JATIMTIMES - Belakangan, Nabi Idris menjadi perbincangan publik setelah ustaz Maulana melakukan puasa dengan niat mengikuti jejak Nabi Idris usai kehilangan istrinya. Dalam ceramahnya, Ustaz Sulaiman mengklaim bahwa ia menjalani "puasa Nabi Idris" sebagai bentuk pengendalian diri dari hawa nafsu dan segala hal buruk selama 6 tahun terakhir.
Namun, terlepas dari tren ini, Gus Baha, ulama kharismatik asal Rembang, membagikan cerita unik dan lucu tentang Nabi Idris yang menarik perhatian banyak orang.
Baca Juga : Stop Cium dan Pegang Bayi Orang Sembarangan, Ini Sejumlah Bahayanya
K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha, menyebutkan bahwa Nabi Idris memiliki kemuliaan yang sangat luar biasa, bahkan sering kali beliau mengirimkan doa Al-Fatihah kepada Nabi Idris. "Nabi Idris itu keramat, saya sering kirim Al-Fatihah ke Nabi Idris," ujar Gus Baha, dilansir YouTube Aza Belajar, Kamis (19/9).
Namun, ada satu hal yang membuat Nabi Idris menarik perhatian Gus Baha, yakni kisahnya yang penuh kelucuan. "Saya tertarik dengan Nabi Idris karena kemuliaannya lucu, sebenarnya bisa ditiru," tambahnya.
Gus Baha kemudian menceritakan sebuah kisah di mana Nabi Idris berinteraksi dengan tiga malaikat, yakni Malaikat Izrail (pencabut nyawa), Malaikat Malik (penjaga neraka), dan Malaikat Ridwan (penjaga surga). Kisah ini dimulai dengan Nabi Idris yang penasaran tentang seperti apa rasanya mati.
Menurut Gus Baha, Nabi Idris bertanya kepada Malaikat Izrail, “Il, mati itu rasanya bagaimana?” Tanya Nabi Idris dengan penasaran. Malaikat Izrail yang dikenal lugu dan tanpa berpikir panjang, akhirnya menuruti permintaan Nabi Idris untuk mencabut nyawanya. "Izrail lugu, tidak begitu berpikir, tapi memang malaikat tidak boleh berpikir," jelas Gus Baha sambil tersenyum.
Setelah nyawanya dicabut, Nabi Idris mengklaim bahwa ia hanya ingin mencoba bagaimana rasanya mati agar bisa melihat neraka dan surga. Malaikat Izrail pun mencabut nyawa Nabi Idris, lalu Nabi Idris bertemu dengan Malaikat Malik, penjaga neraka. Saat itu, Nabi Idris meminta kepada Malaikat Malik agar diperbolehkan melihat neraka. "Namun Nabi Idris hanya ingin melihat, tidak lebih dari itu," jelas Gus Baha.
Setelah puas melihat neraka, Nabi Idris meminta untuk diantar ke surga. Tetapi, menurut Gus Baha, Nabi Idris meminta harus melewati neraka terlebih dahulu sebelum bisa mencapai surga, sesuai aturan. Ketika sampai di surga dan bertemu dengan Malaikat Ridwan, penjaga surga, Nabi Idris pun meminta untuk melihat-lihat. Namun, ketika sudah berada di surga, Nabi Idris tidak mau keluar lagi.
“Ini yang lucu,” lanjut Gus Baha. Malaikat Malik protes kepada Nabi Idris karena perjanjiannya hanya sekedar lewat saja. "Kenapa tidak mau keluar, kan perjanjian hanya lewat?" kata Malaikat Malik protes. Akhirnya, ketiga malaikat, yaitu Izrail, Malik, dan Ridwan, saling berdiskusi karena situasi yang tidak sesuai dengan perjanjian awal, Allah yang Maha Adil, akhirnya memutuskan bahwa Nabi Idris bisa tetap tinggal di surga. "Akhirnya ketiga malaikat dipertemukan, Izrail, Malik, dan Ridwan, debat. Tapi Allah pun fair dan adil," ungkap Gus Baha.
Baca Juga : Mengambil Amalan dari Internet atau Medsos Apakah Boleh? Ini Kata Buya Yahya
Dari cerita ini, Gus Baha menggarisbawahi bahwa meski kisah Nabi Idris ini tidak memiliki peran penting dalam dakwah secara umum, namun bisa menjadi pelajaran penting. "Cerita Nabi Idris memang tidak penting dalam dakwah, tapi penting dalam i'tibar," tegas Gus Baha.
Menurut versi lain dari kisah Nabi Idris, Gus Baha menjelaskan bahwa Nabi Idris sempat menjatuhkan sandalnya di surga, lalu ia meminta izin untuk mengambilnya. Namun setelah itu, ia tetap tinggal di surga dengan alasan mencari sandalnya yang hilang. "Ada juga versi lain dari cerita Nabi Idris. Katanya beliau jatuhkan sandal di surga, dan saat di bumi bilang barangnya ketinggalan di surga. Kemudian barangnya tidak ketemu-ketemu dan akhirnya terus di surga," cerita Gus Baha sambil tertawa.
Meskipun kisah ini terdengar lucu, Gus Baha mengakui bahwa ia belum menemukan referensi kitab yang mendukung cerita tersebut. "Ini cerita agak membodohi, saya belum ketemu kitabnya. Tapi kiai-kiai suka cerita itu," tuturnya.
Kisah ini menjadi salah satu dari banyak cerita humoris dan penuh hikmah yang disampaikan oleh Gus Baha, yang mengajak jamaah untuk melihat keistimewaan para nabi, termasuk Nabi Idris, dengan cara yang lebih dekat dan ringan.