JATIMTIMES - Jemaah haji Indonesia tahun ini diperkirakan akan menghadapi suhu ekstrem di Tanah Suci. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan suhu udara selama musim haji di Arab Saudi dapat menyentuh angka 40 hingga 44 derajat Celsius. Kondisi ini tentu menjadi tantangan besar, khususnya bagi jemaah lanjut usia (lansia) yang menjadi bagian dari kelompok rentan.
Mengingat suhu yang begitu tinggi, potensi terjadinya heat stroke atau serangan panas pun meningkat. Para pakar dan tenaga medis yang tergabung dalam tim kesehatan haji pun memberikan sejumlah peringatan sekaligus langkah-langkah antisipasi yang harus diperhatikan jemaah agar tetap sehat dan bisa menunaikan ibadah haji dengan lancar.
Cuaca Panas dan Ancaman Heat Stroke
Heat stroke merupakan kondisi medis serius yang terjadi ketika tubuh tidak lagi mampu mengatur suhu akibat paparan panas yang berlebihan. Keadaan ini bisa menyebabkan suhu tubuh naik secara drastis di atas 39,5°C. Gejalanya bisa berupa kulit memerah dan kering, nadi cepat, sakit kepala, pusing, hingga kehilangan kesadaran.
āJemaah haji, khususnya lansia, sebaiknya sudah mempersiapkan kondisi dan menjaga serta meningkatkan kesehatan dirinya, terlebih sebelum melaksanakan rangkaian ibadah haji di Tanah Suci, termasuk juga harus mengenali kondisi gejala heat stroke,ā ungkap dr. Leksmana, sebagaimana dikutip dari laman resmi Kemenag, Sabtu (3/5/2025).
Ia menegaskan, jika gejala serangan panas tidak ditangani dengan cepat, dampaknya bisa fatal. āSebab, gejala heat stroke jika tidak segera ditindaklanjuti dapat berdampak buruk pada kesehatan jemaah,ā sambungnya.
Menurut pria yang akrab disapa dr. Leks ini, kondisi cuaca panas sangat mungkin memengaruhi stamina dan kesehatan para jemaah. Gejala yang kerap muncul meliputi dehidrasi, lemas, gangguan konsentrasi, hingga rusaknya permukaan kulit.
Tips Pencegahan Heatstroke
Agar terhindar dari kondisi berbahaya tersebut, dr. Leks membagikan sejumlah tips praktis bagi para jemaah haji, antara lain:
⢠Konsumsi air putih dalam jumlah cukup, bahkan ketika tidak merasa haus. Ia menganjurkan untuk minum 3-4 liter air per hari atau setara dengan 12 hingga 16 gelas.
āMinum air putih yang banyak, hindari meminum air kopi atau teh, apalagi yang mengandung gula,ā tambah dr. Leks.
Baca Juga : Kenapa Harus ke Dokter Gigi, Bukan Tukang Gigi? Dokter RSI Unisma Beri Penjelasan Detail
⢠Menyemprotkan air ke wajah untuk membantu menurunkan suhu kulit.
⢠Menggunakan perlengkapan pelindung diri saat beraktivitas di luar ruangan. Misalnya topi berdaun lebar, payung, kacamata hitam, pelembap kulit, tabir surya (sunscreen), dan masker medis untuk menjaga kelembapan saluran napas.
āJangan lupa pakai baju longgar dan nyaman untuk dapat mencegah naiknya suhu tubuh, berlindung dari sengatan matahari langsung, dan istirahat yang cukup,ā ucapnya.
Jumlah Lansia yang Menunaikan Haji Cukup Signifikan
Tahun ini, kuota haji Indonesia mencapai 221.000 jemaah. Jumlah ini terdiri atas 203.320 kuota jemaah reguler dan 17.680 kuota jemaah haji khusus. Dari jumlah tersebut, sekitar 10.166 orang adalah jemaah lansia berusia 65 tahun ke atas.
Kepada para lansia, dr. Leks memberikan saran agar sebelum berangkat, mereka berkonsultasi dengan dokter yang biasa menangani kesehatannya.
āMintakan saran dokter terkait kondisi kesehatan, termasuk juga olahraga ataupun aktivitas fisik yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan,ā ujarnya.
Selain itu, jemaah juga diimbau untuk membawa obat-obatan pribadi, khususnya yang tidak tersedia dalam daftar obat yang dibawa oleh tim kesehatan haji.
āJemaah juga harus membawa obat-obatan pribadi yang dibutuhkan. Sebab dikhawatirkan obat-obatannya yang dibutuhkan tidak termasuk dalam list obat yang disiapkan tim kesehatan,ā tandasnya.
