free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Agama

Saat Restu Ibu Memegang Kunci Syahadat: Pelajaran dari Al-Qamah

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi (pixabay)

JATIMTIMES - Dalam tradisi Islam, pengucapan kalimat syahadat di ujung hayat sering dianggap mudah bagi orang beriman. Namun, pengalaman Al-Qamah, sahabat Rasulullah SAW yang dikenal saleh justru menyuguhkan pelajaran mendalam: betapa restu orangtua, khususnya ibu, menjadi kunci kelancaran memanggil nama Ilahi.

Al-Qamah, pemuda taat yang kerap menduduki saf terdepan shalat berjamaah, nyaris gagal melafalkan Laa ilaaha illallaah saat sakaratul maut. Bukan karena iman goyah, melainkan lantaran sang ibu belum memberi maaf setelah perhatiannya teralihkan pasca menikah.

Baca Juga : Jangan Keliru, Ini Beda Hari Ayah Nasional dan Hari Ayah Sedunia

Menurut kitab Al-Kabair karya Syamsuddin Abu ‘Abdillah Adz-Dzahabi, Al-Qamah adalah sosok pemuda berakhlak mulia. Sejak kecil, ia taat menjalankan perintah Allah SWT dan dikenal sangat menyayangi ibunya. Selepas kepergian ayahnya, Al-Qamah tak pernah lupa memastikan kebutuhan ibunda tercukupi.

Ketika menikah, prioritas Al-Qamah bergeser. Kesibukan urusan rumah tangga membuat perhatian pada ibunya menipis. Sang ibu menyimpan kecewa, meski memilih diam. Hanya Allah SWT yang tahu betapa luka tersembunyi itu membekas.

Saat penyakit parah menjalar, Al-Qamah terbaring lemah. Para sahabat silih berganti menuntunnya membaca kalimat tauhid, namun lidahnya kelu. Upaya berulang gagal; lidahnya kaku, seolah menolak bergerak.

Melihat kegagalan itu, seorang sahabat segera menjemput ibunda Al-Qamah untuk dimintai keterangan. Di hadapan Rasulullah SAW, sang ibu mengakui bahwa putranya baik dan taat, namun ia belum memaafkannya karena hati tersinggung kurangnya perhatian.

Mendengar pernyataan tersebut, Rasulullah SAW mengingatkan: “Jika murka ibu belum sirna, ibadah sehebat apa pun tak akan bermanfaat.” Beliau bahkan berseru agar kayu bakar dikumpulkan, sebagai gambaran keseriusan dosa anak tanpa ridho orangtua. Terharu melihat anaknya bagai hendak dibakar, sang ibu pun luluh. Ia lalu menyatakan maaf dan ridha.

Baca Juga : Rekomendasi Film Bioskop yang Cocok Ditonton di Akhir Pekan Pertengahan Juni 2025

Sekejap kemudian, lidah Al-Qamah kembali lentur. Ia mampu melafalkan Laa ilaaha illallaah dengan khusyuk sebelum menghembuskan nafas terakhir.

Kisah Al-Qamah menegaskan sabda Rasulullah SAW: “Tidak seorang hamba pun yang dianugerahi rezeki oleh Allah kemudian dia tidak menunaikan hak kepada kedua orang tuanya, kecuali Allah menghapuskan amal baiknya dan menyiksanya dengan siksa yang pedih.”