free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Agama

Amr bin Tsabit bin Waqsy, Sosok yang Belum Pernah Salat tapi Masuk Surga

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Yunan Helmy

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi (pixabay)

JATIMTIMES — Namanya Amr bin Tsabit bin Waqsy, dikenal pula sebagai Al-Ushairim. Ia tercatat sebagai satu-satunya lelaki dari kaum Anshar yang mendapat jaminan surga langsung dari Rasulullah SAW, meski semasa hidupnya belum sempat menunaikan satu rakaat salat pun.

Al-Ushairim bukan tokoh yang dekat dengan Islam sejak awal. Ia dikenal keras kepala dalam menolak ajakan memeluk agama tauhid. Berkali-kali para sahabat mengulurkan tangan, namun ia tetap bergeming.

Baca Juga : Siapa Ajeng Febria? Namanya Sering Dipakai di Hastag Tiktok hingga Kerap Trending

Namun takdir berkata lain. Menjelang Perang Uhud, hati Al-Ushairim digerakkan oleh hidayah. Ia tiba-tiba datang mencari seseorang: “Di mana Sa’ad bin Mu’adz?” tanyanya kepada para sahabat. “Di Uhud,” jawab mereka singkat.

Ia kembali bertanya, kali ini tentang kerabat-kerabatnya, anak-anak saudara dan kaumnya. Jawabannya sama: “Mereka semua di Uhud.”

Tanpa banyak bicara, Al-Ushairim memantapkan hati. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat, mengambil pedang, dan segera menaiki kudanya menuju medan perang. Keputusan itu ia ambil hanya sesaat setelah masuk Islam.

Saat bergabung dengan pasukan Muslim, para sahabat sempat terkejut. Mereka mengenal Al-Ushairim sebagai sosok yang menolak dakwah. “Tinggalkan kami, wahai Amr!” seru mereka.

Namun Al-Ushairim menjawab mantap, “Aku telah beriman.”

Tanpa ragu, ia maju ke medan laga, bertarung habis-habisan bersama kaum Muslimin. Ia terluka parah, namun tak seorang pun tahu kabarnya hingga perang usai.

Keluarga dari Bani Abdul Asyhal pun turun ke medan untuk mencari anggota mereka yang mungkin gugur. Di antara tubuh-tubuh syuhada, mereka menemukan Al-Ushairim dalam kondisi kritis. Sebuah tombak kecil masih menancap di tubuhnya.

Mereka pun terperangah. “Demi Allah, ini pasti Al-Ushairim! Bukankah ia masih menolak Islam saat kami terakhir meninggalkannya?”

Mereka bertanya, “Apa yang membawamu hingga seperti ini? Karena belas kasihan pada kaum atau karena kecintaan kepada Islam?”

Baca Juga : Senapati vs Jaka Tingkir: Amarah, Cinta, dan Tumbangnya Pajang

Dengan sisa tenaga, Al-Ushairim menjawab, “Karena aku mencintai Islam. Aku telah menyatakan iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Lalu aku berperang bersama Rasulullah hingga aku mengalami ini.”

Tak lama kemudian, ia mengembuskan napas terakhir. Kabar wafatnya Al-Ushairim disampaikan kepada Rasulullah SAW. Mendengar cerita para sahabat, Nabi pun bersabda, “Ia termasuk penghuni surga.”

Dalam riwayat lain disebutkan, Rasulullah bersabda, “Ia sedikit berbuat, tapi diberi balasan.” (HR Bukhari)

Sementara itu, sahabat Abu Hurairah RA turut mengisahkan bahwa Al-Ushairim tidak sempat menunaikan salat sekali pun sebelum syahid. “Jika ada orang yang tidak mengenalnya, mereka pasti akan bertanya-tanya: siapa dia? Dia adalah Al-Ushairim dari Bani Abdul Asyhal,” tutur Abu Hurairah.

Kisah ini tercatat dalam berbagai kitab sejarah Islam seperti Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam dan Ahmad, serta Majma' Az-Zawaid karya Al-Haitsami. Ia menjadi pengingat kuat bahwa hidayah bisa datang di detik terakhir hidup seseorang, dan keikhlasan dalam beriman dapat menggugurkan dosa-dosa yang lampau.

Al-Ushairim memang terlambat mengenal Islam, tapi ia tidak menunda untuk berkorban setelah hatinya tersentuh kebenaran. Dan dari medan Uhud, namanya kini abadi sebagai sosok yang sedikit berbuat, namun surga menjadi ganjarannya.