JATIMTIMES - Berbicara tentang gangguan kesehatan pada anak, salah satu yang sering dialami adalah pusing dan sakit kepala. Anak-anak sering mengalami pusing dan sakit kepala seperti migrain atau sakit kepala akibat stres (sakit kepala tegang). Namun, hal ini menjadi cukup berbahaya, apabila si buah hati mengalami pusing dan sakit kepala setiap hari (sakit kepala kronis), sehingga membutuhkan pengobatan dengan segera. Prevalensi sakit kepala pada anak-anak cukup tinggi, dengan perkiraan antara 17% hingga 90%.
PAFI dengan alamat website https://pafi.co.id adalah salah satu organisasi kesehatan terbesar di Indonesia, yang sangat peduli dengan kesehatan masyarakat. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia berusaha dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi melalui penelitian dan inovasi. Dengan dukungan organisasi, ahli farmasi dapat berkontribusi dalam pengembangan obat, pelayanan farmasi, serta teknologi kesehatan yang dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia.
Baca Juga : Kenali Penyebab Gusi Bengkak pada Orang Dewasa, PAFI Berikan Solusi Pengobatan
Organisasi kesehatan PAFI aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyebab pusing dan sakit kepala pada anak, serta rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya.
Apa saja faktor penyebab terjadinya pusing dan sakit kepala pada anak?
Dilansir dari laman PAFI, pusing dan sakit kepala pada anak merupakan gejala yang bisa berasal dari berbagai penyebab mulai dari faktor ringan seperti kurang tidur dan stres hingga kondisi medis yang lebih serius seperti migrain atau trauma kepala. Observasi dan penanganan yang tepat sangat diperlukan untuk memastikan kesehatan anak tetap terjaga. Berikut adalah beberapa faktor penyebab utama terjadinya pusing dan sakit kepala pada anak yang perlu diperhatikan meliputi:
1. Stres dan tekanan emosional
Anak-anak juga bisa mengalami stres akibat berbagai faktor, seperti masalah di sekolah, misalnya tekanan akademik, tugas yang menumpuk, atau konflik dengan teman sebaya. Masalah di rumah, seperti pertengkaran orang tua, perceraian, atau perhatian yang kurang. Perasaan cemas dan takut, misalnya takut gagal atau takut menghadapi situasi sosial. Stres ini dapat memicu sakit kepala tegang (tension headache) dan pusing karena otot-otot kepala dan leher menjadi tegang.
2. Kurang tidur dan pola tidur tidak teratur
Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk kesehatan anak. Kurang tidur atau tidur yang tidak teratur dapat menyebabkan gangguan fungsi otak, sehingga anak mudah merasa pusing dan sakit kepala. Anak yang sering begadang atau tidur larut malam juga lebih rentan mengalami masalah ini.
3. Adanya cedera di kepala
Anak yang mengalami benturan atau cedera kepala, baik karena jatuh, kecelakaan, atau benturan saat bermain, berisiko mengalami pusing dan sakit kepala. Gejala ini bisa menjadi tanda gegar otak atau cedera serius lain yang memerlukan pemeriksaan medis segera.
4. Dehidrasi dan kelelahan akibat aktivitas fisik berlebihan
Anak yang kurang minum air putih atau mengalami dehidrasi bisa mengalami pusing dan sakit kepala karena volume darah berkurang dan suplai oksigen ke otak terganggu. Selain itu, pola makan yang tidak teratur, melewatkan sarapan, atau mengonsumsi makanan tertentu yang mengandung zat aditif (seperti MSG, pewarna makanan, kafein) juga dapat memicu sakit kepala. Selain itu, anak yang terlalu lelah akibat aktivitas fisik yang berat tanpa istirahat cukup juga rentan mengalami pusing dan sakit kepala. Kelelahan otot dan penurunan kadar gula darah dapat menjadi penyebabnya.
5. Adanya masalah penglihatan
Anak yang mengalami gangguan penglihatan, seperti rabun jauh atau astigmatisme, sering memaksakan mata untuk fokus, sehingga menyebabkan ketegangan otot mata yang berujung pada sakit kepala dan pusing. Penggunaan gadget atau menonton televisi dalam waktu lama tanpa jeda juga memperburuk kondisi ini.
Baca Juga : Kenali Penyebab Panas Dalam pada Anak, PAFI Berikan Solusi Pengobatan
6. Kondisi medis lainnya
Faktor terakhir yang menyebabkan pusing dan sakit kepala pada anak adalah kondisi medis yang cukup serius seperti tumor otak, perdarahan otak, tekanan darah tinggi hingga gangguan neurologis lainnya. Jika disertai gejala seperti muntah hebat, kejang, gangguan penglihatan, kelemahan anggota tubuh, atau penurunan kesadaran, hal ini berbahaya dan membutuhkan pengobatan medis segera.
Apa saja obat yang tepat untuk mengobati pusing dan sakit kepala pada anak?
PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyebab utama dari pusing dan sakit kepala pada anak. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala pusing dan sakit kepala pada anak serta membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:
1. Parasetamol
Paracetamol adalah obat pereda nyeri dan penurun demam yang paling sering digunakan untuk anak-anak. Obat ini bekerja dengan menghambat produksi hormon prostaglandin yang menyebabkan nyeri dan demam. Paracetamol tersedia dalam bentuk sirup, tablet kunyah, dan supositoria, sehingga bisa disesuaikan dengan kemampuan anak untuk mengonsumsi obat. Dosis akan diberikan oleh apoteker dengan menyesuaikan usia dan berat badan anak.
2. Ibuprofen
Ibuprofen termasuk golongan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang juga efektif meredakan sakit kepala dan pusing pada anak. Ibuprofen bekerja dengan menghambat enzim yang memicu peradangan dan nyeri. Obat ini tersedia dalam bentuk cair, tablet kunyah, dan kapsul, dan dapat diberikan setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan.
Selain mengonsumsi obat-obatan, beberapa cara lain untuk mengobati gejala pusing dan sakit kepala pada anak adalah minum banyak air putih untuk menghindari dehidrasi dan mengonsumsi air jahe hangat. Air jahe hangat di tambah madu memiliki khasiat yang baik untuk mengobati sakit kepala, mual dan pusing pada anak. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker agar mendapatkan rekomendasi obat serta dosis yang sesuai.