JATIMTIMES - Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Malang kembali mencatatkan keberhasilan gemilang dalam dunia pendidikan. Kali ini melalui para siswa angkatan 47 tahun ajaran 2024/2025. Dengan total 357 siswa lulus, sebanyak 247 di antaranya berhasil diterima di berbagai perguruan tinggi negeri (PTN) ternama melalui berbagai jalur seleksi.
Dari 247 siswa yang diterima di kampus negeri, 45 siswa berhasil diterima melalui jalur SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi). Sementara 174 lainnya lolos lewat SNBT (Seleksi Nasional Berdasarkan Tes). Lalu 3 siswa diterima melalui jalur SPAN-PTKIN dan 20 siswa diterima melalui jalur mandiri prestasi.
Baca Juga : Inspektorat Selidiki, Dinas Pendidikan Benarkan Pemotongan Gaji PPPK Kabupaten Malang
Angka penerimaan ini menunjukkan peningkatan yang signifikan, dengan total penerimaan PTN kini mencapai 243 siswa. Jumlah itu meningkat pesat dari tahun sebelumnya yang hanya 144 siswa.
Keberhasilan ini termasuk pencapaian luar biasa karena siswa diterima di di sejumlah kampus top Indonesia. Sebut saja Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Airlangga (Unair).
"Tentunya ini menjadi satu kebanggaan bagi kami. Dan ke depan akan terus kita tingkatkan," kata Kepala MAN 1 Kota Malang, Dr Sutirjo MPd.
Namun, keberhasilan siswa MAN 1 Kota Malang tidak hanya terletak pada hasil seleksi PTN. Siswa-siswa sekolah ini juga menunjukkan pencapaian membanggakan di berbagai ajang prestasi, baik di tingkat internasional, nasional, provinsi, maupun kota. Total ada 533 penghargaan yang berhasil diraih oleh siswa kelas 12, dengan berbagai bidang yang meliputi sains, seni, olahraga, dan kompetisi keahlian.
Beberapa prestasi yang menonjol antara lain: juara 1 dalam kategori Film Terbaik Pelajar Pelopor Moderasi Beragama, yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian, Pengembangan, Pendidikan, dan Pelatihan Kementerian Agama Republik Indonesia. Kemudian, capaian medali perunggu dalam ajang SEAMEO, Science Olympiad tingkat internasional, serta meraih penghargaan Best Completer Finisher dan Cross Cultural Synergy Award.
Selaij itu, siswa meraih medali perak dalam Saudi Global Invention and Innovations Expo yang diselenggarakan oleh King Abdulaziz University di Arab Saudi. Medali perunggu juga diraih dalam ajang MYRES dari Kementerian Agama Republik Indonesia dalam bidang matematika, sains, dan teknologi.
Siswa MAN 1 Kota Malang juga menunjukkan keunggulan di bidang olahraga. Adapun prestasi yang diraih adalah juara 1 pencak silat seni tunggal dalam Kejuaraan Bela Negara Cup, yang diadakan oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.
Kemudian, juara 1 kumite-60 kg SMA putra dalam Kejuaraan Nasional Karate Championship, medali perak dalam estafet putra 4 x 100 BFIN, serta perunggu dalam estafet mix 4 x 100 BFIN di tingkat nasional. Siswa MAN 1 Kota Malang juga menjadi runner-up Duta Pemuda Pendidikan Indonesia, sebuah penghargaan yang mengapresiasi pemuda berprestasi di bidang pendidikan di tingkat nasional.
Keberhasilan dalam lomba akademik dan kreativitas juga ditorehkan siswa MAN 1 Kota Malang. Prestasi yang diraih antara lain juara 1 lomba poster dalam Brawijaya International Design Exhibition, juara 1 pidato dan juara jarapan 1 simulasi RAT dalam ajang Jambore Koperasi Daerah. Selain itu, siswa-siswa ini berhasil meraih penghargaan juara 1 kreativitas seni, juara 1 uji kompetensi koperasi, dan juara harapan 1 paduan suara.
Di bidang lain, beberapa prestasi akademik yang diraih meliputi juara 3 Biologi Environmental Smart Competition dan juara 3 Gebyar Brawijaya Qurani Nasional Ke-X tingkat nasional, serta penghargaan dalam berbagai kompetisi matematika, sains, dan inovasi.
Keberhasilan luar biasa ini tidak hanya terbatas pada pencapaian akademik dan prestasi di berbagai lomba. MAN 1 Kota Malang terus berkomitmen untuk mengembangkan minat dan bakat siswa, dengan tujuan mencetak generasi muda yang tidak hanya unggul dalam berbagai bidang, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan akhlak yang baik.
Meski begitu, Dr Sutirjo selalu menekankan pentingnya pendidikan yang seimbang, antara kemampuan akademik dan pengembangan karakter. "Kami ingin menghasilkan siswa-siswa yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berbudi pekerti luhur. Prestasi yang mereka raih merupakan hasil dari usaha keras dan dukungan penuh dari sekolah untuk terus mengembangkan potensi mereka di berbagai bidang," ujar Sutirjo.
Dengan pencapaian-pencapaian ini, MAN 1 Kota Malang membuktikan bahwa pendidikan yang holistik dan berorientasi pada prestasi dapat membuka peluang yang lebih besar bagi generasi muda. Sekolah ini terus berkomitmen untuk mempersiapkan siswa-siswanya agar siap menghadapi tantangan di masa depan, baik dalam dunia akademik maupun dalam kehidupan sosial yang semakin kompleks dan kompetitif.
Di sisi lain, salah satu lulusan MAN 1 Kota Malang yang diterima di Fakultas Kedokteran Unair adalah Asma Fithriyatun Nasyithah. Lahir dan besar di Malang, Asma yang merupakan salah satu siswa kelas akselerasi selama dua tahun ini juga berhasil meraih peringkat “eligible 1” di jurusan MIPA.
"Selama belajar di kelas akselerasi, saya merasa lebih mudah untuk meraih peringkat tinggi, dan alhamdulillah, ini membuka jalan bagi saya untuk diterima di Universitas Erlangga," ujar Asma.
Keberhasilan ini tidak hanya didapatkan melalui prestasi akademik, tetapi juga melalui keterlibatannya dalam berbagai kegiatan organisasi, seperti kepramukaan. Ia mengungkapkan, kegiatan tersebut memberikan kesempatan baginya untuk menyeimbangkan antara akademik dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Cita-cita Asma untuk menjadi dokter telah ada sejak kecil, dan dukungan penuh dari orang tua yang bekerja sebagai dosen dan guru di Mansatu semakin memotivasi dirinya untuk mengejar impian tersebut. "Motivasi saya menjadi dokter bukan hanya untuk membantu pasien secara langsung, tetapi juga untuk berkontribusi lebih luas pada masyarakat melalui pemahaman sosial dan kesehatan," jelasnya.
Meski harus menghadapi tantangan seperti keterbatasan perangkat digital karena tinggal di asrama, Asma tetap bertekad dan menjadikan hambatan tersebut sebagai dorongan untuk terus bersemangat. Setelah menyelesaikan pendidikan kedokteran umum, Asma berencana melanjutkan ke jenjang spesialisasi, meskipun ia menyadari perjalanan untuk menjadi seorang dokter masih panjang.
"Saya siap menghadapi segala tantangan yang ada, dan dengan semangat yang tinggi, saya yakin bisa menempuh jalur ini," pungkasnya.