JATIMTIMES - Suasana hangat menyelimuti pelataran Masjid Miftahul Huda di Kompleks Perumahan Wisma Indah, Kota Blitar, Rabu (9/4/2025) pagi. Para calon jemaah haji duduk khusyuk bersila, menyimak pembekalan manasik haji perdana yang menjadi titik awal perjalanan panjang menuju Tanah Suci.
Di antara para jemaah, hadir Wali Kota Blitar H. Syauqul Muhibbin, yang akrab disapa Mas Ibin, memberi sambutan penuh semangat sekaligus nasihat berharga. Mas Ibin menyampaikan bahwa ibadah haji bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan perjalanan spiritual yang memerlukan kesiapan menyeluruh—baik fisik, mental, maupun pembiayaan. Ia mengingatkan bahwa tanpa persiapan matang, ibadah haji bisa menjadi beban alih-alih membawa keberkahan.
Baca Juga : Wahyu Hidayat dan Ali Muthohirin Sowan ke Mantan Wali Kota Malang, Bahas Perkembangan Wilayah
“Jangan dianggap enteng. Di sana, suhu sangat ekstrem dan aktivitas padat. Maka kekuatan fisik harus dijaga,” tutur Wali Kota Blitar di hadapan 114 calon jemaah yang mengikuti bimbingan.
Lebih jauh, dalam sambutannya yang lugas, Mas Ibin juga membagikan pengalamannya saat menunaikan ibadah haji beberapa tahun lalu. Ia menekankan pentingnya menjaga koneksi dengan pendamping haji agar tidak terpisah dari rombongan, apalagi di tengah keramaian jutaan umat dari seluruh dunia. Baginya, komunikasi yang intensif dengan pendamping adalah kunci keamanan dan kenyamanan.
Menurut Mas Ibin, manasik seperti ini menjadi jembatan awal yang sangat menentukan keberhasilan ibadah haji. Lewat simulasi dan penjelasan detil, para jemaah dapat memahami setiap tahapan yang harus dilalui di Tanah Suci—dari ihram hingga tahallul, dari wukuf di Arafah hingga lempar jumrah di Mina.
“Melalui manasik ini, jemaah akan dibantu agar siap secara menyeluruh. Jangan sampai kurang informasi membuat ibadah jadi terganggu,” ujarnya tegas.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Blitar, Khanzul Faton, menyebut bahwa seluruh jemaah yang mengikuti bimbingan manasik kali ini adalah mereka yang telah memenuhi syarat istitoah—mampu secara fisik dan finansial—serta telah melunasi biaya perjalanan haji. Ia memastikan bahwa Kemenag akan terus mendampingi para jemaah hingga hari keberangkatan.
“Bimbingan ini meliputi penguatan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman tata cara ibadah haji. Semoga semuanya bisa berangkat dalam keadaan sehat dan kembali dengan haji yang mabrur,” ujar Khanzul dalam sesi pembukaan.
Ia menambahkan, para jemaah diharapkan menjaga pola makan dan berolahraga ringan menjelang keberangkatan. Pasalnya, ibadah haji memerlukan stamina yang prima, terlebih ketika harus berjalan kaki jarak jauh dari satu lokasi ke lokasi lainnya di tengah cuaca panas khas Jazirah Arab.
Kegiatan manasik ini, menurut Khanzul, bukan yang terakhir. Masih ada beberapa tahap pendampingan yang akan diberikan oleh tim Kemenag Kota Blitar. Pendekatan ini diambil agar para jemaah memiliki kesiapan bertahap dan bisa lebih mandiri dalam melaksanakan ibadah.
“Bukan hanya soal teknis ibadah, kami juga membekali aspek spiritual dan psikologis. Ini penting untuk menjaga kekhusyukan selama di Tanah Suci,” tuturnya.
Manasik haji tahun ini bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan upaya serius pemerintah dalam menyiapkan warganya menjalankan rukun Islam kelima dengan tenang dan tertib. Antusiasme para jemaah pun terlihat dari cara mereka mencatat setiap penjelasan, bertanya dengan cermat, dan berdiskusi dalam kelompok kecil usai sesi selesai.
Kehadiran Wali Kota Blitar dalam manasik haji ini menjadi simbol dukungan pemerintah terhadap pelaksanaan ibadah umat Islam di daerahnya. Dalam konteks pelayanan publik, ini adalah bentuk nyata kehadiran negara yang bukan hanya mengatur, tetapi juga membersamai dan melayani hingga ke aspek spiritual masyarakat.
Dengan tekad kuat dan persiapan yang matang, Kota Blitar berharap seluruh jemaahnya bisa menjadi duta-duta ibadah yang kembali membawa nilai kebaikan, kedamaian, dan semangat toleransi ke tanah air. Karena sejatinya, haji bukan hanya perjalanan ke Makkah, tetapi juga perjalanan menata jiwa.