JATIMTIMES - Salat Iduladha adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam dan dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah.
Salat ini menjadi pembuka dari rangkaian Hari Raya Kurban dan biasanya dilakukan secara berjamaah di lapangan atau masjid, setelah matahari terbit.
Baca Juga : Meriah!, Ribuan Peserta Takbir Keliling Bawa Lampion Warnai Malam Iduladha di Magetan
Meskipun hanya dilakukan sekali dalam setahun, penting bagi setiap Muslim untuk memahami tata cara salat Iduladha agar pelaksanaannya sesuai dengan sunnah Rasulullah ﷺ.
Waktu pelaksanaan salat Iduladha dimulai sekitar 15–20 menit setelah waktu syuruq (terbit matahari) dan berakhir sebelum masuk waktu Zuhur. Tidak seperti sholat lima waktu, sholat Id tidak diawali dengan adzan maupun iqamah. Jumlah rakaatnya adalah dua rakaat, sebagaimana dijelaskan dalam hadis-hadis shahih.
Salah satu dalil mengenai jumlah rakaat sholat Id datang dari perkataan sahabat Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu. Dalam kitab Panduan Sholat Rosulullah 2 karya Imam Abu Wafa, beliau berkata:
"Sholat Jumat dua rakaat, sholat Idul Fitri dan Idul Adha dua rakaat, sholat safar dua rakaat secara sempurna, tidak ada qashar (meringkas), berdasarkan sabda Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam."
(HR. an-Nasa’i, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih an-Nasa’i)
Dengan memahami waktu, jumlah rakaat, serta tata caranya, umat Islam dapat menjalankan sholat Idul Adha dengan lebih sempurna dan penuh makna.
Tata Cara Lengkap Salat Iduladha Sesuai Sunnah
Merujuk pada kitab Fiqih Islam Terjemahan Matn Al-Ghayah wat Taqrib karya M. Jauharul Eka Mawahib dan Siti Sulaikho, berikut adalah panduan tata cara pelaksanaan sholat Idul Adha lengkap beserta bacaan dan terjemahannya. Panduan ini sesuai dengan tuntunan sunnah Nabi Muhammad ﷺ dan telah banyak dijadikan rujukan dalam pelaksanaan ibadah sholat hari raya.
Sholat Idul Adha terdiri dari dua rakaat dan dilaksanakan tanpa adzan dan iqamah. Berikut langkah-langkah pelaksanaannya:
1. Niat Salat Iduladha
Niat cukup dibaca dalam hati, namun boleh dilafalkan untuk membantu kekhusyukan.
Niat sholat sendiri:
اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan li Idil Adha rak'atayni adā'an lillāhi ta'ālā.
Artinya: "Aku berniat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Niat sebagai makmum:
أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَــــالَى
Usholli rak'ataini sunnatan ai'idil Adha ma'muman lillahi ta'ala
Artinya: "Aku berniat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat menjadi makmum karena Allah ta'ala."
Niat sebagai imam:
أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلهِ تَعَــــالَى
Usholli rak'ataini sunnatan ai'idil Adha imaman lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat menjadi imam karena Allah ta'ala."
Baca Juga : 3 Cara Cek Apakah Termasuk Penerima BSU Juni-Juli 2025 atau Tidak
2. Takbiratul Ihram
Bertakbir sekali saat memulai sholat, seperti sholat lainnya:
Arab:
ٱللّٰهُ أَكْبَرُ
Latin:
Allāhu akbar
Artinya:
"Allah Maha Besar."
3. Membaca Doa Iftitah
Terdapat beberapa pilihan doa iftitah. Pertama, doa yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA.
اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ . اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ . اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ"
Allahumma baa'id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa'adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqatsawbul abyadlu minaddanasi. Allahummaghsil khathaayaaya bil maai watstsalji walbaradi.
Artinya: "Ya Allah, jauhkanlah aku dari kesalahan dan dosa sebagaimana Engkau menjauhkan timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari kesalahan dan dosa sebagaimana telah Engkau bersihkan baju putih dari kotoran. Ya Allah, segala kesalahanku dengan air, salju, dan embun sebersih-bersihnya." (HR Bukhari dan Muslim)
Kedua, diriwayatkan oleh Ali RA.
اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ"
Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.
Artinya: "Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji hanya kepunyaan Allah. Maha Suci Allah pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku (hatiku) kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim."
