JATIMTIMES - Nabi Yaqub AS, sosok yang dikenal sangat dekat dengan malaikat maut, memiliki kisah yang mendalam tentang pertemuannya dengan malaikat yang bertugas mencabut nyawa. Dalam perjalanan hidupnya, Nabi Yaqub meminta agar diberikan isyarat sebelum ajal menjemputnya.
Kisah ini tidak hanya menjadi pelajaran tentang takdir, tetapi juga menunjukkan kedekatannya dengan malaikat maut, yang telah menjadi sahabat dalam perjalanan hidupnya.
Baca Juga : Menjemput Cahaya Islam: Pengembaraan Raden Patah dan Raden Kusen
Mengutip dari buku Misteri Kehidupan Alam Barzakh karya Ipnu Rinto Nugroho, diceritakan bahwa suatu ketika malaikat maut datang untuk mengunjungi Nabi Yaqub. Dengan penuh rasa ingin tahu, Nabi Yaqub bertanya, "Wahai malaikat maut, engkau datang kemari untuk bertamu ataukah untuk mencabut ruhku?"
Malaikat maut, dengan sikap penuh kesantunan, menjawab, "Aku datang hanya untuk bertamu."
Tetapi, Nabi Yaqub tidak puas dengan jawaban itu. Ia meminta kepada malaikat maut untuk memberinya tanda sebelum akhirnya ajalnya tiba. "Aku tahu engkau mencabut nyawa, tetapi akan lebih baik jika engkau memberiku isyarat terlebih dahulu," katanya.
Malaikat maut yang merasa terhormat atas permintaan Nabi Yaqub, setuju dan berjanji untuk memberikan dua atau tiga tanda sebagai pertanda bahwa ajal sudah dekat. Tak lama setelah itu, malaikat maut kembali mendatangi Nabi Yaqub, kali ini dengan niat yang berbeda. Ia tidak hanya datang untuk sekedar bertamu, melainkan untuk memenuhi janjinya.
Nabi Yaqub pun bertanya lagi, "Apa tujuan kedatanganmu kali ini? Apakah engkau hanya untuk bertemu lagi seperti biasanya?"
Malaikat maut menjawab, "Tidak, kali ini aku datang untuk mencabut nyawamu."
Mendengar jawaban tersebut, Nabi Yaqub pun terkejut. Ia kemudian mengingatkan malaikat maut tentang permintaannya sebelumnya, "Bukankah aku sudah meminta padamu untuk memberiku isyarat sebelum engkau mencabut nyawaku?"
Baca Juga : Patapan: Hadiah Raja Majapahit untuk Maulana Malik Ibrahim
Malaikat maut menjelaskan dengan lembut, "Aku sudah mengirimkan tiga isyarat yang kau tunggu-tunggu, bahkan lebih dari satu."
Tiga isyarat tersebut menjadi tanda yang tak terbantahkan dari Allah SWT bahwa ajal sudah dekat. Tanda pertama adalah uban pada rambut Nabi Yaqub yang mulai memutih, kedua, tubuhnya yang mulai rapuh dan mudah lelah, serta yang ketiga, tubuhnya yang semakin membungkuk, tak mampu lagi untuk tegak berdiri.
Rambut yang mulai memutih menjadi simbol takdir yang tak terhindarkan. Uban pada rambut Nabi Yaqub bukan hanya sekadar perubahan fisik, tetapi juga menjadi tanda jelas bahwa waktu hidupnya di dunia sudah mendekati akhir.
Isyarat dari malaikat maut ini menjadi pengingat bagi setiap umat manusia, bahwa tanda-tanda kematian tidak selalu datang secara langsung, namun bisa datang dalam bentuk perubahan fisik yang tak terelakkan.
Kisah ini mengajarkan tentang pentingnya mempersiapkan diri menghadapi akhir hayat. Sebagaimana Nabi Yaqub yang mengetahui dan menerima tanda-tanda tersebut, kita pun seharusnya dapat mengenali tanda-tanda kehidupan kita yang semakin dekat dengan ajal. Seperti yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam hadisnya, "Kebahagiaan yang paling bahagia ialah panjang umur dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala" (HR Ad-Dailami dan Al-Qodho’i).