free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Plt. Gubernur Jatim Apresiasi Siswa Kota Blitar yang Berprestasi di Bidang Animasi Digital

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Nurlayla Ratri

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Plt Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menyerahkan hadiah berupa laptop kepada Al Divi Rarindrayana, siswa berprestasi dari MTsN 1 Kota Blitar yang dikenal sebagai animator game muda berbakat. Penyerahan dilakukan di kediaman Divi di Kelurahan Plosokerep, Kota Blitar, pada Senin, 2 Mei 2025.

JATIMTIMES - Jalan Kenari di Kelurahan Plosokerep, Kota Blitar, tampak lebih ramai dari biasanya pagi itu. Bukan karena iring-iringan pejabat atau pesta rakyat, melainkan karena sebuah bentuk penghormatan yang langka. Pada Senin, 2 Mei 2025, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, datang langsung menyambangi rumah seorang remaja berprestasi—bukan atlet, bukan pula juara olimpiade sains—melainkan seorang animator game berusia 15 tahun.

Namanya Al Divi Rarindrayana. Ia baru saja lulus dari MTsN 1 Kota Blitar, dan telah lebih dulu menginjakkan kaki di panggung global. Sejak September 2024, Al Divi resmi direkrut sebagai game animator oleh salah satu developer internasional dari platform Roblox. Dunia maya yang dulu hanya jadi ladang hiburan kini menjadi medan prestasi bagi bocah Blitar itu.

Baca Juga : Peringatan Harlah Pancasila di Kota Blitar: Emil Dardak Gaungkan Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila

Emil Dardak, yang didampingi Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Aries Agung Paewai, serta Kepala Dinas Kominfo Jatim Sherlita Ratna Dewi Agustin, tampak antusias melihat langsung ruang kerja kreatif Al Divi di kediamannya. Dalam kunjungan itu, Emil memberikan hadiah berupa laptop, sementara Google Indonesia turut menyumbang Galaxy Tab yang diserahkan oleh Emil sendiri.

"Mas Divi ini awalnya hanya suka main game. Tapi justru dari ketekunan itu, ia menemukan bakat dan passion-nya. Ini pelajaran penting—jangan remehkan hobi anak-anak. Bisa jadi itu awal dari masa depan mereka," ujar Emil.

Menurut Emil, kreativitas Al Divi tak muncul dalam ruang hampa. Dukungan orang tua dan lingkungan menjadi pondasi kuat yang menopang potensi ini hingga berbuah prestasi. Ia menyoroti pentingnya peran keluarga dalam membimbing anak saat berinteraksi dengan dunia digital.

“Anak-anak biasanya saat main game itu ada dua kemungkinan: dibiarkan begitu saja atau dilarang total. Tapi orang tua Mas Divi memilih jalan tengah—mendampingi, memfasilitasi, dan mengawasi. Ini yang membedakan,” katanya.

Tak hanya itu, Emil juga menyinggung soal pentingnya mengubah screen time menjadi learning time. Ia menyadari, tantangan generasi digital bukan hanya soal akses, tetapi juga pengelolaan waktu dan mental. “Yang dilakukan Mas Divi ini adalah bentuk konversi dari konsumsi digital menjadi produksi digital. Inilah masa depan yang harus kita dukung,” imbuhnya. 

Al Divi sendiri, dengan bimbingan teman-temannya yang sudah lebih dahulu menekuni dunia kuliah dan teknologi, kini mampu membuat animasi karakter game menggunakan perangkat dan software profesional seperti Blender. Komputer rakitannya dirancang sendiri, spesifikasinya disesuaikan dengan kebutuhan desain dan animasi. Ini bukan anak biasa.

Melihat potensi tersebut, Emil bahkan memberikan atensi khusus agar Dinas Pendidikan Jawa Timur ikut memfasilitasi jalur pendidikan lanjutan untuk Al Divi. “Saya titip ke Kadisdik. Nanti dilihat, SMA mana yang bisa mendukung pengembangan prestasi Mas Divi ke depan,” katanya.

Sementara itu, Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin—yang juga alumnus MTsN 1 Kota Blitar seperti Al Divi—menyampaikan kebanggaannya. Menurutnya, prestasi Al Divi adalah contoh konkret bahwa pendidikan karakter yang adaptif terhadap zaman telah membuahkan hasil.

Baca Juga : Kecelakaan Wahana Jatim Park Tak Boleh Terulang, Apa yang Perlu Wisatawan Ketahui Sebelum Liburan?

“Ini bukti bahwa generasi Blitar mampu bersaing, bahkan di bidang yang selama ini jarang disorot dalam dunia pendidikan formal. Kami di pemerintah kota akan terus mendorong lahirnya talenta digital dari sekolah-sekolah di Blitar,” tutur Mas Ibin, sapaan akrabnya.

Ia juga menambahkan bahwa Pemkot Blitar akan menjadikan Al Divi sebagai inspirasi dalam pengembangan program literasi digital di sekolah-sekolah. “Kami ingin menanamkan bahwa main game bukan hal yang tabu, asal diarahkan dengan benar. Prestasi Mas Divi ini bisa jadi bukti nyata bahwa dunia maya bukan hanya tempat bermain, tapi juga ruang berkarya,” tegas orang nomor satu di Kota Blitar. 

Kisah Al Divi adalah jembatan antara dua dunia: dunia fisik yang penuh keterbatasan dan dunia maya yang membuka peluang tak terbatas. Dan dalam jembatan itu, hadir pemerintah sebagai fasilitator yang menjahit mimpi menjadi kenyataan.

Bagi Emil Dardak, Al Divi bukan sekadar anak berprestasi. Ia adalah bukti hidup bahwa digitalisasi bukan ancaman, melainkan peluang—jika dimaknai dengan benar. “Saya percaya, anak seperti Mas Divi ini bisa menjadi duta optimisme. Bukan hanya untuk Blitar, tapi untuk Jawa Timur,” pungkas Emil.

Dari sudut kecil Kota Blitar, cahaya prestasi Al Divi Rarindrayana menembus batas geografis. Ia mengajarkan satu hal: bahwa dengan dukungan yang tepat, bakat anak bangsa bisa melesat ke langit global.