JATIMTIMES - Meski mengandalkan sektor pariwisata, roda perekonomian Kota Batu juga ditopang hasil pertanian. Pemkot Batu mengupayakan perluasan pasar hasil pertanian hortikultura melalui berbagai cara. Salah satunya berkontrak dengan industri untuk menjamin akses pasar.
Hal tersebut menjadi salah satu prioritas Pemkot Batu tahun pertama periode pemerintahan Nurochman-Heli Suyanto. Akses pasar melalui industrialisasi di tingkat nasional dan internasional terus dijajaki.
Baca Juga : Perbandingan Kekayaan Irwan Mussry vs Ahmad Dhani, Ayah Al yang Disorot usai Pernikahan
Wali Kota Batu Nurochman mengatakan bahwa Pemkot Batu telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan. Tujuannya tak lain untuk menyalurkan suplai hasil pertanian Kota Batu untuk kebutuhan industri secara berkelanjutan.
Nurochman menyebut, setidaknya ada sekitar tiga perusahaan yang sudah bekerja sama dan Pemkot Batu melalui MoU (memorandum of understanding).
"Sudah kemarin ada kerja sama dengan PT Sweet Greens Indonesia, Superindo, juga dengan salah satu pengusaha di Kalimantan Timur," rincinya saat ditemui, belum lama ini.
Terbaru, Nurochman turut serta dalam rangkaian Economic Mission Belanda-Indonesia yang digelar di Hotel Shangri-La Jakarta, Senin (16/6/2025) lalu. Kehadiran wali kota dalam misi dagang ini menjadi langkah strategis Pemerintah Kota Batu dalam memperluas jejaring kemitraan internasional dan membuka peluang kerja sama di sektor hortikultura dengan berbagai perusahaan dan institusi dari Kerajaan Belanda.
Kegiatan diinisiasi Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia dan dipimpin langsung oleh Wakil Menteri Urusan Ekonomi Luar Negeri Belanda Michiel Sweers. Lebih dari 70 perusahaan Belanda dari sektor air, maritim dan hortikultura turut serta dalam misi ini, termasuk 28 perusahaan dan lembaga yang secara khusus fokus pada pengembangan hortikultura berkelanjutan.
Orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kota Batu itu menyebut masih banyak kemungkinan Pemkot Batu akan bekerja sama dengan industri pertanian untuk pasokan produk Hortikultura berkualitas. Baik dari dalam dan luar negeri.
"Yang sudah (MoU) nilai kontraknya Rp 48 miliar. Itu untuk kerja sama produk hortikultura buah dan sayur," tambahnya.
Ia menyebut, petani Kota Batu juga didorong terus menghasilkan produk-produk berkualitas dari Hortikultura dan banyak hasil komoditas lain. Sembari upaya perluasan akses pasar terus dilakukan.
Ia mengaku, sektor pariwisata sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kota Batu. Meski begitu, pusat perekonomian kota batu tetap di sektor pertanian. Kedua sektor tersebut memiliki keterkaitan yang sangat signifikan dalam pembangunan ekonomi, didukung dengan potensi sumberdaya alam dan budaya masyarakat Kota Batu.
Baca Juga : Ju Haknyeon Hengkang dari The Boyz, Diduga karena Pertemuannya dengan Eks Model Film Dewasa
Lebih lanjut, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kota Batu Nurbianto Puji membeberkan jika kerja sama yang diperoleh bisa memaksimalkan produk hortikultura Kota Batu tembus pasar lebih luas.
"Itu yang dapat order Rp 48 miliar dalam dua tahun untuk produk pertanian sayur dan buah adalah Coosae (Cooperative Smart Agriculture Ecosystem)," kata Nurbianto.
Dikatakan, Coosae jadi salah satu Koperasi yang inisiasi pendiriannya adalah Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu untuk mendukungwadah pemasaran salah satunya pertanian hortikultura.
"Order dimaksud didapatkan pada acara kegiatan misi dagang Provinsi Jawa Timur dengan provinsi Kalimantan Timur di Balikpapan pada bulan Mei kemarin," bebernya.
Tidak ada target khusus berapa nilai kontrak kerja sama yang dicapai tahun ini. Nurbianto menyebut, pemasaran produk pertanian akan dilakukan sesering mungkin.
"Target tertentu tidak ada. Tapi diupayakan pemasaran produk pertanian melalui misi dagang dapat dilaksanakan sesering mungkin," tambah dia.