JATIMTIMES - Rasa kantuk bisa datang kapan saja dan dimana saja. Namun, tidur di waktu yang tidak tepat seperti sore hari sering kali menyebabkan rasa pusing dan emosi saat bangun.
Banyak orang merasa tidak nyaman atau bahkan emosi setelah bangun usai tidur di sore hari. Tak hanya itu saja, tidur sore bahkan dianggap sebagai waktu tidur yang dilarang.
Baca Juga : IGD di Singapura Penuh, Imbas Kasus Covid-19 yang Kembali Naik
Melansir dari kesga.kemkes.go.id, tidur yang dianjurkan baik menurut agama, tradisi (budaya) dan kesehatan (medis) adalah selepas waktu Isya (kira-kira setelah jam 20.00) dan di sepanjang malam hingga waktu subuh (kira-kira jam 04.00). Bisa juga di siang hari antara jam 10.00 hingga jam 15.00. Di luar waktu itu, tidur tidak dianjurkan karena bisa menimbulkan efek yang tidak baik.
Lantas apa alasan tidur sore di atas jam 15.00 sore menyebabkan emosi dan pusing? Ini kata ahli.
Praktisi kesehatan tidur dan konsultan utama Snoring & Sleep Disorder Clinic Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Jakarta, Andreas Prasadja mengatakan, rasa linglung saat bangun tidur dalam dunia medis disebut sleep inertia.
"Sleep inertia itu sebenarnya terjadi kalau kita tiba-tiba terbangun dari tahap tidur dalam. Jadi enggak eksklusif pada siang atau sore hari saja. (Bisa) kapan pun," kata Andreas, dikutip dari Kompas Sabtu (17/5/2025).
Biasanya sleep inertia terjadi karena seseorang terbangun secara mendadak dari tahap tidur dalam (N3).
"Satu siklus tidur di siang hari cuma 15 menit 20 menit. Nah, sehingga orang kalau bangun tidur siang yang mungkin kebetulan bangunnya dari tahap tidur dalam yang cuma 1 jam atau 1,5 jam, begitu bangun ada sleep inertia-nya," ungkap Andreas.
Sleep inertia biasanya ditandai dengan perasaan bingung saat bangun tidur. Biasanya mereka yang mengalami sleep inertia akan lupa waktu atau bahkan lupa tempat.
Baca Juga : Netizen Serbu Akun TikTok Khofifah, Minta Tukar Gubernur Dedi MulyadiĀ
Anda bisa langsung menegur atau memberi tahu apa yang sedang terjadi pada mereka yang mengalami sleep inertia.
Bahaya Inertia
Andreas mengungkap, sleep inertia normalnya terjadi selama 10-15 detik. Namun, sleep inertia yang ekstrem bisa terjadi lebih lama dari itu.
"Bisa terjadi 30 menit," kata dia.
Jika sleep inertia terjadi dalam waktu singkat, Andreas memastikan hal itu tidak berbahaya. Sebaliknya, jika sleep inertia terjadi terus menerus dalam jangka panjang, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter spesialis.
"Kalau (sleep inertia) beberapa kali terjadi tentu harus diperiksakan. Tapi kalau jarang-jarang dan memang sedang kurang tidur, cukup ditambah saja tidurnya," tutupnya.