JATIMTIMES - Di tengah euforia menyambut kehadiran buah hati, para calon ibu kerap dihadapkan pada dinamika fisik dan emosional. Bagi muslimah, salah satu ikhtiar spiritual yang dianjurkan adalah mengamalkan bacaan Surat Maryam ayat 1-16 selama kehamilan.
Tak sekadar ritual, kisah keteguhan Siti Maryam dalam surat ini menjadi motivasi pendongkrak iman bagi ibu hamil menghadapi tantangan pra-persalinan hingga pascamelahirkan.
Baca Juga : Apa itu Vasektomi? Yang Diusulkan Jadi Syarat Penerima Bansos
Surat ke-19 dalam Al-Quran ini mengisahkan perjuangan Maryam yang mengandung Nabi Isa ‘alaihissalam tanpa campur tangan manusia. Dalam keterasingan, ia menghadapi kontraksi sendirian di bawah pohon kurma (QS. Maryam: 22-23). “Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini…” ratap Maryam, menggambarkan betapa dahsyatnya ujian yang ia lalui.
Namun, Allah menurunkan pertolongan lewat buah kurma dan mata air (QS. Maryam: 25-26), mengajarkan bahwa kepasrahan dan doa adalah kunci mengubah keputusasaan menjadi harapan.
Ustadah Sa’idatul Nafisah dalam buku Panduan Hamil Sehat & Syar’i menegaskan, kisah Maryam bukan sekadar narasi sejarah, melainkan blueprint ketahanan mental bagi ibu hamil. “Membaca surat ini mengajak calon ibu untuk meneladani mental fortitude Maryam: sabar, tawakal, dan percaya bahwa setiap kesulitan ada jalan keluar dari Allah,” tulisnya.
Fadilah bagi ibu hamil mengamalkan surat ini:
1. Ketenangan Batin yang Menyelubungi
Kehamilan kerap dibayangi kecemasan akan kesehatan janin atau proses persalinan. Surat Maryam mengajak ibu hamil menyelami hakikat kepasrahan: meski Maryam ditinggal keluarga dan dicemooh masyarakat, ia tetap kokoh karena yakin Allah Maha Menjaga. Keyakinan ini menjadi tameng psikologis untuk meredam overthinking dan menumbuhkan optimisme.
2. Pintu Kemudahan Persalinan
Ayat 23-26 menggambarkan bagaimana Maryam merasakan sakit yang “membelah”, namun pertolongan Allah datang lewat mukjizat alami. Dalam tradisi Islam, membaca surat ini diyakini sebagai ikhtiar memohon kelancaran saat hari kelahiran. Sebagian ulama menganjurkan membacanya sambil memegang perut sebagai bentuk visualisasi doa.
3. Doa untuk Anak yang Saleh dan Berbakti
Surat Maryam tak hanya berbicara tentang kehamilan, tetapi juga masa depan anak. Ayat 14 menyebut Nabi Yahya sebagai anak yang berbakti, “bukan orang sombong lagi durhaka”. Ini menjadi affirmation bagi orang tua untuk meminta keturunan yang tidak hanya sehat, tetapi juga berakhlak mulia.
Sementara itu, berikut bacaan lengkap ayat 1-16 beserta terjemahannya, yang bisa diamalkan sebagai wirid harian:
Ayat 1, bacaan latin : Kaf Ha Ya 'Ain Shad yang Artinya: "Kāf Hā Yā 'Ain Ṣād."
Ayat 2, bacaan latinnya: Zikru raḥmati rabbika 'abdahụ zakariyyā yang Artinya: "Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria,"
Ayat 3, bacaan latinnya: Iż nādā rabbahụ nida`an khafiyyā Artinya: "(Yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut."
Ayat 4, bacaan latinnya: Qaala rabbi innii wahanal-'azmu minnī wasyta'alar-ra`su syaibaw wa lam akum bidu'a`ika rabbi syaqiyyaa. Ayat ini memiliki arti: "Dia (Zakaria) berkata, 'Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku'."
Ayat 5, bacaan latinnya: Wa innii khiftul-mawaaliya miw waraa`ii wa kaanatimra`atii 'aqiran fa hab lii mil ladungka waliyyaa. Ayat ini memiliki arti arti: "Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu".