Imbauan dari BMKG
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, turut mengingatkan masyarakat tentang pentingnya pencegahan heat stroke, terlebih saat cuaca ekstrem.
Ia memaparkan empat poin penting yang sebaiknya diperhatikan:
⢠Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan rutin minum air meski tidak merasa haus.
⢠Batasi aktivitas luar ruangan, khususnya di rentang waktu pukul 11.00ā15.00 WIB. Bila terpaksa keluar, gunakan pelindung seperti topi, payung, atau pakaian ringan.
āMenghindari paparan sinar matahari langsung pada siang hari dapat mengurangi risiko heatstroke,ā ujar Guswanto.
Baca Juga : Arema FC Tandatangani MoU dengan Pemkab Malang, Siap Comeback Kanjuruhan
⢠Gunakan kipas atau pendingin udara (AC) untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil, dan sebisa mungkin berada di tempat umum yang sejuk.
⢠Perhatikan kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, serta mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis.
Heat Stroke Bisa Sebabkan Kematian
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof. Tjandra Yoga Aditama, menyoroti ancaman heat stroke yang sangat serius, terutama saat suhu di Arab Saudi bisa menyentuh 42ā44 derajat Celsius.
Menurutnya, serangan panas ini muncul ketika tubuh tidak mampu menyesuaikan suhu akibat cuaca panas ekstrem.
Gejala-gejala heat stroke yang umum antara lain:
⢠Kenaikan suhu tubuh mendadak di atas 39,5°C
⢠Kulit terasa panas, kering, dan memerah
⢠Tidak berkeringat meski cuaca panas
⢠Sakit kepala, mual, dan muntah
⢠Napas cepat dan pendek
⢠Detak jantung cepat
⢠Penurunan kesadaran
Tips Mencegah Heatstroke dari Dosen FIK UM Surabaya
Ira Purnamasari, dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, menjelaskan bahwa heat stroke berpotensi menyebabkan kerusakan organ vital hingga kematian.
āSuhu tubuh harus segera diturunkan, karena jika tidak maka akan dapat memicu kerusakan organ vital yang berujung pada kejang dan kematian,ā ujar Ira, dikutip dari laman resmi UM Surabaya, Sabtu (3/5/2025).
Ia menyebutkan bahwa serangan panas kerap terjadi akibat kombinasi dari cuaca panas, aktivitas fisik berat, kekurangan cairan tubuh, serta penyakit bawaan seperti jantung, obesitas, atau kondisi demam.
Untuk penanganan heat stroke, langkah-langkah yang dapat dilakukan yaitu:
⢠Segera bawa penderita ke tempat yang teduh atau ber-AC.
⢠Kendurkan pakaian agar pernapasan lebih lega.
⢠Kompres tubuh dengan handuk basah di area kepala, leher, ketiak, dan selangkangan.
⢠Jika masih sadar, beri air minum untuk rehidrasi.
⢠Segera hubungi tenaga medis untuk penanganan lebih lanjut.
Ira juga memberikan sejumlah tips praktis untuk menghindari serangan panas selama ibadah haji:
⢠Penuhi kebutuhan cairan: Minum minimal 300 cc setiap jam.
⢠Hindari sinar matahari langsung, dan gunakan payung atau pelindung kepala.
⢠Istirahat cukup, jangan memaksakan diri dalam aktivitas fisik non-ibadah.
⢠Konsumsi makanan bergizi, dan hindari minuman manis karena mempercepat dehidrasi.
⢠Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala jika memiliki riwayat penyakit tertentu.
Jangan Tunggu Haus Baru Minum
Saran serupa juga disampaikan oleh dr. Eka Yusuf Singka, MSc, yang menekankan pentingnya pencegahan heat stroke sejak dini.
Menurutnya, jemaah haji harus melakukan hal-hal berikut:
⢠Minum air setiap 2-3 jam, jangan menunggu haus.
⢠Semprotkan air ke wajah dan bagian tubuh yang terpapar sinar matahari.
⢠Kenakan pakaian longgar dan mudah menyerap keringat.
⢠Lansia atau jemaah dengan penyakit disarankan bepergian dengan pendamping.
⢠Gunakan alas kaki, payung, dan pelindung kepala bila keluar penginapan.
Demikian beberapa cara yang bisa dilakukan agar jemaah haji tetap sehat, terhindar dari heatsroke dan bisa menunaikan ibadah dengan lancar. Jemaah diimbau untuk tidak meremehkan gejala panas berlebih, mengenali tanda-tandanya, dan mengikuti seluruh anjuran yang disampaikan oleh para ahli maupun petugas kesehatan haji. Semoga informasi ini bermanfaat.