JATIMTIMES - Hingga Senin (12/5/2025) malam, sebanyak 39 kloter jemaah haji Embarkasi Surabaya telah diberangkatkan. Total sudah sebanyak14.098 jemaah dan petugas haji telah diterbangkan ke Tanah Suci untuk melaksanakan rukun Islam ke-5.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya mencatat, jumlah jemaah yang telah berangkat tersebut sudah mencapai 39 persen dari total kuota 36.845 jemaah haji Embarkasi Surabaya tahun ini.
Baca Juga : Polisi Ringkus 3 Pengedar di 2 Lokasi Kota Malang, Amankan Sabu dan Ganja
"Alhamdulillah, proses pemberangkatan berjalan lancar. Saat ini kita sudah mencapai 39 persen dari total kuota,” ujar Ketua PPIH Embarkasi Surabaya Akhmad Sruji Bahtiar, Selasa (13/5/2025).
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa terdapat dua kloter terbaru asal Situbondo, yakni kloter 40 dan 41, yang dijadwalkan tiba di Embarkasi Surabaya pada Senin siang dan malam. Mereka menjadi bagian dari gelombang pemberangkatan yang terus bergerak menuju Arab Saudi pada kesempatan berikutnya.
Hari ini, tiga kolter asal Kabupaten Banyuwangi, yakni kloter 42, 43, dan 44 dijadwalkan tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Total jemaah yang asal Situbondo dan Banyuwangi yang akan berangkat melaksanakan ibadah haji berjumlah 1.880 orang. Setiap kloter terdiri dari 376 orang.
Dikatakannya, proses administrasi dokumen wajib bagi jamaah haji terus dilakukan. Bahtiar melaporkan, hanya tersisa sekitar 200 visa jemaah haji asal Jawa Timur yang belum tercetak dari total kuota 35.152 orang. ”Prosesnya berjalan baik, Insya Allah segera rampung,” paparnya.
Baca Juga : Vihara Dhammadipa Arama Kota Batu Jadi Jujugan Wisata Religi dari Berbagai Daerah hingga Mancanegara
Hingga saat ini, lanjut Bahtiar, ada enam jemaah yang tertunda keberangkatannya. Keenam jemaah tersebut masih menjalani perawatan di RS Haji Surabaya dengan dua pendamping. ”Kami berdoa agar mereka cepat pulih dan bisa segera menyusul rombongan untuk melaksanakan ibadah haji,” tutur Bahtiar.
Bahtiar mengingatkan pentingnya kesabaran menghadapi sistem kloter berbasis syarikah yang mungkin memisahkan keluarga. ”Ini kebijakan Arab Saudi yang harus kita ikuti dengan ikhlas,” pungkasnya.
