JATIMTIMES - Wakil Bupati Malang Lathifah Shohib saat ini tengah mempertimbangkan untuk membawa beras sehat asli dari lahan pertanian Desa Sumberngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang untuk dibawa atau dipasarkan ke luar Kabupaten Malang.
Pasalnya, saat ini para petani di Desa Sumberngepoh sedang menjalin kerja sama dengan Tim Pusat Sains dan Rekayasa (PSR) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Malang (UM) dalam rangka uji coba penggunaan pupuk organik cair berbasis limbah lokal yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi dan dapat menghasilkan beras yang sehat.
Baca Juga : Sudah Tahu? 11 Makanan Ini Tidak Memiliki Masa Kedaluwarsa
Terlebih lagi, Lathifah memiliki jaringan yang kuat ditingkat pemerintah pusat. Pasalnya, Lathifah Shohib pernah menduduki jabatan sebagai Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kemudian, setelah kalah dalam kontestasi Pilkada Kabupaten Malang 2020, Lathifah menduduki jabatan sebagai Komisaris Independen PT. Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo) dan PT. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
Dengan pengalamannya itu, Lathifah akan mempertimbangkan terkait ekspansi penjualan beras sehat asli Desa Sumberngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Namun, hal itu akan bergantung pada hasil panen yang berhasil dicapai oleh para petani.
"Kita lihat dulu. Kalau memang di sini hasilnya berlebihan ya bisa kita ikhtiarkan ekspansi. Tapi kalau masih cukup untuk kebutuhan lokal atau bahkan masih kurang ya kita tidak perlu ekspansi kemana-mana," ungkap Lathifah kepada JatimTIMES.com.
Menurut Lathifah, jika stok beras dari hasil panen para petani dalam kondisi cukup atau bahkan kurang, lebih baik mengutamakan pemenuhan kebutuhan beras di Kabupaten Malang dalam rangka penguatan program ketahanan pangan.
"Ya difokuskan untuk ketahanan pangan di Kabupaten Malang dulu yang kita utamakan. Buat apa kita produksi, hasilnya kita jual ke luar, kemudian kita mendatangkan dari luar," ujar Lathifah.
Pejabat perempuan yang merupakan cucu dari salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH. Bisri Syansuri ini menyebut, adanya inisiasi ekspansi pasar beras sehat dengan jenis beras wangi baduy dan beras sri sendani dari Desa Sumberngepoh, Kecamatan Lawang, berangkat dari keluhan para petani yang merasa kesulitan untuk memasarkan beras hasil panennya masing-masing.
Baca Juga : Realisasi Pendapatan Pemkab Magetan Rp2,03 Triliun, BPK Tetap Minta Perbaiki Tata Kelola Keuangan
Akhirnya, Lathifah meminta kepada ibu-ibu di wilayah Desa Sumberngepoh atau di Kecamatan Lawang untuk dapat membeli beras hasil panen para petani Desa Sumberngepoh sebagai salah satu dorongan agar produk beras dari petani terpasarkan di lingkungan terdekat lebih dulu.
"Jadi kita mulai pemasaran itu dari skup yang paling dekat dengan tempat produksi. Jadi paling tidak ibu-ibu yang ada di Desa Sumberngepoh ini sudah menggunakan hasil panennya sendiri. Kemudian yang masih ada stok bisa dipasarkan melalui Muslimat, Fatayat, PKK, Bhayangkari, dan ibu-ibu Persit Candra Kirana. Lah pengguna beras itu kan ibu-ibu semua," jelas Lathifah.
Pihaknya menyebut, bahwa 70 persen masyarakat di Desa Sumberngepoh telah menggunakan beras sehat hasil panen dari para petani di Desa Sumberngepoh, Kecamatan Lawang. "Jadi dikonsumsi sendiri dan mereka secara personal sudah memasarkan kepada koleganya. Malah sudah ada yang mau kirim ke Kalimantan, saudaranya yang ada di Kalimantan. Ada peluang, tergantung kepada kreativitas kita untuk pemasarannya," beber Lathifah.
Sementara itu, pihaknya juga mengingatkan kepada para petani di Desa Sumberngepoh, Kecamatan Lawang ketika terjadi peningkatan permintaan dari para konsumen, harus siap. "Ini yang perlu diingat, nanti kalau sudah ada yang beli, bapak-bapak dan ibu-ibu harus siap sedia beras sehat hasil panennya," pungkas Lathifah.