free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Filosofi YONO Jadi Solusi di Tengah Gaya Hidup Konsumtif

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Dekan FISIP UB, Prof. Anang Sujoko (Anggara Sudiongko/ MalangTimes)

JATIMTIMES - Dalam menghadapi derasnya arus digitalisasi dan meningkatnya budaya konsumtif, masyarakat kini dihadapkan pada tantangan baru dalam menjaga keseimbangan finansial serta kesehatan mental. 

Hal ini terkuak dalam kuliah umum Magister Sains Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya menggelar Kuliah Umum bertajuk "You Only Need One (YONO): Kesehatan Mental Di Era Ekonomi Digital", Rabu (19/2/2024) di Universitas Brawijaya.

Baca Juga : Saluran Irigasi Diduga Tertimbun Material Longsor Tambang, 700 Hektar Sawah Kekurangan Air

Dekan FISIP UB, Prof. Anang Sujoko, mengungkapkan bahwa digitalisasi telah membawa perubahan besar dalam kehidupan sosial dan psikologis masyarakat. "Fasilitas digital yang semakin berkembang membuat banyak hal terasa lebih mudah, dari berekspresi di media sosial hingga kemudahan dalam berbelanja online dengan berbagai metode pembayaran seperti paylater dan kartu kredit," katanya.

Namun, kemudahan ini membawa dampak negatif yang tak sedikit. Prof. Anang menyebutkan bahwa banyak orang yang terjebak dalam pola konsumsi yang tidak sehat, membeli barang yang tidak benar-benar dibutuhkan hanya karena dorongan tren atau sistem pembayaran cicilan yang tampak ringan di awal. 

"Akibatnya, banyak yang akhirnya berbelanja di luar kemampuan dan berakhir dengan tumpukan utang yang semakin menggunung. Dampaknya tidak hanya dirasakan di sektor keuangan pribadi, tetapi juga kesehatan mental," lanjutnya.

Fenomena ini tidak hanya berhubungan dengan pengelolaan keuangan, tetapi juga memengaruhi psikologis individu. Prof. Anang menambahkan bahwa ketergantungan pada transaksi digital yang tidak terkendali bisa berujung pada tekanan mental yang berat, bahkan dalam beberapa kasus, berujung pada tindakan ekstrem seperti bunuh diri atau tindak kriminal akibat tekanan finansial.

"Kasus-kasus tersebut semakin sering terjadi, memperlihatkan betapa pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak," jelasnya.

Menyikapi permasalahan ini, filosofi YONO diperkenalkan sebagai pendekatan untuk membantu masyarakat mengelola keuangan dan gaya hidup mereka dengan lebih bijak. Ketua panitia sekaligus Ketua Program Magister Sains Psikologi UB, Dr. Sumi Lestari S.Psi., M.Si., menjelaskan bahwa YONO hadir sebagai respons terhadap tren YOLO (You Only Live Once), yang sering mendorong gaya hidup hedonistik dengan memprioritaskan kesenangan sesaat tanpa memikirkan dampak jangka panjang.

"YOLO cenderung mendorong impulsive buying, di mana seseorang membeli barang hanya untuk memenuhi keinginan sesaat, bukan berdasarkan kebutuhan," ungkap Dr. Sumi.

Dengan prinsip YONO, individu diajak untuk lebih selektif dalam berbelanja dan mengutamakan kualitas daripada kuantitas. "Alih-alih membeli barang murah yang cepat rusak, lebih baik memilih satu barang yang berkualitas tinggi dan tahan lama. Dengan cara ini, kita tidak hanya menghemat uang, tetapi juga menghindari perilaku konsumtif yang berlebihan," kata Dr. Sumi menambahkan.

Baca Juga : Sekolah Kabupaten Malang yang Akan Digabung Mayoritas Tanahnya Milik Pemerintah Desa

Lebih dari itu, filosofi YONO juga mengajarkan pentingnya kesadaran dalam membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Banyak orang saat ini membeli barang hanya karena dorongan FOMO (Fear of Missing Out), bukan karena kebutuhan yang nyata. Dr. Sumi menegaskan bahwa promo besar, iklan menarik, dan kemudahan transaksi sering kali membuat seseorang kesulitan mengendalikan diri. 

"Jika kita lebih sadar akan pola konsumsi kita, akan lebih mudah menghindari jebakan utang dan tekanan mental yang muncul akibat beban finansial," jelasnya.

Melalui diskusi ini, diharapkan masyarakat dapat memahami pentingnya membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Filosofi YONO tidak hanya sekadar sebuah gaya hidup, tetapi juga merupakan langkah nyata untuk menjaga kesehatan mental serta keseimbangan finansial di tengah kemudahan ekonomi digital yang kian berkembang pesat. Dengan menerapkan prinsip YONO, individu diharapkan bisa lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi finansial dan menjaga kesehatan mental dalam menghadapi tantangan zaman.

Sementara itu, dalam kuliah umum ini menghadirkan dua pembicara utama yang sudah tak asing lagi di bidangnya: dr. Gamal Albinsaid, M.Biomed, seorang anggota DPR RI sekaligus inovator kesehatan dan sosial entrepreneur, serta Cleoputri Yusainy, Ph.D, dosen S2 Psikologi dan peneliti Mindfulness.

Kedua pembicara tersebut menyampaikan pemaparan mendalam mengenai filosofi YONO sebagai jawaban atas gaya hidup konsumtif yang semakin marak akibat kemudahan teknologi finansial.