free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

IGD di Singapura Penuh, Imbas Kasus Covid-19 yang Kembali Naik

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi penyakit covid-19. (Foto: laman WHO)

JATIMTIMES - Jumlah pasien Covid-19 di Singapura kembali meningkat. Warga Singapura yang datang ke rumah sakit untuk berobat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) pun harus bersabar. Beberapa rumah sakit di sana mengalami antrean panjang karena banyaknya pasien yang datang usai masa liburan. 

Dikutip dari Malaymail.com, Sabtu (17/5/2025), Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) menjelaskan bahwa kondisi ini sebenarnya biasa terjadi setelah liburan panjang. Biasanya, orang lebih banyak sakit atau menunda berobat hingga liburan selesai. "Lonjakan kunjungan ke IGD ini memang umum terjadi setelah libur panjang. Ini sesuai dengan pola tahunan yang biasa terjadi," kata MOH, seperti dikutip The Straits Times (ST).

Baca Juga : 16 Tersangka Kasus Pengeroyokan hingga Pungli Pasar di Blitar Tertangkap

Bukan cuma karena liburan, jumlah pasien di IGD juga meningkat karena kasus Covid-19 yang kembali naik. Data menunjukkan, antara 27 April hingga 3 Mei 2025, Singapura mencatat 14.200 kasus Covid-19, naik dari 11.100 kasus di pekan sebelumnya.

Changi General Hospital (CGH) dan Sengkang General Hospital (SKH) bahkan mengungkapkan beberapa pasien lansia yang masuk karena penyakit lain ternyata positif Covid-19 setelah diperiksa.

Namun, SKH menegaskan bahwa sebagian besar pasien yang datang ke IGD bukan karena Covid-19, melainkan penyakit biasa yang memang sering terjadi setelah liburan.

MOH mengimbau masyarakat untuk tidak datang ke IGD jika hanya mengalami gejala ringan seperti batuk atau sakit tenggorokan. Warga diminta memeriksakan diri ke dokter umum atau poliklinik saja.

Rumah sakit juga sudah menambah tenaga medis untuk membantu IGD yang penuh. Pasien yang kondisinya stabil bisa dirawat di rumah lewat program Mobile Inpatient Care at Home (MIC@Home) atau dipindahkan ke rumah sakit komunitas agar tempat tidur di rumah sakit besar tidak penuh.

National University Health System (NUHS), yang membawahi beberapa rumah sakit di Singapura, juga memastikan situasi ini masih seperti tahun-tahun sebelumnya. Pihaknya mengatakan belum ada penyakit baru yang mencurigakan.

Baca Juga : Syarat dan Prosedur Pendakian Gunung Semeru Terbaru

Menurut laporan Onmanorama, lonjakan Covid-19 di Singapura dan Hong Kong bukan karena varian baru. Para ahli menyebut kenaikan ini karena daya tahan tubuh masyarakat menurun. "Lonjakan ini bukan disebabkan oleh varian baru, tapi karena kekebalan tubuh yang mulai menurun. Warga, terutama lansia dan yang memiliki imunitas rendah, diminta segera ambil vaksin booster," demikian laporan Onmanorama.

Saat ini, varian Covid-19 yang banyak ditemukan di Singapura adalah LF 7 dan NB 1.8, yang masih terkait dengan varian Omicron JN 1. WHO juga mengingatkan, vaksin Covid-19 terbaru kini disesuaikan dengan varian Omicron, seperti JN 1 dan KP 2.

Sementara itu, di Malaysia, meski pemerintah sudah mencabut status darurat pandemi sejak 1 Mei lalu, kasus Covid-19 juga menunjukkan kenaikan.

Data menunjukkan, kasus aktif naik dari 8.488 pada 30 April menjadi 8.609 pada 3 Mei. Meski naik, para ahli menegaskan kondisi ini masih terkendali. "Naiknya karena kekebalan tubuh menurun, banyak orang yang bepergian, dan jumlah tes yang lebih sedikit. Tapi situasi masih aman, tidak perlu panik," kata para ahli.