JATIMTIMES - Lebih dari 19 persen rumah tangga di Jawa Timur (Jatim) dipimpin oleh seorang wanita. Menanggapi hal itu, Anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim Puguh Wiji Pamungkas, mendorong adanya peningkatan program bantuan langsung maupun program pemberdayaan dan pelatihan kepada kalangan wanita yang menjadi single parent tersebut.
Merujuk pada data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), kurang lebih ada 10,8 juta rumah tangga di Jatim. Di mana, lebih dari 19 persen di antaranya adalah rumah tangga yang dipimpin oleh seorang wanita. Secara angka jumlahnya lebih dari 2,7 juta rumah tangga yang dipimpin oleh kaum hawa tersebut.
Baca Juga : Jalan Sehat Akbar Jember: Dispora dan Anggota DPRD Kompak Olahragakan Masyarakat
"Hal ini tentunya wajib menjadi perhatian serius bagi seluruh kalangan, terutama Pemprov (Pemerintah Provinsi) Jatim sebagai pengampu atas terwujudnya kesejahteraan bagi seluruh warga Jatim," ujar Puguh kepada JatimTIMES, Minggu (15/6/2025).
Puguh menyebut, kalangan perempuan yang menjadi kepala rumah tangga tentunya bukan kondisi yang lazim terjadi. Namun fenomena kehidupan memaksa mereka untuk menjalankan peran sebagai kepala keluarga.
"Salah satu kontribusi terbesar penyebab semakin banyaknya perempuan menjadi kepala rumah tangga adalah karena kasus perceraian. Sedangkan penyebab perceraian terbanyak adalah karena faktor ekonomi keluarga yang rapuh," jelasnya.
Mempertimbangkan kondisi tersebut, Puguh menyebut dukungan kepada mereka yang merupakan wanita single parent tentunya sangat dibutuhkan. Baik yang meliputi dari segi program bantuan secara langsung, maupun program pemberdayaan dan pelatihan.
"Langkah tersebut ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi mereka dalam meningkatkan taraf hidup," ujarnya.
Berdasarkan data Biro Perekonomian Setda Provinsi Jatim, sekitar 54 persen dari 9,78 juta pelaku UMKM di Jatim adalah perempuan. Artinya, dalam sudut pandang indeks pemberdayaan gender, kontribusi perempuan dalam menghasilkan pendapatan menjadi indikator akan kesuksesan pada indeks tersebut.
"Data ini menunjukkan peran signifikan perempuan dalam sektor UMKM di Jatim. Tentunya ini juga memberikan kontribusi positifnya bagi ketahanan ekonomi dan pembangunan bangsa," ujarnya.
Baca Juga : DPRD Blitar Dukung Klinik Baru RSUD Srengat, Pelayanan Kian Modern
Puguh menambahkan, potret ketahanan ekonomi bangsa sebenarnya juga bisa ditinjau dari faktor ketahanan ekonomi keluarga. Secara prinsip, semakin banyak revenue atau sumber penghasilan di dalam keluarga, maka akan semakin kokoh pondasi dan kesejahteraan keluarga itu sendiri.
"Menjadikan setiap perempuan berdaya itu bukan berarti menghilangkan peran kondrati laki-laki. Namun lebih ditujukan agar ketahanan ekonomi keluarga bisa terwujud, sehingga keluarga semakin kokoh dan sejahtera," tuturnya.
Pada pernyataannya, Puguh turut mendorong para perempuan di Jatim untuk mengambil bagian dalam perekonomian. Termasuk sebagai pelaku UMKM yang di era kini menjadi hal yang sangat penting.
"Sehingga mereka bukan hanya akan berkontribusi bagi kuatnya indeks pemberdayaan gender. Namun juga semakin menguatkan perekonomian untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga," pungkasnya.