free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Lagi! Balon Udara Berisi Petasan Meledak di Desa Suruhan Lor Tulungagung, Kerugian Capai Puluhan Juta

Penulis : Aries Marthadinaja - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Insiden balon udara berisi petasan kembali menimpa warga Tulungagung pada Minggu 13 April 2025, kali ini korban adalah warga Desa Suruhan Lor, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung. (dok. Tulungagung Jatimtimes)

JATIMTIMES - Insiden balon udara berisi petasan kembali terjadi dan kali ini menimpa rumah warga di Desa Suruhan Lor, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung. Kejadian yang berlangsung pada Minggu pagi, 13 April 2025, mengakibatkan kerusakan serius pada rumah milik seorang warga bernama Marsini (59). 

Ledakan dari petasan yang terpasang pada balon udara menyebabkan kerusakan parah pada atap dan bagian dalam rumah, dengan taksiran kerugian mencapai puluhan juta rupiah.

Baca Juga : Pencuri Celana Dalam di Tulungagung Ditangkap, Akui Guna Penuhi Hasrat Seksual

Menurut Kapolsek Bandung Polres Tulungagung, AKP Anwari, SH., petasan yang digantungkan pada balon udara tersebut jatuh ke permukiman karena parasut yang seharusnya membantu memperlambat jatuhnya petasan tidak mengembang sempurna. Akibatnya, petasan langsung menghantam atap rumah milik Marsini dan meledak dengan keras.

"Petasan yang ada di balon udara terjatuh karena parasut yang terpasang pada petasan tidak mengembang. Sehingga langsung lepas dan menimpa rumah milik Marsini, warga Desa Suruhan Lor," terang AKP Anwari.

Ledakan tersebut menghancurkan bagian kamar tidur rumah Marsini. Berdasarkan pantauan di lokasi, genteng rumah tampak porak poranda, plafon mengalami kerusakan di beberapa titik, dan sejumlah perabotan rumah ikut rusak. 

Meski demikian, tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa ini. Sisa-sisa balon udara berbahan plastik masih terlihat berserakan di atap rumah, sementara potongan kertas bekas petasan ditemukan di atas lemari di bawah genteng yang jebol.

Berdasarkan keterangan Marsini, kronologi kejadian berawal saat balon berada di atas rumah almarhum Pak Sekdes, meledak pertama kali.

Balon udara tersebut kemudian mendekat ke rumah Marsini dan meledak lagi, sementara ledakan yang ketiga memiliki suara paling besar.

Tim kepolisian dari Polsek Bandung dan Unit Inafis Polres Tulungagung segera mendatangi lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Mereka mengumpulkan barang bukti dan meminta keterangan dari sejumlah saksi guna mengusut tuntas peristiwa tersebut.

Tidak butuh waktu lama, dalam kurun waktu kurang dari dua jam setelah kejadian, pihak kepolisian berhasil mengamankan sepuluh anak yang diduga menerbangkan balon udara tersebut. 

Para pelaku yang rata-rata masih berusia 12 hingga 17 tahun itu diketahui meluncurkan balon dari area persawahan yang berada di Dusun Bakah, Desa Mergayu, hanya berjarak sekitar 500 meter dari lokasi rumah yang terkena dampak.

Baca Juga : JLS Tulungagung-Trenggalek Dikabarkan Longsor Dini Hari, Akses Jalan Tertutup

“Jaraknya sekitar 500 meter dari lokasi rumah yang rusak,” ungkap AKP Anwari.

Sepuluh anak tersebut saat ini tengah diamankan di Mapolsek Bandung untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Selanjutnya, kasus ini akan dilimpahkan ke Polres Tulungagung untuk penanganan lanjutan.

AKP Anwari juga mengungkapkan bahwa saat ini wilayah Kecamatan Bandung berada dalam kondisi darurat balon udara dan petasan. Dalam operasi sebelumnya, polisi bahkan telah menyita sekitar 15 balon udara dan satu karung penuh petasan yang disiapkan untuk diterbangkan.

“Kerugian diperkirakan mencapai Rp 30 juta hingga Rp 35 juta," jelasnya.

Kerusakan tidak hanya menimpa material rumah seperti genteng, kayu, dan plafon yang rusak, tetapi juga perabotan di dalam rumah.

Insiden ini menambah daftar panjang kasus serupa yang terjadi setiap musim perayaan, di mana tradisi menerbangkan balon udara kerap disalahgunakan dengan menambahkan petasan besar. Kejadian serupa juga menimpa warga Desa Gandong awal April lalu.