free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

7 Fakta Mengejutkan tentang Bahaya Konsumsi Herbal Berlebihan untuk Liver yang Wajib Kamu Tahu!

Penulis : Pipit Anggraeni - Editor : Redaksi

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi (Foto: Istimewa)

JATIMTIMES - Bahaya konsumsi herbal berlebihan untuk liver kinimenjadi perhatian banyak ahli kesehatan karena semakinbanyak masyarakat yang mengandalkan tanaman herbal tanpa memperhitungkan efek sampingnya. Kamu mungkinpercaya bahwa semua yang bersifat alami itu pasti aman. Sayangnya, anggapan itu justru bisa membuatmu terjebakpada praktik konsumsi herbal yang tidak tepat dan membahayakan organ hati secara perlahan.

Dikutip dari situs pafimarneda.org, inilah faktamengejutkan tentang bahaya konsumsi herbal berlebihanuntuk liver yang wajib kamu tahu.

Baca Juga : Aksi Demonstrasi Jadi Sorotan Guru Besar dan Akademisi, Imbau Patuhi Pentingnya UU

1. Liver, Organ Vital yang Paling Rentan terhadap ZatHerbal Tertentu

Liver atau hati adalah pusat detoksifikasi tubuh. Iamemproses segala zat yang masuk—termasuk senyawaaktif dari tanaman herbal. Jika jumlah senyawa tersebutmelebihi kemampuan detoksifikasi liver, maka akan terjadipenumpukan zat toksik. Data dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran menunjukkan bahwa konsumsitanaman herbal tertentu secara berlebihan dapatmenyebabkan gangguan fungsi hati ringan hingga berat, terutama pada individu dengan riwayat gangguan liver.

Herbal seperti meniran, sambiloto, dan mahkota dewa, meskipun punya efek antioksidan, tetap bisa menjaditoksik bila digunakan tanpa panduan dosis yang jelas.

2. Kandungan Senyawa Aktif Bisa Menjadi RacunTersembunyi

Kamu harus tahu bahwa dalam setiap tanaman herbal terdapat senyawa aktif yang bisa memberikan manfaat, tapi juga risiko. Salah satu contohnya adalah senyawaalkaloid dan flavonoid yang ditemukan pada daunbinahong. Menurut penelitian Universitas Brawijaya, senyawa tersebut dapat memberikan efek antiinflamasi, tapi jika dikonsumsi dalam jumlah besar, justru memicustres oksidatif pada jaringan hati.

Liver bekerja ekstra keras untuk menetralisir senyawa ini, dan dalam proses tersebut, bisa terjadi peradangan kronisatau bahkan nekrosis sel hepatosit jika konsumsidilakukan terus-menerus.

3. Mitos "Semakin Banyak, Semakin Manjur" Harus Diluruskan

Masyarakat sering beranggapan bahwa semakin banyakherbal yang dikonsumsi, maka akan semakin cepatsembuh. Ini adalah anggapan keliru. Riset yang dilakukanoleh Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta menemukan bahwa 42% responden mengonsumsi herbal dua hingga tiga kali lebih banyak dari dosis anjurankarena percaya efeknya akan lebih kuat. Padahal, justruefek toksik terhadap liver menjadi lebih besar.

Prinsip "lebih banyak" tidak berlaku dalam penggunaanobat alami, karena liver memiliki batas toleransi terhadapzat-zat aktif tertentu. Jika melebihi batas tersebut, tubuhtidak dapat mempertahankan homeostasis dengan baik.

4. Bahaya dari Campuran Herbal Tanpa Pengetahuanyang Cukup

Di banyak warung jamu atau toko herbal, Kamu bisamenemukan berbagai ramuan kombinasi. Namun, banyakorang tidak mengetahui bahwa mencampur beberapajenis tanaman obat tanpa paham interaksi antar-zat aktifjustru memperbesar risiko kerusakan hati. MenurutLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), kombinasiantara jahe, kencur, dan lempuyang jika tidak diaturdosisnya bisa meningkatkan produksi enzim liver secaratidak stabil.

