free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Waspadai Lonjakan Covid-19 di Asia, Kemenkes Terbitkan Imbauan

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Yunan Helmy

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasj virus covid-19. (Foto: iStock)

JATIMTIMES - Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan surat edaran untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi lonjakan kasus covid-19, menyusul peningkatan kasus yang terjadi di sejumlah negara Asia seperti Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura.

Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Murti Utami menjelaskan bahwa sejumlah varian baru sedang mendominasi penyebaran di kawasan tersebut. Di Thailand, misalnya, ditemukan varian XEC dan JN.1.

Baca Juga : Bounty Terbaru Kru Topi Jerami One Piece 2025: Luffy Jadi Yonko Baru!

Sementara di Singapura, varian LF.7 dan NB.1.8 yang merupakan turunan dari JN.1 menjadi varian utama. Di Malaysia dan Hong Kong, varian yang beredar juga masih merupakan turunan dari JN.1.

ā€œNamun, hingga saat ini tingkat penularan maupun kematian akibat covid-19 di wilayah-wilayah tersebut masih tergolong rendah,ā€ ujar Murti, Sabtu (31/5/2025).

Sementara itu, di Indonesia sendiri kasus covid-19 justru menunjukkan tren penurunan. Dalam pekan ke-20 tahun 2025, tercatat hanya tiga kasus baru, turun signifikan dari 28 kasus di pekan sebelumnya. Positivity rate juga turun menjadi 0,59 persen. Varian yang paling banyak ditemukan saat ini adalah MB.1.1.

Meski begitu, Kemenkes tetap meminta semua pihak untuk waspada. ā€œKita perlu memperkuat pemantauan situasi global melalui kanal resmi pemerintah dan WHO, serta meningkatkan sistem peringatan dini lewat pelaporan rutin melalui SKDR,ā€ tambah Murti.

Selain itu, ia  mengingatkan pentingnya gaya hidup sehat, termasuk mencuci tangan, menggunakan masker saat sakit atau berada di keramaian, serta segera memeriksakan diri jika mengalami gejala infeksi saluran pernapasan.

Beberapa negara di Asia mulai melaporkan lonjakan kasus baru. Di India, misalnya, per 28 Mei 2025 terdapat 1.009 kasus aktif, dengan Kerala, Maharashtra, dan Delhi sebagai penyumbang terbesar. 

Positivity rate di negara bagian Karnataka bahkan mencapai 10,12 persen dalam 24 jam terakhir, berdasarkan 395 tes yang dilakukan. Pemerintah setempat juga segera memeriksa kesiapan fasilitas kesehatan, termasuk ketersediaan oksigen dan ventilator.

Di China, otoritas kesehatan melaporkan kenaikan tajam angka positif covid-19. Data dari CDC China menyebutkan, positivity rate naik dari 6,3 persen pada akhir Maret menjadi 15,8 persen di awal Mei.

Selama April, ada lebih dari 168 ribu kasus terkonfirmasi, termasuk 340 kasus berat dan sembilan kematian. Varian yang dominan di China adalah XDV dan XDV.1, yang menurut ahli menunjukkan kemampuan lebih kuat dalam menghindari kekebalan tubuh.

Baca Juga : Mucikari Tawarkan Calon Istri, Diciduk Satpol PP Kota Malang

Thailand pun melaporkan lebih dari 187 ribu kasus sejak awal 2025, dengan 67 ribu di antaranya tercatat hanya dalam sepekan (18–24 Mei). Festival Songkran di bulan April disebut-sebut turut berkontribusi terhadap lonjakan tersebut.

Pemerintah Thailand kini memperluas layanan kesehatan digital dan distribusi masker serta alat tes gratis melalui aplikasi seperti SaluberMD dan Mordee.

Di Singapura, kasus covid-19 meningkat dari 11.100 menjadi 14.200 dalam sepekan pertama Mei. Varian yang menyebar sebagian besar merupakan turunan JN.1.

Meski belum ada laporan kematian akibat covid-19 tahun ini, pemerintah menganjurkan warga lanjut usia dan kelompok berisiko tinggi untuk segera menerima vaksin booster dan tetap memakai masker di area padat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 91.583 kasus covid-19 secara global dalam 28 hari hingga 11 Mei lalu. Thailand menjadi negara dengan laporan kasus terbanyak, disusul Brasil, Inggris, Yunani, dan Prancis. Namun, data ini belum termasuk laporan dari China dan Amerika Serikat yang belum memperbarui datanya.

WHO mengingatkan bahwa meskipun covid-19 telah memasuki fase endemik di banyak wilayah, gelombang infeksi baru masih bisa terjadi. WHO juga menekankan pentingnya pemantauan varian baru serta upaya vaksinasi dan protokol kesehatan yang berkelanjutan.