JATIMTIMES - Beredar video sejumlah atlet binaraga di Kabupaten Malang nekat mengkonsumsi ayam bangkai atau tiren jelang perhelatan Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur (Porprov Jatim) ke-IX 2025. Kejadian memilukan tersebut kini telah ditindaklanjuti oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Malang.
Sebelumnya, pada rekaman video amatir yang beredar di sejumlah WhatsApp Grup, terlihat para atlet sedang membersihkan ayam yang belakangan diketahui telah mati sebelum disembelih. Ayam tiren tersebut kemudian dicuci pada penampungan air yang terlihat berbusa.
Baca Juga : Cara Lakukan Autentikasi di Aplikasi Andal by Taspen untuk Cairkan Gaji 13 Pensiunan PNS
Setelah dirasa cukup bersih, ayam tiren tersebut kemudian oleh para atlet dipotong. Mereka terlihat begitu cekatan memotong bagian dada menggunakan pisau untuk nantinya diolah sebagai asupan gizi.
Ketua Persatuan Binaraga dan Fitnes Indonesia (PBFI) Kabupaten Malang Indra Khusnul saat dikonfirmasi JatimTIMES membenarkan video atletnya yang sedang mengolah ayam tiren untuk dikonsumsi tersebut. Kejadiannya di camp pelatihan yang berlokasi di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang pada Kamis (1/5/2025).
"Itu memang benar, memang mengkonsumsi ayam tiren," ujar Indra yang sekaligus Pelatih Cabang Olahraga (Cabor) Binaraga KONI Kabupaten Malang ini, saat dikonfirmasi JatimTIMES.
Diakui Indra, ayam tiren tersebut didapatkan dari peternakan ayam. Yakni dengan cara membeli. "Ayam tiren itukan ayam dari peternakan yang sudah mati, itu kan sama peternakan gak dipakai, dibuang atau dikubur," terangnya.
Bangkai ayam yang telah mati sebelum disembelih itulah yang kemudian terpaksa dibeli oleh Indra dan para atlet. "Kalau berapa ekornya, kami kurang menghitung. Tapi yang jelas, kemarin kami beli ke peternakan itu Rp 100 ribu dan dikasih tiga karung (berisi ayam tiren)," ujarnya.
Lantaran ayam tiren, disampaikan Indra, membuat tidak semua ayam bisa dikonsumsi meskipun sejatinya ayam tiren memang tidak layak untuk dimakan. Terlebih bagi para atlet.
"Dari tiga karung itu ada beberapa yang sudah terlalu busuk, yang seperti itu tidak kami pakai. Jadi kira-kira tinggal satu karung yang masih bisa dikonsumsi," ujarnya.
Dari satu karung berisi ayam tiren tersebut, kemudian dipilah-pilah sebelum akhirnya diolah untuk dikonsumsi oleh para atlet. "Itupun dari ayam tiren kan hanya diambil dadanya saja, sehingga kemungkinan kurang lebih hanya sisa 5 kilogram," tuturnya.
Indra menyebut, ada sekitar 25 atlet yang ia bina. Namun, hanya 12 atlet di antaranya yang dipersiapkan pada perhelatan Porprov Jatim ke-IX pada Juni 2025 mendatang.
Para atlet itulah yang terpaksa mengkonsumsi ayam tiren karena keterbatasan biaya. "Sebenarnya semua atlet ya makan, namun kami bergantian untuk membersihkan (sebelum di makan). Semua atlet kami tahu jika yang mereka konsumsi itu ayam tiren, tapi kami menyadari, mau bagaimana lagi, tidak ada solusi," keluhnya.
Perlu diketahui, Indra sebenarnya telah berupaya agar atletnya tidak ada yang sampai mengkonsumsi ayam tiren. Bahkan tak jarang ia harus merogoh uang pribadi.
Namun, biaya yang diperlukan untuk cabor binaraga memang berbeda dengan cabor lainnya. Atlet binaraga dituntut untuk menjaga pola makan termasuk rutin mengkonsumsi daging hingga beras merah, suplemen, hingga rutin berlatih untuk membentuk masa otot.
