free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Agama

Mukjizat Air dan Makanan, Ketika Rasulullah SAW Menjawab Kehausan dan Kelaparan Para Sahabat

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi (ist)

JATIMTIMES - Di tengah perjalanan panjang di bawah terik gurun yang membakar, rombongan Rasulullah SAW dan para sahabat pernah mengalami kehausan yang luar biasa. Dalam kondisi tanpa setetes air pun tersisa, justru keajaiban dari langit terjadi dan membuktikan kasih sayang Allah SWT melalui utusan-Nya.

Mengutip kisah dari buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW karya Fuad Abdurahman, peristiwa ini bermula dari perjalanan jauh Rasulullah bersama para sahabat. Saat itu mereka benar-benar kehabisan air. Di tengah kehausan yang mencekik, Rasulullah SAW memberikan perintah kepada dua sahabat terdekatnya, Ali ibn Abi Thalib dan Zubair ibn Al-Awwam.

Baca Juga : Cegah Penipuan IKD, Bupati Blitar Tegaskan Aktivasi Hanya Melalui Kanal Resmi

“Nanti kalian akan bertemu seorang wanita yang menunggang unta, ia membawa dua geribah (wadah air). Bawalah dua geribah itu kepadaku,” pesan Rasulullah SAW.

Benar saja, sebagaimana disabdakan beliau, Ali dan Zubair menemukan seorang perempuan dengan unta yang membawa air. Awalnya, perempuan itu ragu dan bertanya, “Siapakah Rasulullah itu? Apakah ia yang meninggalkan ajaran nenek moyangnya?”.

Ali menjawab lembut, “Beliau adalah utusan Allah.”

Setelah terjadi perbincangan, perempuan itu setuju untuk menemui Rasulullah SAW. Di hadapan beliau, air dari dua geribah miliknya dipindahkan ke dalam bejana. Rasulullah lalu memanjatkan doa sesuai kehendak Allah. Secara ajaib, air dalam bejana itu menjadi melimpah. Para sahabat mengisi penuh kantong-kantong air mereka.

Tak hanya itu. Sebagai bentuk terima kasih, Rasulullah SAW meminta kain milik perempuan tersebut dibentangkan. Para sahabat pun mengisi kain itu dengan makanan hingga penuh. Rasulullah bersabda, “Pergilah! Sungguh kami tidak mengambil airmu sedikit pun, tetapi Allah-lah yang memberi kesegaran kepada kami.”

Perempuan itu pun kembali pulang dengan bekal penuh dan hati yang penuh tanya. Kepada keluarganya, ia berkata, “Aku bertemu seseorang yang luar biasa. Jika bukan seorang tukang sihir yang hebat, maka sungguh ia adalah utusan Allah.”

Kisah pertemuannya dengan Rasulullah menggugah hati keluarganya. Mereka pun akhirnya datang menemui Rasulullah dan memeluk Islam.

Baca Juga : Dakwah Tanpa Pedang: Strategi Maulana Malik Ibrahim Membangun Islam Jawa

Mukjizat Rasulullah SAW tak hanya berhenti pada air. Saat Perang Khandaq, sahabat Jabir ibn Abdullah juga pernah menyaksikan keajaiban serupa. Jabir meminta istrinya menyiapkan makanan untuk Rasulullah, meski hanya memiliki seekor kambing kurus dan beberapa potong roti.

Namun saat diberi tahu, Rasulullah justru mengajak seluruh sahabatnya untuk ikut makan bersama. “Katakan pada istrimu, jangan membuka tutup panci dan menghidangkan rotinya hingga aku datang,” pesan beliau.

Saat Rasulullah tiba, makanan sederhana itu ternyata cukup untuk mengenyangkan seluruh pasukan. Bahkan keluarga Jabir pun masih bisa ikut menikmatinya. Sebuah keberkahan luar biasa yang hanya mungkin terjadi atas izin Allah SWT.

Kisah-kisah ini bukan sekadar cerita sejarah. Ia menjadi pengingat bahwa mukjizat adalah bukti cinta dan pertolongan Allah kepada Rasul-Nya dan juga kepada umat yang setia di jalan-Nya. Di tengah keterbatasan, keajaiban hadir. Di balik rasa haus dan lapar, datang keberkahan yang tak terduga.