JATIMTIMES - Kasus infeksi Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Malang per Mei 2025 menyentuh angka 389 kasus dengan 3 kasus kematian. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.
Sebelumnya, kasus DBD di Kota Malang pada tahun 2023 sebanyak 462 kasus dengan 4 kematian. Kemudian tahun 2024, kasus melonjak hingga 777 dengan 4 kematian.
Baca Juga : Penegakan Perda Lemah, DPRD Kota Malang Minta Kepala Daerah Lebih Tegas
“Kami masih mendalami apakah ketiganya meninggal murni karena DBD atau ada komorbid,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif, Selasa (13/5/2025).
Husnul menjelaskan bahwa infeksi DBD adalah penyakit yang berpotensi menjadi wabah jika tak segera ditangani. Bahkan, DBD merupakan penyakit menular dan berpotensi menjadi wabah jika penanganan tidak dilakukan secara menyeluruh.
“Infeksi DBD menimbulkan risiko wabah sehingga pengendalian harus dilakukan sejak dini,” ujar Husnul.
Oleh karena itu, Husnul mengimbau kepada masyarakat untuk membasmi sarang nyamuk aedes aegypti. Salah satunya dengan cara 3M Plus, yakni menguras, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Terakhir, sebisa mungkin menghindari gigitan nyamuk.
Baca Juga : Kickboxing Kota Malang Siap Tempur di Porprov IX Jatim 2025
“Masyarakat juga dianjurkan menggunakan lotion anti nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik dan mengenali gejala dini DBD agar segera mendapatkan penanganan medis,” tutur Husnul.
Saat ini, Dinkes Kota Malang juga menggencarkan kampanye Malang Resik, Gak Ono Jentik di Kota Malang. Setiap kader digerakkan untuk memantau 10 rumah di wilayahnya untuk memastikan tak ada jentik nyamuk.
