free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Cerita Mahasiswa STIE Malangkuçeçwara Sukses Magang 1 Tahun di Jepang : Punya Tabungan Hingga 2 Digit

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Fransiska Prisilia Within, mahasiswa STIE Malangkucecwara prodi Manajemen angkatan 2021 (Anggara Sudiongko/MalangTimes)

JATIMTIMES - Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Malangkucecwara atau yang dulu Akademi Bank Malang (ABM), Chintami Putri Aurelia Watungadha dan Fransiska Prisilia Within, berhasil menyelesaikan program magang internasional di Jepang selama satu tahun. Prestasi ini tidak hanya memberikan pengalaman kerja lintas negara yang berharga, tetapi juga menghasilkan pendapatan yang signifikan.

Perjalanan magang Fransiska dimulai setelah mereka mendapat rekomendasi dari Chintami. Dan Fransiska mempunyai seorang teman bernama Eki, yang sebelumnya mengikuti program student exchange ke Jepang. Eki mengajak mereka untuk bergabung dalam program magang tersebut, yang tidak hanya tentang bekerja, tetapi juga belajar bahasa Jepang.

Baca Juga : Ekspor 8 Ribu Pasang Alas Kaki ke Kuwait, Bank Jatim Support Nasabah Binaan

"Awalnya, Eki ngajak kita berangkat bareng ke Jepang. Kita mulai belajar bahasa Jepang selama sekitar 10 bulan, mulai dari nol. Setelah itu, kami berhasil mendapatkan pekerjaan di perusahaan Jepang," ungkap Fransiska.

Namun, perjalanan mereka untuk menuju Jepang tidaklah mudah. Mereka harus menghadapi proses dokumen dan asah kemampuan yang memakan waktu hampir setahun sebelum akhirnya bisa berangkat sekitar Maret 2024. Begitu tiba di Jepang dan mendapatkan perusahaan, mereka ditempatkan di daerah yang jauh dari perkotaan, memaksa mereka untuk hidup mandiri dan beradaptasi dengan lingkungan yang sebagian besar dihuni oleh warga lansia.

Tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah beradaptasi dengan kehidupan di perkampungan yang jauh dari fasilitas perkotaan. Mereka belajar hidup mandiri dengan berhemat, karena jarak yang jauh dari pusat perbelanjaan membuat mereka terbiasa belanja di minimarket, yang memberikan peluang untuk menabung lebih banyak.

Selain itu, magang di Jepang mengajarkan mereka banyak hal, salah satunya adalah kedisiplinan yang tinggi. "Di Indonesia, kita sering kali terlambat, apalagi di Malang. Tapi di Jepang, kami harus selalu hadir di tempat kerja minimal setengah jam sebelum jam kerja dimulai, yang artinya disiplin waktu jadi sangat penting," jelas Fransiska.

Di sana, mereka juga mempraktikkan bahasa yang telah mereka pelajari, tidak hanya bahasa Jepang, tetapi juga bahasa Inggris dan bahkan bahasa Cina, karena sering bertemu dengan pelanggan dari luar negeri. Awalnya merasa gugup bertemu dengan orang asing, namun kini mereka merasa lebih percaya diri dan terbiasa berinteraksi dalam berbagai bahasa.

Selain pengalaman bekerja di lingkungan yang berbeda, magang di Jepang juga membawa manfaat finansial yang tak kalah penting. Chintami dan Fransiska berhasil mengumpulkan pendapatan hingga dua digit selama magang, yang sebagian besar berasal dari penghematan hidup di daerah terpencil yang jauh dari pusat kota.

"Karena tempat kami jauh dari kota, kami bisa menabung lebih banyak. Kami juga belajar untuk lebih disiplin dan mengelola keuangan dengan bijak," tambah mahasiswa Prodi Manajemen angkatan 2021 ini.

Baca Juga : Jadwal Laga Indonesia vs China, Lengkap Link Siaran Langsung 

Selama magang di sebuah perusahaan di Jepang, terdapat apresiasi dari pihak perusahaan yang kemudian mereka mampu untuk menabung bahkan hingga nominal dua digit. Ini membuktikan bahwa magang tidak hanya memberikan pengalaman profesional yang berharga, tetapi juga memberikan kesempatan untuk menghasilkan uang, bahkan bagi mahasiswa yang tinggal di luar negeri dengan biaya hidup yang tinggi.

Setelah sukses dengan program magang ini, kedua mahasiswa STIE Malangkuçeçwara ini menerima tawaran untuk kembali bekerja di Jepang. Namun, mereka berencana untuk mencoba pengalaman kerja di Indonesia terlebih dahulu, sebelum akhirnya kembali ke Jepang dalam beberapa tahun mendatang untuk mengeksplorasi peluang baru di perusahaan lain.

"Rencana ke depan, kami ingin mencoba kerja di Indonesia dulu, menerapkan apa yang kami pelajari di Jepang. Mungkin setelah itu, kami kembali ke Jepang atau mencoba perusahaan lain di sana," ujar Fransiska, yang sangat antusias dengan pengalaman internasional ini.

Chintami juga menyampaikan bahwa kesempatan magang ini membuka jalan bagi mahasiswa ABM lainnya yang ingin belajar bahasa Jepang dan bekerja di Jepang tanpa perlu biaya tambahan yang besar. "ABM sudah membuka jalan bagi kami. Teman-teman yang ingin magang atau mengikuti program exchange bisa banget gabung ke ABM," katanya dengan semangat.

Pengalaman magang Chintami dan Fransiska di Jepang memberikan gambaran nyata bahwa magang internasional tidak hanya memberikan pengalaman kerja yang tak ternilai, tetapi juga peluang untuk memperoleh penghasilan yang signifikan. STIE Malangkuçeçwara telah berhasil membukakan peluang tersebut bagi mahasiswanya, membuktikan bahwa magang adalah langkah yang dapat membawa mahasiswa menuju karier yang lebih luas, sekaligus memberikan keuntungan finansial yang tak terduga.