free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Agama

Niat Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah, Lengkap dengan Keutamaannya

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Dede Nana

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi berbuka puasa dengan kurma. (Foto: iStock)

JATIMTIMES - Menjelang Idul Adha 1446 Hijriah, umat Islam dianjurkan memperbanyak amal ibadah. Salah satu amalan yang disunnahkan adalah puasa di awal bulan Dzulhijjah, termasuk puasa Tarwiyah dan Arafah.

Puasa di bulan Dzulhijjah ini memiliki keutamaan yang besar dan menjadi bagian dari amalan yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW. Lalu, kapan puasa ini dilaksanakan dan bagaimana niatnya?

Baca Juga : Sunan Pakubuwono X: Pelopor Pendidikan Rakyat di Indonesia

Kementerian Agama RI telah menetapkan bahwa 1 Dzulhijjah 1446 H jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025. Itu berarti, puasa Dzulhijjah bisa mulai dilakukan sejak Rabu (28/5/2025) hingga sembilan hari atau Kamis (5/6/2025), menjelang Hari Raya Idul Adha.

Sementara itu, puasa Tarwiyah jatuh pada Rabu, 4 Juni 2025 (8 Dzulhijjah), dan puasa Arafah sehari setelahnya, Kamis, 5 Juni 2025 (9 Dzulhijjah). Idul Adha sendiri akan dirayakan pada Jumat, 6 Juni 2025. Sedangkan pada Hari Raya dan tiga hari setelahnya (Hari Tasyrik), umat Islam tidak diperkenankan berpuasa.

Adapun sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah merupakan waktu yang sangat dimuliakan. Dalam hadist riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ – يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ
قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ؟
قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
(HR. Bukhari)

Artinya: “Tidak ada hari-hari di mana amal shalih lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shalih yang dilakukan pada hari-hari ini (10 hari pertama Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah termasuk jihad di jalan Allah?” Beliau menjawab, “Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya lalu tidak kembali sedikit pun.

Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan keistimewaan 10 hari puasa ini karena seluruh bentuk ibadah utama seperti salat, puasa, sedekah, dan haji berkumpul dalam waktu tersebut. Ini tidak terjadi di bulan-bulan lainnya.

وَالَّذِي يَظْهَرُ أَنَّ السَّبَبَ فِي امْتِيَازِ عَشْرِ ذِي الحِجَّةِ لِمَكَانِ اجْتِمَاعِ أُمَّهَاتِ العِبَادَةِ فِيهِ، وَهِيَ الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ وَالحَجُّ

Artinya: "Dan yang tampak (jelas) bahwa sebab keistimewaan sepuluh hari pertama tersebut disebabkan pada hari itu terkumpul ibadah-ibadah utama, yaitu shalat, puasa, sedekah, dan haji. Sesuatu yang tidak ditemukan di bulan (waktu) selainnya." (Ibnu Hajar, Fathul Bari, [Mesir, Darul Kitab Salafiyah, Tahun 2010 M], juz 2, hlm. 459).

Puasa Tarwiyah dan Arafah, Apa Bedanya?

Puasa Tarwiyah dilakukan pada 8 Dzulhijjah, sedangkan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah. Keduanya disunnahkan, namun puasa Arafah lebih ditekankan terutama bagi yang tidak sedang berhaji.

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً، وَصَوْمُ عَاشُورَاء يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً
(HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud, dari Abu Qatadah)

Artinya: “Puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang, sedangkan puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu.

Syekh Zakariya al-Anshari menyebutkan dalam Asnal Mathalib bahwa hari Arafah adalah hari terbaik dalam setahun bagi umat Islam yang tidak sedang berhaji. Hal itu karena doa di hari Arafah sangat mustajab dan Allah banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka.

Baca Juga : Weton Tulang Wangi Jelang Suro: Ini Ciri, Keistimewaan, dan Ritual yang Disarankan

يَوْمُ عَرَفَةَ ... أَفْضَلُ الْأَيَّامِ لِأَنَّ صَوْمَهُ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ ... وَيُسْتَحَبُّ لِغَيْرِ الْحَاجِّ صَوْمُهُ
(Zakariya Al-Anshari, Asnal Mathalib, Juz 2, hlm. 430)

Artinya: “Hari Arafah adalah hari yang paling utama, karena puasanya menghapus dosa dua tahun. Doa pada hari itu juga lebih utama dari hari-hari lain. Disunnahkan bagi yang tidak berhaji untuk berpuasa pada hari tersebut.

Seperti puasa sunnah lainnya, niat dilakukan sejak malam hari hingga sebelum fajar. Berikut ini niat yang bisa dibaca:
1. Niat Puasa Dzulhijjah (1-7 Dzulhijjah)
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِي الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma syahri dzilhijjah sunnatan lillâhi ta‘âlâ
Artinya: "Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta’ala."

2. Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta‘âlâ
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah Ta’ala."

3. Niat Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta‘âlâ
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah Ta’ala."

Bila lupa niat di malam hari, masih diperbolehkan niat di pagi hari selama belum melakukan hal yang membatalkan puasa. Berikut niatnya:

Niat Puasa Tarwiyah Siang Hari
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا الْيَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i tarwiyata sunnatan lillâhi ta‘âlâ
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah Ta’ala."

Niat Puasa Arafah Siang Hari
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا الْيَوْمِ عَنْ أَدَاءِ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i arafata sunnatan lillâhi ta‘âlâ
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah Ta’ala."

Demikian niat puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah lengkap dengan keutamaannya. Semoga informasi ini bermanfaat.