JATIMTIMES - Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memanas. Pemerintah Iran menyebut serangan Israel ke sejumlah fasilitas militer dan nuklir sebagai "deklarasi perang". Pernyataan itu disampaikan setelah gelombang serangan udara Israel menghantam beberapa kota di Iran, termasuk wilayah yang menjadi lokasi pengembangan nuklir.
Melalui surat resmi kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa serangan Israel merupakan tindakan serius yang melanggar kedaulatan negaranya. "Ini adalah deklarasi perang," kata Araghchi dalam suratnya, seperti dikutip kantor berita AFP.
Baca Juga : Iran Sebut Serangan Israel ke Fasilitas Nuklir dan Militer sebagai 'Deklarasi Perang'
Ia juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera menggelar sidang dan menindaklanjuti eskalasi ini.
Sementara itu, media pemerintah Iran melaporkan adanya ledakan di beberapa wilayah, termasuk Provinsi Azerbaijan Timur. Kantor berita Tasnim menyebut sedikitnya sepuluh lokasi menjadi target serangan, dan tiga orang dilaporkan tewas.
Serangan juga menyasar bandara militer di Tabriz, wilayah yang sama. Israel belum memberikan pernyataan resmi, namun sejumlah media Israel melaporkan bahwa serangan memang diarahkan ke instalasi militer Iran.
Salah satu penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Ali Shamkhani, dikabarkan terluka dalam serangan tersebut. Laporan ini disampaikan oleh media resmi Iran.
Sementara itu, Iran juga mengonfirmasi bahwa fasilitas nuklir Natanz mengalami kerusakan. Namun, Otoritas Energi Atom Iran menyebut belum ada indikasi kebocoran zat radioaktif atau kimia di luar lokasi. “Beberapa bagian fasilitas mengalami kerusakan. Investigasi masih berlangsung untuk menilai tingkat kerusakan,” kata pernyataan lembaga tersebut.
Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, menyatakan kesiapannya untuk mengunjungi Iran guna menilai situasi setelah serangan Israel. Dalam pernyataannya, ia menyebut bahwa fasilitas pengayaan uranium di Natanz memang terkena serangan, namun tidak ada peningkatan tingkat radiasi.
Fasilitas Fordow dan Esfahan, dua lokasi nuklir lainnya, disebut tidak terdampak serangan. Natanz sendiri merupakan lokasi pengayaan uranium hingga 60% kemurnian, cukup dekat dengan level yang digunakan dalam senjata nuklir.
Grossi menegaskan pentingnya diplomasi di tengah situasi panas ini. “Meski ketegangan meningkat, satu-satunya jalan ke depan yang berkelanjutan adalah melalui dialog dan diplomasi untuk memastikan perdamaian dan stabilitas,” ujarnya.
Sementara itu, pihak militer Israel mengumumkan bahwa warganya tidak lagi diwajibkan untuk tetap berada di dekat tempat perlindungan. Instruksi ini dirilis setelah sebelumnya pemerintah meminta masyarakat bersiap menghadapi kemungkinan serangan balasan dari Iran. "Sudah tidak perlu lagi tetap berada dekat ruang perlindungan," bunyi pernyataan resmi dari Komando Pertahanan Sipil Israel.
Baca Juga : Laka Beruntun Truk dan 2 Mobil di Malang Berakhir Damai
Serangan Israel juga berdampak pada sektor penerbangan. Maskapai Emirates membatalkan sejumlah penerbangan dari dan ke Irak, Yordania, Lebanon, dan Iran. Hal ini disebabkan penutupan wilayah udara di negara-negara tersebut.
Bandara Dubai mengumumkan bahwa beberapa penerbangan dibatalkan atau mengalami penundaan. Sementara itu, Bandara Abu Dhabi memperingatkan bahwa gangguan penerbangan kemungkinan akan terus terjadi sepanjang hari.
Sebelumnya, otoritas penerbangan di Yordania dan Irak telah menutup wilayah udara mereka sebagai respons terhadap situasi tersebut.
Mengutip laporan Associated Press (AP), dua pejabat keamanan Israel yang tak disebutkan namanya mengklaim bahwa dinas intelijen Mossad telah menyelundupkan senjata ke dalam Iran sebelum serangan berlangsung. Senjata itu disebut digunakan untuk menyerang pertahanan Iran dari dalam negeri.
Mereka juga menyebut adanya pangkalan drone yang dibentuk secara diam-diam di dalam wilayah Iran. Drone itu diluncurkan bersamaan dengan serangan, menargetkan peluncur rudal di dekat Teheran. Selain itu, senjata presisi juga dikabarkan telah diposisikan di dekat sistem rudal permukaan-ke-udara dan diaktifkan saat serangan berlangsung.
Namun klaim ini belum bisa diverifikasi secara independen, dan belum ada komentar resmi dari pihak Israel.