkan
“Sekarang, aku ingin menyaksikan sendiri bagaimana Tuhan memberikan rezeki kepadaku di tempat ini,” ucap Imam az-Zahidi dalam hatinya, berharap bisa merasakan langsung proses tersebut. Dalam kesunyian gua, ia menunggu, berkeyakinan bahwa Allah pasti akan memberikan rezeki-Nya sesuai dengan takdir-Nya.
Tak lama setelah itu, datanglah sekumpulan pendaki yang sedang berada dalam perjalanan panjang. Tiba-tiba, hujan deras turun, dan kondisi menjadi sangat tidak bersahabat. Untuk melindungi diri dari hujan, para pendaki mencari tempat berteduh. Tanpa diduga, gua tempat Imam az-Zahidi berada menjadi tempat yang mereka pilih untuk berlindung.
Begitu memasuki gua, mereka terkejut mendapati Imam az-Zahidi yang tampak duduk diam tanpa reaksi. Salah seorang pendaki pun mencoba menyapa, “Wahai hamba Allah, apakah Anda baik-baik saja?” Namun, Imam az-Zahidi tetap tidak memberi respon.
Melihat keadaannya, para pendaki mulai merasa khawatir. “Mungkin dia kedinginan, hingga tidak mampu berbicara,” pikir mereka. Dengan cepat, mereka menyalakan api unggun di dekatnya untuk menghangatkan suasana, berharap bisa membantu. Namun, meskipun sudah ada api unggun, Imam az-Zahidi tetap tidak bergerak dan tidak menanggapi.
Rombongan pendaki semakin bingung dan berkata, “Jangan-jangan dia kelaparan,” ujar salah seorang pendaki. Untuk itu, mereka menyediakan makanan dan menaruhnya di depan Imam az-Zahidi. Namun, meskipun sudah tersedia makanan, Imam az-Zahidi tetap tidak memperhatikannya.
Bingung dan merasa kasihan, beberapa pendaki mulai berpikir lebih jauh. “Mungkin dia sudah lama tinggal di gua ini, sehingga tidak mendapatkan makanan sama sekali,” kata mereka. Mereka pun memutuskan untuk membuatkan bubur susu dengan gula, berharap dapat memberi sedikit kehangatan dan nutrisi. Makanan itu pun diletakkan di dekat Imam az-Zahidi, tetapi ia tetap tidak menoleh.
Baca Juga : 6 Jam Terlantar di Muzdalifah, Jemaah Haji Pilih Jalan Kaki ke Mina
Melihat hal tersebut, para pendaki pun berpikir, “Mungkin dia sudah lama tidak makan, dan sekarang mengalami kesulitan untuk mengunyah.” Dua orang dari rombongan itu pun berniat untuk membuka mulut Imam az-Zahidi dan memberinya makanan. Namun, tiba-tiba Imam az-Zahidi tertawa.
Mereka pun terkejut dan bertanya, “Apakah kamu gila?” Imam az-Zahidi menjawab dengan tenang, “Tidak, aku hanya ingin menguji Tuhan, bagaimana Dia memberikan rezeki yang telah dijamin untukku. Sekarang, aku paham bahwa rezeki datang kepada hamba-Nya dalam berbagai cara, di mana pun mereka berada, dan dalam kondisi apa pun.”
Kisah ini memberikan pelajaran yang mendalam tentang keyakinan kepada Allah SWT dan rezeki yang sudah dijamin-Nya. Terkadang, seseorang merasa ragu tentang bagaimana dan kapan rezeki itu datang. Namun, kisah Imam az-Zahidi ini mengajarkan umat bahwa Allah SWT memberikan rezeki dengan cara yang tak terduga, bahkan ketika seseorang tidak berusaha mencarinya. Rezeki itu datang dengan jalan-Nya, sesuai dengan takdir dan waktu yang tepat.