Ayat 6, bacaan latinnya: Yariṡunii wa yariṡu min aali ya'qụba waj'al-hu rabbi raḍiyyaa. Arti ayat ini: "Yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridai."
Baca Juga : Daftar Bansos yang Cair Bulan Mei 2025, Berikut Para Penerimanya
Ayat 7, bacaan latinnya: Yaa zakariyya innaa nubasysyiruka bigulaaminismuhụ yaḥyaa lam naj'al lahụ ming qablu samiyyaa. Artinya: "(Allah berfirman), 'Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya.'
Ayat 8, doa latinnya: Qaala rabbi annaa yakụnu lii gulāmuw wa kānatimra`atī 'āqiraw wa qad balagtu minal-kibari 'itiyyaa. Doa kni punya artinya: "Dia (Zakaria) berkata, 'Ya Tuhanku, bagaimana aku akan mempunyai anak, padahal istriku seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai usia yang sangat tua?'.
Ayat 9, doa latinnya berbunyi : Qaala każālik, qaala rabbuka huwa 'alayya hayyinuw wa qad khalaqtuka ming qablu wa lam taku syai`aa. Doa ini punya arti: "(Allah) berfirman, 'Demikianlah.' Tuhanmu berfirman, 'Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali'."
Ayat 10 bacaan latinnya: Qaala rabbij'al lī aayah, qāla aayatuka allaa tukalliman-nāsa ṡalāṡa layālin sawiyyaa Artinya: "Dia (Zakaria) berkata, 'Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.' (Allah) berfirman, 'Tandamu ialah engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal engkau sehat.'
Ayat 11 bacaan latinnya adalah : Fa kharaja 'alā qaumihī minal-miḥrābi fa auḥaa ilaihim an sabbiḥụ bukrataw wa 'asyiyyā Artinya: "Maka dia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu dia memberi isyarat kepada mereka; bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan petang."
Ayat 12 bacaan latinnya: Yã yahya khuzil-kitäba biquwwah(tin), wa ātainähul-hukma sabiyyā(n). Artinya: "(Allah berfirman,) 'Wahai Yahya, ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.' Kami menganugerahkan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak."
Ayat 13 bacaan latinnya: Wa hanănam mil ladunnã wa zakäh(tan), wa kãna taqiyyā(n). Ayat ini memiliki arti: "(Kami anugerahkan juga kepadanya) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dia pun adalah seorang yang bertakwa."
Ayat ke 14, bacaan latinnya adalah: Wa barram biwälidaihi wa lam yakun jabbäran 'asiyyā(n). Artinya: "(Dia) orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan dia bukan orang yang sombong lagi durhaka. "
Ayat ke 15, bacaan latinnya: Wa salāmun 'alaihi yauma wulida wa yauma yamütu wa yauma yub'asu hayyã(n). Artinya: "Kesejahteraan baginya (Yahya) pada hari dia dilahirkan, hari dia wafat, dan hari dia dibangkitkan hidup kembali."
Ayat ke 16, bacaan latinnya: Wazkur fil-kitäbi maryam(a), izintabazat min ahlihã makãnan syarqiyyà(n). Artinya: "Ceritakanlah (Nabi Muhammad) kisah Maryam di dalam Kitab (Al-Qur'an), (yaitu) ketika dia mengasingkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur (Baitulmaqdis)."
Selain fadhilah khusus, Surat Maryam juga mengandung spiritual resonance antara ibu dan janin. Penelitian modern dalam bidang psikologi prenatal menyebut, suara ibu yang mengaji dapat menstimulasi gelombang otak positif pada janin. Kombinasi antara makna ayat, vibrasi suara, dan kekuatan doa menciptakan bonding transendental yang tak ternilai.
Sebagai penutup, Ustadah Sa’idatul menekankan: “Membaca Surat Maryam bukan ritual instan untuk menghindar dari sakitnya melahirkan. Ini adalah proses menyelami hakikat pengabdian: bahwa kehamilan adalah amanah, dan setiap tetes keringat dalam menjalaninya adalah ibadah.”