JATIMTIMES - Warga Dusun Bendungan, Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang,kembali menemukan situs diduga benda purbakala di sebuah area perkebunan. Situs yang kembali ditemukan pada Sabtu (7/6/2025) tersebut sejatinya merupakan temuan kali kesekian sejak 2023 lalu.
Ialah Rudi Harianto (40) sosok yang pertama menemukan sejumlah situs diduga benda purbakala tersebut. Ia menuturkan, temuan terbarunya bermula pada Jumat (6/6/2025).
Baca Juga : Pemkab Ponorogo Gelar Meriah Pembukaan Grebeg Suro, Berikut Harga Tiket Masuknya
Hari itu, Rudi dan sejumlah warga lainnya sedang mempersiapkan acara di situs yang mereka sebut Balekambang. Lokasinya ada di Dusun Bendungan, tepatnya di kawasan yang dikelilingi perkebunan serta sungai dan cukup jauh dari permukiman warga.
"Sebenarnya awalnya itu tidak sengaja. Waktu itu ada acara mocopat di sini (Situs Balekambang)," ujarnya saat ditemui di area penemuan situs diduga benda purbakala, Senin (9/6/2025).
Ketika persiapan ritual kebudayaan mocopat itulah, Rudi sempat menancapkan bambu ke tanah yang kemudian menggalinya untuk mendirikan tenda acara.
"Saya menemukan, kok ada batu bata utuh. Akhirnya saya tancapkan bambu sebagai tanda," ujar Rudi yang kini juga menjabat sebagai kepala Dusun Bendungan tersebut.
Keesokan harinya, Sabtu (7/6/2025), setelah sebelumnya sempat membersihkan rumput, Rudi dan warga kembali mendatangi Situs Balekambang. Kedatangan mereka untuk membongkar tenda usai acara mocopat berlangsung.
"Bambu sebagai tanda saat itu sempat dicabut, saya akhirnya kehilangan jejak. Saya kemudian pulang ambil cangkul untuk menyisir di sekitar lokasi. Kemudian saya temukan situs yang lumayan panjang, jadi sekalian saya gali pada hari Sabtu (7/6/2025) itu," bebernya.
Dari pantauan JatimTIMES, lokasi penemuan situs diduga benda purbakala tersebut berada di bawah pohon jambu yang cukup rindang. Situs yang baru saja ditemukan warga tersebut sepintas terlihat berupa tumpukan batu bata merah kuno yang berukuran cukup besar. Bentuknya sepintas mirip candi.
Rudi menyebut, temuan tersebut sejatinya bukan kali pertama. Sebelumnya, pada kisaran tahun 2023, dirinya juga pernah menemukan hal yang sama. Yakni situs diduga benda purbakala.
"Tahun 2023 itu ditemukan struktur batu utuh, kalau yang kemarin ditemukan di permukaan, saya menemukan yang utuh ada dua. Kemudian pada 2023 itu dari dinas terkait saya undang ke sini, dan memang ini struktur batu bata merah kuno," ujarnya.
Baca Juga : Generasi Gawai di Ambang Kelelahan: Akademisi Soroti Krisis Kebugaran Anak
Sayangnya, pada temuan sebelumnya, yakni di tahun 2023 tersebut, tidak sampai dilakukan penggalian lebih lanjut. Namun, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait.
"Temuan yang terbaru juga telah kami sampaikan kepada pihak terkait. Saya masih menunggu ini tindaklanjutnya seperti apa. Tapi sampai hari ini ya tidak ada apa-apa. Dua kali ada penemuan bata merah sama struktur pondasi yang saya temukan," ungkap dia.
Rudi berharap, temuannya tersebut bisa segera ditindaklanjuti secara menyeluruh. Sehingga bisa dipastikan memang benar situs purbakala atau bukan.
"(Saya berkeinginan) bisa meninggalkan anak cucu kita untuk edukasi dan kebanggaan bahwa kita punya leluhur yang hebat," harapnya.
Berangkat dari keinginan itulah, Rudi dan sejumlah warga hingga kini masih semangat untuk merawat penemuan situs yang diduga benda purbakala tersebut. "Awalnya orang-orang bilang tidak mungkin kalau ada temuan batunya. Tapi ternyata setelah ritual, saya ditunjukkan batu bata merah utuh itu. Saya sempat tidak percaya, tapi ternyata benar ada," ujarnya.
Hingga kini, Rudi bersama sejumlah warga masih setia merawat kawasan penemuan diduga situs purbakala tersebut. Meskipun, sejatinya dirinya sendiri sering disepelekan.
"Saya juga sering disepelekan, katanya cuma merawat gundukan. Tapi kalau saya tetap merawatnya sampai hari ini, karena memang itu peninggalan leluhur," pungkas Rudi.