free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Pelepasan Siswa Angkatan 47 MAN 1 Kota Malang: Sebuah Perayaan Perjalanan dan Kemandirian

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Tasyakuran Purnawiyata MAN 1 Kota Malang di Graha Cakrawala UM, (Anggara Sudiongko/ MalangTimes)

JATIMTIMES - Selasa (3/6/2025), MAN 1 Kota Malang melaksanakan Tasyakuran Purnawiyata untuk 357 siswa Angkatan 47, yang ini menandai selesainya perjalanan panjang para siswa. Momen ini bukan hanya sekedar seremoni, tetapi lebih kepada penghargaan terhadap keberhasilan para siswa dalam menjalani proses pendidikan yang tidak hanya mengutamakan nilai akademis, tapi juga proses pembentukan karakter.

Kepala MAN 1 Kota Malang, Dr. H. Sutirjo, M.Pd, mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada orang tua, guru, dan semua pihak yang turut andil dalam proses pendidikan siswa. Baginya, pendidikan lebih dari sekadar angka atau piagam penghargaan. Para siswa yang berhasil melewati masa-masa berat di sekolah ini menunjukkan keteladanan, kedisiplinan, dan yang lebih penting, konsistensi dalam menjaga ibadah.

3

Selama tiga tahun di MAN 1, para siswa tidak hanya menghabiskan waktu untuk belajar pelajaran akademik. Mereka juga dihadapkan pada berbagai pembentukan karakter, salah satunya adalah kebiasaan beribadah yang konsisten. Mulai dari sholat duha, dhuhur, hingga asar, kegiatan ini dilakukan dengan penuh pengawasan dan bimbingan dari guru yang sangat sabar. "Ketekunan dan istiqomah siswa dalam menjaga rutinitas ibadah ini menjadi sebuah prestasi tersendiri," katanya.

Baca Juga : Unisba Blitar Hidupkan Gagasan Generasi Muda Lewat Intellectual Insight Showcase

Tentu saja, prestasi akademik tidak luput dari perhatian. Dengan lebih dari 500 prestasi yang berhasil diraih, para siswa MAN 1 Kota Malang membuktikan bahwa mereka mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional. Beberapa siswa bahkan berhasil diterima di perguruan tinggi terkemuka seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Airlangga, dengan sebagian besar melalui jalur prestasi.

5

"Ini tentu menjadi sebuah kebanggaan bagi kami," ujarnya.

Pendidikan di MAN 1 Kota Malang bukan hanya tentang mencapai angka tertinggi atau menjadi juara. Lebih dari itu, ini adalah tentang membentuk pribadi yang mandiri, sehat, bahagia, ramah, dan bertanggung jawab. Sebagai generasi muda, mereka diharapkan dapat menjadi pemimpin yang mampu beradaptasi dengan beragam tantangan dunia yang semakin kompleks.

Salah satu hal yang juga tak kalah penting adalah inisiatif sosial yang muncul dari siswa sendiri. Mereka melaksanakan penggalangan dana dan mengumpulkan buku-buku untuk disalurkan kepada yang membutuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan di MAN 1 tidak hanya menekankan pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter sosial yang peduli terhadap sesama.

1

Asma Fithriyatun Nasyithah, salah satu siswa terbaik, berbagi kisah inspiratif tentang perjalanannya. Dengan dukungan dari para guru di MAN 1 Kota Malang, sekaligus berbagai program atau wadah yang disediakan, ia mampu berkembang dan mengasah kemampuan yang dimilikinya. "Saya adalah salah satu siswa dari kelas akselerasi, dan Alhamdulillah, saya diterima di Universitas Kedokteran Universitas Airlangga. Semua ini adalah hasil kerja keras bersama dengan orang tua dan guru," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Kemenag Kota Malang, Achmad Shampton, S.HI, M.Ag, menyampaikan pesan penting yang bisa menjadi pedoman hidup bagi para wisudawan dan wisudawati. "Semoga ilmu yang telah kalian terima selama ini dapat menjadi bekal yang berharga untuk meraih masa depan yang lebih baik. Kami berharap kalian dapat terus berkembang, menjadi pribadi yang lebih baik, dan senantiasa mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di sini," ungkapnya.

4

Beliau juga menekankan pentingnya menjaga ilmu. "Anak-anakku sekalian, saya ingin mengingatkan satu hal yang sangat penting. Jangan pernah menganggap guru kalian sebagai sosok yang telah pergi. Guru itu tidak pernah menjadi 'mantan'. Selama mereka mengajar, mereka akan selalu menjadi guru kita, dan doa-doa mereka akan terus mengalir untuk kalian," lanjutnya.

Pentingnya menjaga ilmu dan tidak sekadar menjadi pendongeng ilmu juga menjadi salah satu pesan utama yang disampaikan Kepala Kemenag. Ia mengutip sebuah hadis dari Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ibn Mas'ud: "Kunu lil'ilmi bu'ad wa la takunu lahurwad," yang artinya jadilah penjaga ilmu, jangan sekadar menjadi pendongeng ilmu. Ilmu yang hanya diamalkan tanpa ditularkan atau didongengkan tanpa pengamalan tidak akan memberikan manfaat yang sesungguhnya.

7

Lebih lanjut, Gus Shampton menjelaskan bahwa ilmu itu ibarat akar pohon yang tidak tampak, namun sangat penting bagi keberlangsungan pohon tersebut. "Begitu juga dengan ilmu, kedalamannya baru akan terlihat ketika kita melihat hasilnya dalam bentuk amal dan sikap kita sehari-hari," ujarnya. 

Baca Juga : Saat Hadiah Lebih Berbahaya dari Perang: Politik Tanah Jaka Tingkir Setelah Arya Penangsang

Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk benar-benar memahami dan mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan, sehingga dampaknya bisa dirasakan oleh diri sendiri dan orang-orang di sekitar.

Sebagai bagian dari Kementerian Agama, Kepala Kemenag juga mendukung program Eko-Teologi yang mengajarkan pentingnya menanam pohon sebagai simbol dari kedalaman ilmu. 

"Ilmu itu seperti akar pohon yang tidak tampak oleh mata, namun sangat penting untuk mendukung kehidupan pohon tersebut. Semakin dalam ilmu yang kita pelajari, semakin banyak manfaat yang akan kita dapatkan, seperti buah dari pohon yang hasilnya bisa dinikmati oleh banyak orang," tambahnya.

Dengan modal pendidikan yang telah terima, para siswa kini siap untuk menapaki dunia yang lebih luas. Mereka telah dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, dan yang lebih penting lagi, karakter yang kuat untuk menghadapi segala kemungkinan di masa depan. Para lulusan diharapkan tidak hanya menjadi cerdas secara akademik, tetapi juga mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.

Pelepasan siswa Angkatan 47 MAN 1 Kota Malang tahun 2025 merupakan sebuah perayaan yang jauh lebih dalam daripada sekadar kelulusan. Ini adalah pengingat bahwa pendidikan yang sesungguhnya tidak hanya mengukur hasil akhir dalam angka, tetapi juga proses pembentukan pribadi yang kuat dan siap menghadapi tantangan kehidupan. Para siswa yang telah melewati perjalanan panjang ini kini menjadi generasi yang lebih mandiri dan bertanggung jawab, siap memberikan kontribusi positif untuk dunia.