Indra menyebut, meski telah menjadi atlet profesional, namun mereka tetap harus rutin berlatih. Sedangkan biaya untuk memenuhi gizi saja, jika dirata-rata sedikitnya bisa menghabiskan biaya sekitar Rp 3 juta sebulan.
"Menjelang Porprov di Malang Raya, Kabupaten Malang kan juga menjadi tuan rumah. Sedangkan cabor binaraga itu persiapannya harus jauh-jauh hari dari pada cabor lain. Jadi harus kami siapkan mulai nutrisinya, pola makannya, latihannya yang itu harus dilatih jauh-jauh hari," bebernya.
Baca Juga : Jemaah Haji Wajib Waspada Heat Stroke, Simak Saran Dokter dan BMKG
Terkait hal itu, Indra mengaku telah mengajukan biaya keperluan selama pelatihan ke KONI Kabupaten Malang. Sedangkan KONI pendanaannya bersumber dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora ) Kabupaten Malang. Sementara anggaran dari Dispora dikabarkan tak kunjung cair.
"Sedangkan pengeluaran kami itu terus-menerus. Porprov kali ini tidak seperti Porprov sebelum-sebelumnya. Porprov bulan Juni (2025), tapi sampai saat ini kami tidak ada bantuan biaya apapun," keluhnya.
Lantaran kurang adanya perhatian dari pihak terkait itulah, Indra akhirnya terpaksa melihat para atletnya mengkonsumsi ayam tiren. Meskipun itu baginya sangat miris.
"Inisiatif nomor satu di binaraga itukan harus menjaga pola makan termasuk terkait kebutuhan nutrisi bagi para atlet. Tapi ada atlet yang masih berstatus pelajar, ada juga yang masih kuliah," ujarnya.
Kondisi sebagian atlet yang masih berstatus pelajar itulah yang membuat Indra dan para atletnya tak bisa berbuat banyak. Pada akhirnya para atlet tersebut terpaksa mengkonsumsi ayam tiren. Mengingat harga daging sapi dan ayam di pasaran memang masih tergolong mahal bagi para pelajar.
"Uang saku mereka kalau untuk keperluan menjaga pola makan saja kurang. Uang saku sekolah cuma sekitar Rp 10 ribu, mau kami paksakan beli ayam untuk 1 kilogram saja mereka tidak mampu," tuturnya.
Terkait hal ini, Indra berharap pihak terkait termasuk KONI dan Dispora Kabupaten Malang segera memberikan anggaran yang diperlukan kepada para atlet binaraga. Termasuk untuk memenuhi keperluan biaya pelatihan jelang Porprov Jatim ke-IX pada Juni 2025 mendatang.
"Harapan kami, ada perhatian dari pemerintah. Padahal kami juga sudah dua kali juara umum di ajang Porprov Jatim, membawa nama Kabupaten Malang," ujarnya.
Menanggapi hal ini, Ketua KONI Kabupaten Malang H. Rosyidin mengaku telah berupaya maksimal. Termasuk berkoordinasi dengan Dispora Kabupaten Malang. Koordinasi tersebut terjalin sebelum para atlet binaraga tersebut terpaksa mengkonsumsi ayam tiren.
Namun, hingga kini biaya untuk persiapan Porprov Jatim ke-IX belum diterima KONI. Meskipun sebelumnya Rosyidin mengaku telah menindaklanjuti ke Dispora Kabupaten Malang agar Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) untuk para atlet tersebut segera dicairkan.
"Saya selalu koordinasi dengan Dispora (Kabupaten Malang) supaya dana termasuk untuk puslat (pemusatan latihan) segera dicairkan. Tapi sampai saat ini belum juga turun dananya, itukan prosesnya DPA, artinya kan di Dispora," pungkas Rosyidin saat dikonfirmasi JatimTIMES, Sabtu (3/5/2025).