free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Agama

Mengenal Haji Mardud Beserta Ciri-cirinya, Waspada Tanda Haji Ditolak Allah SWT

Penulis : Mutmainah J - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi jamaah haji. (Foto dari Pixabay)

JATIMTIMES - Setiap jemaah haji tentunya mendambakan gelar sebagai haji yang mabrur. Haji mabrur merupakan istilah untuk haji yang diterima oleh Allah SWT, di mana setiap langkah dan amalan yang dilakukan selama perjalanan haji didasari dengan niat yang tulus dan ikhlas. 

Harapannya, setelah menyelesaikan ibadah haji, seseorang dapat meraih keberkahan dalam kehidupan sehari-hari serta memperoleh pengampunan atas dosa-dosanya. Haji mabrur juga mencerminkan perubahan spiritual, di mana jemaah haji menjadi lebih dekat dengan Allah SWT dan lebih peduli terhadap sesama.

Baca Juga : Luna Maya dan Maxime Gelar Siraman Jelang Pernikahan Besok

Namun, di balik harapan untuk mendapatkan gelar haji mabrur, perlu juga diwaspadai adanya haji mardud. Apakah itu? Berikut pengertian dan ciri-cirinya:

Pengertian Haji Mardud

Dilansir dari Wikipedia, Haji Mardud atau Haji Maz'ur merupakan lawan dari Haji Makbul atau haji yang dikabulkan. Jadi, pengertian dari Haji Mardud adalah haji yang ditolak oleh Allah, karena dalam melakukannya banyak dicampuri dosa dan keharaman, misalnya mengerjakan haji dengan perbekalan dari usaha haram (korupsi). Dan, tidak ada pahala bagi orang-orang yang mengerjakan haji dari hasil yang haram. Dalam kasus haji seperti ini, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"ketika orang haji dengan nafkah haram keluar, kemudian di berseru : Aku datang memenuhi panggilan-Mu, maka datanglah jawaban dari langit : Tidak engkau tidak memenuhi panggilan, perbekalanmu haram, nafkahmu haram, hajimu penuh dosa, tidak berpahala," sabda Nabi Muhammad SAW. 

Dan, dalam sabda lain-nya, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam muslim, Nabi Muhammad SAW. bersabda:

"Tidak ada talbiyah bagimu dan tidak ada pula keberuntungan atasmu karena makananmu haram, pakaianmu haram dan hajimu ditolak" sabda Nabi Muhammad SAW. 

Ciri Amalan Ibadah Haji Ditolak Oleh Allah

Menyadur laman BPKH, KH Ahmad Chodri Romli dalam bukunya yang berjudul “Ensiklopedi Haji dan Umrah” menjelaskan beberapa hal yang mungkin membuat Allah tak menerima ibadah hajinya.

Pengertian ini juga bisa menjadi tolak ukur untuk mengenali ciri-ciri haji mardud, meskipun hal ini tak dijelaskan secara jelas dan lengkap. Berikut ulasannya:

1. Kemungkinan niatnya salah, misal niatnya hanya untuk status sosial dalam masyarakat atau riya yaitu ingin dipuji dan dihormati dan bahkan untuk mencari popularitas.

2. Kemungkinan bekalnya yang kurang bersih dari perkara haram, seperti yang disebutkan dalam penjelasan di atas.

Baca Juga : Cuaca Jatim 5-11 Mei: Ada Potensi Hujan Petir dan Angin Kencang, Ini Daerah yang Harus Diwaspadai

3. Kemungkinan dalam menjalankan manasik haji tak sesuai dengan syariat, seperti tidak belajar manasik, juga tidak rajin dalam mengikuti bimbingan.

4. Atau mungkin selama menunaikan ibadah haji, masih membawa kebiasaan bermuatan dosa dan maksiat juga lain sebagainya.

Menurut Kiai Chodri, sebelum berangkat memenuhi undangan Nabi Ibrahim AS ini, sebaiknya disimak dan dihayati dulu sabda Nabi Muhammad SAW sebagaimana keterangan di al-Khatib yang bersumber dari Anas bin Malik RA.

“Apabila sudah tiba akhir zaman, ada empat jenis orang menjalankan ibadah haji. Mereka ada para penguasa menjalankan ibadah haji berhaji untuk berpesiar dan rekreasi. 

Orang kaya para hartawan berhaji untuk kepentingan peringat perniagaan. 

Orang miskin menunaikan haji untuk mengemis, para ulama menunaikan haji untuk mendapatkan popularitas.”

Jadi, haji mardud adalah haji yang ditolak ibadahnya Allah karena banyak dicampuri dosa dan segala sesuatu yang didapat dengan cara yang haram, misalnya pergi haji dengan uang dari usaha haram atau korupsi. 

Oleh karena itu, penting bagi setiap orang yang akan melakukan haji untuk memahami ciri-ciri haji mardud dan menghindari untuk melakukan haji yang tidak sah. Dengan melakukan haji dengan benar dan tulus, seseorang akan mendapat pahala dan kebahagiaan di akhirat.