JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang bakal menjadikan potensi padi di Desa Kemulan, Kecamatan Turen sebagai percontohan bagi wilayah lain di Kabupaten Malang. Hasil panen yang mencapai 8,38 ton per hektare menjadi pertimbangannya.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang Avicenna M. Sani Putera, ketika mendampingi Bupati Malang HM. Sanusi saat menghadiri agenda panen raya padi serentak di 14 provinsi yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto, Senin (7/4/2025).
Baca Juga : Pemkab Dorong Perusahaan di Kabupaten Malang Aktif Berikan CSR untuk Kebermanfaatan Masyarakat
"Tadi sudah diuji, 8,38 ton per hektare panen padinya, inikan luar biasa," ujar pejabat publik yang karib disapa Avi ini saat ditemui JatimTIMES di sela agenda panen raya padi yang berlangsung di Kelompok Tani Tirtoaji I, Desa Kemulan, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.
Diterangkan Avi, potensi produksi padi mencapai kisaran 8 ton per hektare tersebut merupakan hasil padi kering. "Kalau itu (8,38 ton) dikonversi kering, tapi kalau basah 9 ton lebih tadi," imbuhnya.
Avi menyebut, potensi padi di Desa Kemulan tersebut berasal dari luas hamparan yang mencapai 30 hektare. Sedangkan pada musim panen yang berlangsung dalam agenda panen raya padi yang dipimpin Presiden Prabowo itulah yang mencapai 8,38 ton per hektare. Dalam setahun rata-rata bisa panen sebanyak tiga kali.
"Di Desa Kemulan, Turen itu kurang lebih sekitar 30 hektare pada musim panen ini. Diharapkan ini bisa segera selesai, kami percepat olah lahannya. Sehingga bisa tanam kembali untuk musim tanam ketiga," ujarnya.
Lantaran potensi itulah, disampaikan Avi, Pemkab Malang bakal menjadikan potensi padi di Desa Kemulan sebagai percontohan di Kabupaten Malang. "Kami harapkan ini nanti bisa jadi percontohan untuk daerah lain," tuturnya.
Avi menerangkan, potensi padi di Desa Kemulan ialah jenis Inpari atau Inbrida Padi Sawah Irigasi. Sehingga jika terus dikembangkan, diharapkan potensi di Desa Kemulan bisa bersaing dengan padi jenis hibrida.
"Inikan (di Desa Kemulan merupakan) padi Inbrida, padi lokal kami yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian. Jadi bisa bersaing dengan padi hibrida, ke depan itu yang akan kami kejar," ujarnya.
Sebagaimana diberitakan, pada agenda Panen Raya Padi Serentak di 14 Provinsi yang dipimpin Presiden Prabowo di Kabupaten Malang tersebut, turut dihadiri oleh sejumlah pihak. Di antaranya jajaran Forkopimda Kabupaten Malang hingga dinas terkait serta Muspika Turen.
Baca Juga : Panen Raya Serentak, Jatim Siap Topang Ketahanan Pangan Nasional
Pada Kelompok Tani Tirtoaji I, Desa Kemulan, Kecamatan Turen terbentang hamparan lahan mencapai 30 hektare. Dari luas hamparan tersebut, hasil ubinan mencapai 5,24 kilogram dengan kadar air 24.
Merujuk pada beberapa sumber, ubinan pertanian adalah teknik pengambilan sampel untuk memperkirakan hasil panen tanaman, seperti padi atau palawija. Sehingga, perkiraan produksi padi di sana mencapai 8,38 ton per hektare.
Dalam pernyataannya, Bupati Malang HM. Sanusi menyebut, produksi padi di Kabupaten Malang mencapai 480 ribu ton per tahun. Sedangkan kebutuhannya hanya 400 ribu ton per tahun. Sehingga ada surplus 80 ribu ton per tahun.
Sementara itu, rata-rata produktivitas padi di Kabupaten Malang antara 8 hingga 9 ton. Pernyataan tersebut disampaikan Sanusi saat memberikan sambutan maupun sesi doorstop pada serangkaian agenda panen raya padi yang dipimpin Presiden Prabowo.
"Panen raya padi di 14 provinsi dipimpin Bapak Presiden Prabowo. Sedangkan Provinsi Jawa Timur semua kabupaten/kota diwajibkan mengikuti," pungkas Avi.