4. Takbir 7 Kali di Rakaat Pertama
Setelah takbiratul ihram dan doa iftitah, bertakbir sebanyak 7 kali (selain takbiratul ihram). Di antara takbir-takbir ini disunnahkan membaca:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallah wallahu akbar
Artinya: "Mahasuci Allah, segala puji bagi-Nya, tiada tuhan selain Allah, Allah Mahabesar."
5. Membaca Surah Al-Fatihah
Seperti biasa, setelah takbir dan doa, dilanjutkan dengan membaca Surah Al-Fatihah.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ١ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ٢ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ٣ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ ٤ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ ٥ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ٦ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ ٧
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn ar-raḥmānir-raḥīm māliki yaumid-dīn iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn
Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Bimbinglah kami ke jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat."
6. Membaca Surah dari Al-Qur'an
Setelah Surah Al-Fatihah, imam atau orang yang sholat sendirian membaca salah satu surah dari Al-Qur'an. Rasulullah SAW memiliki kebiasaan membaca Surah Qaf pada rakaat pertama dan Surah Al-Qamar pada rakaat kedua.
Mengutip buku Hayya 'alash Shalah!!! Meraih Cinta Allah dengan Shalat yang Sempurna susunan Bambang Rudiansyah, hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah riwayat, Umar bin Al-Khaththab pernah bertanya kepada Abu Waqid Al-Laitsi,
"Surah apa yang biasa dibaca oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ketika mengerjakan sholat Idul Adha dan Idul Fitri?"
Abu Waqid menjawab, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam biasa membaca Surah Qāf wal-Qur'ānil Majīd (Surah Qaf) dan Iqtarabatis Sā'atu wanshaqqal qamar (Surah Al-Qamar)." (HR Muslim)
Meski demikian, jika tidak hafal surah-surah tersebut, boleh membaca surah lain yang lebih mudah, seperti Al-A'laa di rakaat pertama dan Al-Ghasiyah di rakaat kedua, sebagaimana juga pernah dilakukan Rasulullah SAW.
7. Melanjutkan Gerakan Salat Seperti Biasa
Setelah selesai membaca surah, sholat dilanjutkan dengan gerakan sebagaimana sholat lainnya, yakni ruku', i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, lalu sujud kedua.
Kemudian berdiri untuk rakaat kedua dan membaca takbir sebanyak lima kali, yang diselingi dengan dzikir. Setelah itu kembali membaca Surah Al-Fatihah dan satu surah dari Al-Qur'an, kemudian diteruskan dengan ruku', i'tidal, dua sujud, dan duduk tasyahud akhir. Sholat ditutup dengan salam ke kanan dan ke kiri.
Sunnah-Sunnah yang Dianjurkan dalam Salat Iduladha
Dalam pelaksanaan sholat Idul Adha, terdapat sejumlah sunnah yang sangat dianjurkan untuk diikuti, sebagaimana disebutkan dalam Ringkasan Ihya’ Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali dan ‘Abdul Rosyad Siddiq. Sunnah-sunnah ini bertujuan untuk menyempurnakan ibadah dan menambah keutamaan di hari raya.
Pertama, disunnahkan untuk mandi sebelum berangkat ke tempat sholat dan mengenakan pakaian terbaik yang dimiliki. Hal ini mencerminkan kebersihan dan kerapian sebagai bentuk penghormatan terhadap hari besar umat Islam.
Sholat Idul Adha juga dianjurkan untuk diikuti oleh semua kalangan, termasuk anak-anak dan orang tua, agar suasana hari raya terasa lebih semarak dan penuh berkah. Selain itu, disarankan untuk berangkat dan pulang dari tempat sholat melalui jalan yang berbeda sebagai bentuk sunnah Rasulullah ﷺ.
Pelaksanaan sholat Id lebih utama dilakukan di lapangan terbuka, bukan di dalam masjid, kecuali dalam kondisi tertentu seperti hujan, cuaca ekstrem, atau di tempat-tempat suci seperti Makkah dan Baitul Maqdis. Waktu pelaksanaannya dimulai sejak matahari terbit (sekitar 15–20 menit setelah syuruq) hingga sebelum masuk waktu Zuhur.
Tak kalah penting, sunnah lainnya adalah membaca takbir Idul Adha. Takbir ini dimulai sejak waktu Subuh pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) dan berakhir setelah Ashar pada hari Tasyrik terakhir (13 Dzulhijjah). Takbir dapat dilantunkan setiap selesai sholat wajib, dan sebagian ulama memperbolehkan membacanya juga setelah sholat sunnah.
Dengan menjalankan sunnah-sunnah ini, semoga ibadah kita di Hari Raya Idul Adha semakin sempurna dan mendapat ridha dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.