Sama halnya dengan penggunaan herbal bersamaandengan suplemen atau obat medis. Kombinasi yang tidaktepat dapat mengubah metabolisme liver dan memicugangguan fungsi hati.

5. Produk Herbal Komersial Belum Tentu Bebas Risiko

Tak sedikit produk herbal yang dipasarkan tanpa melaluiuji klinis lengkap. Menurut data dari Badan POM, masihditemukan produk jamu yang mengandung bahan kimiaberbahaya yang tidak dicantumkan di label, sepertiparacetamol, sildenafil, bahkan steroid. Semua itumemiliki potensi merusak liver secara signifikan jikadikonsumsi tanpa pantauan medis.

Kamu harus sangat selektif. Pilih hanya produk herbal yang telah tersertifikasi dan terdaftar resmi. Hindari produkyang menjanjikan efek instan karena biasanyamengandung bahan tambahan sintetis.

Baca Juga : Tak Perlu Ganja, ini Obat Relaksasi yang Aman Dikonsumsi dan Dianjurkan Dokter

6. Konsumsi Herbal Jangka Panjang MenyebabkanAkumulasi Racun

Salah satu masalah utama dari penggunaan herbal secarasembarangan adalah efek jangka panjang yang tidakterasa langsung. Menurut penelitian dari Universitas Andalas, penggunaan ekstrak herbal seperti jati belandaatau brotowali dalam waktu lebih dari satu bulan tanpaistirahat dapat menyebabkan peningkatan enzim ALT dan AST, indikator adanya kerusakan sel hati.

Kamu mungkin merasa tubuh baik-baik saja saat ini, tapidampak konsumsi jangka panjang bisa muncul dalambentuk kelelahan kronis, mual, atau penyakit hati lainnyayang sulit dipulihkan sepenuhnya.

7. Gunakan Herbal dengan Cara yang Bijak dan Terarah

Penggunaan herbal tidak harus dihentikan, tetapi Kamu perlu lebih cermat dalam mengelolanya. Gunakan herbal sesuai dosis anjuran, tidak mencampur banyak jenissekaligus, dan beri waktu jeda penggunaan. Konsultasidengan ahli herbal atau dokter juga sangat disarankan, terutama bila Kamu memiliki riwayat penyakit hati.

Salah satu cara paling aman adalah menggunakantanaman segar yang diolah sendiri tanpa tambahan zatkimia. Misalnya, jika Kamu ingin memanfaatkan daun sirihsebagai antiseptik, cukup gunakan air rebusannya satukali sehari. Begitu juga dengan kunyit atau temulawak, sebaiknya hanya dikonsumsi dalam bentuk segar, bukanekstrak pekat, dan tidak melebihi 500 mg per hari.

Kesimpulan

Daya tarik pengobatan herbal memang tidakterbantahkan, terutama karena akar budayanya yang kuatdan dipercaya turun-temurun. Namun, bahaya konsumsiherbal berlebihan untuk liver bukan sekadar teori. Bukti ilmiah dari berbagai lembaga riset di tanah air menunjukkan bahwa penggunaan yang tidak terkontrolbisa mengarah pada kerusakan hati yang permanen.

Kamu perlu mengubah pola pikir bahwa herbal adalahobat mujarab tanpa efek samping. Dengan memahamibahwa liver sangat sensitif terhadap zat-zat tertentu, makaKamu akan lebih bijak dalam memilih, mengolah, dan mengonsumsi herbal sesuai aturan medis. Tidak semuayang berasal dari alam bisa dikonsumsi semaunya.

Mulai sekarang, jadilah pengguna herbal yang cerdas. Perhatikan dosis, durasi, dan kualitas produk yang Kamu konsumsi. Dan yang terpenting, selalu libatkan tenagakesehatan profesional dalam pengambilan keputusanpenggunaan herbal, agar tubuh tetap sehat dan liver tetapaman menjalankan fungsinya sebagai penyaring utamaracun dalam tubuh.