free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pemerintahan

Puguh DPRD Jatim Sebut Pendidikan Karakter Jadi Modal Wujudkan Jatim Cerdas

Penulis : Ashaq Lupito - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur Puguh Wiji Pamungkas bersama ratusan guru di Malang saat menebar kampanye pentingnya saling kolaborasi untuk pendidikan karakter dalam mewujudkan Jatim Cerdas yang berlangsung pada Jumat (13/6/2025). (Foto: Puguh for JatimTIMES)

JATIMTIMES - Anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur Puguh Wiji Pamungkas menyebut, isu kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi sangat penting untuk dijadikan sebagai platform kebijakan. Hal itu lantaran turut mempertimbangkan Jawa Timur yang saat ini memiliki jumlah penduduk terbesar kedua setelah Jawa Barat.

"Oleh karena itu, Pemprov Jatim (Pemerintah Provinsi Jawa Timur) melakukan tata kelola pembangunan melalui Nawa Bhakti Satya. Salah satunya berada di sektor pendidikan dengan istilah Jatim Cerdas," ujar Puguh kepada JatimTIMES, Sabtu (14/6/2025).

Baca Juga : Anggota DPRD Pertanyakan Perizinan hingga Pajak Wisata Florawisata Santerra, Wacana Penyegelan Menuai Penolakan Pedagang

Di sisi lain, disampaikan Puguh, kemajuan teknologi dan perubahan zaman turut memberi kontribusi bagi terjadinya pergeseran nilai. Paling tidak hal itu disebabkan karena adanya perubahan moralitas dan permisivisme yang kini turut menjadi masalah serius.

"Ada beberapa masalah pendidikan di Jawa Timur, di antaranya soal disparitas kualitas pendidikan antar daerah maupun antar lembaga pendidikan," ujarnya.

Selain itu, kualitas dan kuantitas guru serta tenaga didik juga turut menjadi masalah pendidikan di Jawa Timur. Kemudian, sarana dan prasarana pendidikan di Jawa Timur juga masih sangat jauh jika dibandingkan dengan negara-negara maju.

"Budaya patriarki dan diskriminatif yang masih terjadi, termasuk invasi budaya asing yang tidak terbendung juga termasuk permasalahan yang harus diantisipasi," ujarnya.

Puguh menyebut, permasalahan karakter yang cukup serius tidak hanya terjadi di Jawa Timur. Namun juga turut dialami di negara-negara maju.

Misalnya Amerika Serikat, di Philadelphia hari ini mendapatkan julukan sebagai Kota Zombie. Penyebabnya karena mayoritas orang yang ada di sana memiliki perilaku seperti zombie akibat kecanduan narkoba.

Bergeser ke Asia, Korea Selatan dan Jepang hari ini terjadi fenomena anak-anak muda tidak mau menikah meski sudah berusia matang dan telah mapan. Bahkan, anak muda di sana ada yang lebih memilih menikah dengan boneka.

Permasalahan tersebut menyebabkan kekhawatiran yang serius bagi bangsanya terkait kesiapan generasi penerus. Sedangkan di Jawa Timur, masalah karakter ini juga menjadi bahasan yang cukup serius. 

Baca Juga : Sejarawan: Surabaya Kota Pahlawan Sebagai Dapur Nasionalisme 

"Munculnya beberapa kasus seperti bullying, kekerasan, tawuran, perilaku menyimpang, asusila, dan semakin maraknya permisivisme menjadi potret bahwa pendidikan karakter di Jawa Timur menjadi hal yang penting untuk terus di kawal," beber Puguh.

Merujuk dari data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), angka kekerasan anak di Jatim jumlahnya masih cukup tinggi. Terbukti, di sepanjang tahun 2023, sedikitnya ada 1.531 kasus dan 1.103 kasus di tahun 2024 yang meliputi kekerasan fisik, psikis, asusila, eksploitasi, penelantaran hingga human trafficking.

"Menurut saya, pendidikan karakter adalah pekerjaan yang membutuhkan kolaboratif dan sinergi bagi seluruh komponen bangsa," ujarnya.

Bagi Puguh, pendidikan karakter tersebut sudah selazimnya dimulai dari dalam rumah. Termasuk pada jenjang pendidikan paling bawah hingga pendidikan tinggi.

"Selain itu juga harus terus di kampanyekan. Bukan hanya oleh guru, namun oleh semua elemen bangsa," pungkasnya.