JATIMTIMES - Setiap Muslim yang berangkat ke Tanah Suci tentu berharap ibadah hajinya diterima oleh Allah SWT dan menjadi haji mabrur. Harapan ini bukan tanpa alasan. Dalam hadits sahih disebutkan bahwa haji mabrur dijanjikan ganjaran surga.
Seiring dengan berakhirnya puncak ibadah haji 2025, para jemaah haji Indonesia mulai pulang secara bertahap ke Tanah Air sejak Rabu, 11 Juni 2025. Banyak di antara mereka yang menanti-nanti apakah hajinya termasuk kategori mabrur atau tidak.
Dalam hadits riwayat Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda:
الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
"Tidak ada balasan (yang pantas diberikan) bagi haji mabrur kecuali surga.” (HR Bukhari)
Apa Itu Haji Mabrur?
Istilah “mabrur” berasal dari kata al-birr yang berarti kebaikan atau ketaatan. Artinya, haji mabrur adalah ibadah haji yang dijalankan dengan sepenuh hati, tulus, dan tanpa disertai perbuatan dosa.
Baca Juga : Jemaah Haji Jatim Berangsur Pulang, 3 Kloter Perdana Tiba di Surabaya Hari Ini
Imam Nawawi menjelaskan bahwa haji mabrur adalah ibadah yang bersih dari segala bentuk kemaksiatan.
قَالَ النَّوَوِيّ ... وَالْأَصَحّ الْأَشْهَر أَنَّ الْحَجّ الْمَبْرُور الَّذِي لَا يُخَالِطهُ إِثْم مَأْخُوذ مِنْ الْبِرّ وَهُوَ الطَّاعَة
"Yang paling sahih dan terkenal adalah bahwa haji mabrur adalah haji yang tidak tercampur dosa, diambil dari kata al-birr yaitu ketaatan." (Syarhus Suyuthi li Sunan an-Nasa’i, Juz V, hlm 112)
Ciri-Ciri Haji Mabrur
Beberapa ulama memberi keterangan tambahan mengenai tanda-tanda orang yang hajinya mabrur. Salah satu indikatornya adalah perubahan perilaku setelah pulang dari haji. Ia menjadi pribadi yang lebih baik dan menjauhi perbuatan dosa.
وَقِيلَ : هُوَ الْمَقْبُولُ الْمُقَابَلُ بِالْبِرِّ وَهُوَ الثَّوَابُ، وَمِنْ عَلَامَةِ الْقَبُولِ أَنْ يَرْجِعَ خَيْرًا مِمَّا كَانَ وَلَا يُعَاوِد الْمَعَاصِي
"Haji mabrur adalah haji yang diterima dan dibalas dengan pahala. Tanda-tandanya adalah seseorang kembali menjadi lebih baik dan tidak lagi mengulangi dosa."
Ada juga pendapat yang menyebut bahwa haji mabrur adalah ibadah haji yang tidak disertai riya (pamer) dan tidak diikuti dengan maksiat setelahnya.
وَقِيلَ هُوَ الَّذِي لَا رِيَاءَ فِيهِ وَقِيلَ : هُوَ الَّذِي لَا يَتَعَقَّبهُ مَعْصِيَةٌ وَهُمَا دَاخِلَانِ فِيمَا قَبْلهُمَا
"Ada yang mengatakan haji mabrur adalah yang tidak ada riya di dalamnya, dan ada pula yang mengatakan tidak diikuti maksiat. Keduanya termasuk dalam pengertian sebelumnya."
Al-Qurthubi dalam tafsirnya menyampaikan bahwa semua pendapat mengenai haji mabrur tersebut pada dasarnya saling melengkapi. Intinya, haji mabrur adalah ibadah yang dijalankan sesuai dengan tuntunan syariat secara sempurna.
Baca Juga : Tawangalun, Sang Macan Putih dari Blambangan
قَالَ الْقُرْطُبِيُّ ... وَأَنَّهُ الْحَجُّ الَّذِي وُفَّتْ أَحْكَامُه وَوَقَعَ مَوْقِعًا لِمَا طُلِبَ مِنْ الْمُكَلَّف عَلَى وَجْهِ الْأَكْمَلِ
"Al-Qurthubi berkata: Semua pendapat tentang haji mabrur saling berkaitan. Haji mabrur adalah ibadah yang dijalankan secara sempurna sesuai syariat." (Syarhus Suyuthi, Juz V, hlm 112)
Meski berbagai tanda bisa diamati, penyematan gelar "mabrur" sepenuhnya merupakan hak prerogatif Allah SWT. Namun, seseorang yang hajinya mabrur biasanya menunjukkan perubahan positif dalam kehidupannya.
Dilansir NU Online, setidaknya ada tiga ciri haji mabrur sebagaimana dijelaskan dalam hadits:
• Santun dalam berbicara (ṭayyibul kalām)
• Menebar kedamaian (ifsya’us salām)
• Peduli sosial, seperti memberi makan orang yang membutuhkan (iṭ‘āmuth-ṭa‘ām)
Hal ini disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya:
قالوا: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ؟ قال: "إِطْعَامُ الطَّعَامِ، وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ"
"Para sahabat bertanya, 'Wahai Rasulullah, apa itu haji mabrur?' Beliau menjawab: 'Memberi makan dan menebar salam.'"
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga menyebut:
سئل النبي ما بر الحج قال إطعام الطعام وطيب الكلام
"Rasulullah ditanya tentang haji mabrur, lalu beliau menjawab: Memberi makan dan berbicara dengan lemah lembut."
Dari penjelasan di atas, disimpulkan haji mabrur bukan hanya membawa kebaikan pada diri pelakunya, tapi juga berdampak pada lingkungan sekitar.
Demikian penjelasan serta tanda atau ciri-ciri haji mabrur. Semoga informasi ini bermanfaat.