JATIMTIMES - Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Belmawa Ditjen Dikti), Dr. Berry Juliandi, S.Si., M.Si., memaparkan konsep revolusioner mengenai pembelajaran sepanjang hayat atau lifelong learning yang sedang dikembangkan pemerintah.
Hal ini disampaikannya dalam seminar bertajuk ‘Arah Pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi Menuju Kampus Berdampak’ yang digelar Universitas Islam Malang (Unisma), Rabu, (11/6/2025).
Baca Juga : Diperkirakan Beroperasi Oktober, Ini Kemungkinan Jalur Trans Jatim di Kota Malang
Menurut Dr. Berry, sistem ini bertujuan untuk memastikan setiap individu, terlepas dari usia dan status pendidikan, bisa terus belajar sepanjang hidup mereka. "Konsep pembelajaran sepanjang hayat ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang terus berkembang, di mana tidak ada batasan untuk siapa pun dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru. Semua orang berhak belajar, dan itu seharusnya tidak terbatas pada waktu tertentu atau level pendidikan tertentu," ujar Dr. Berry.

Lebih lanjut dijelaskannya, bahwa pemerintah Indonesia sedang merancang sistem baru yang akan memungkinkan individu untuk menyimpan rekam jejak pembelajarannya dalam sebuah sistem yang disebut Bank Kredit. Sistem ini memungkinkan setiap orang untuk menyimpan informasi tentang apa yang telah mereka pelajari, baik melalui mata kuliah kampus maupun melalui program mikro credential, sehingga dapat dilihat oleh siapa pun.
“Ke depan, saat nama seseorang diketik dalam sistem, akan terlihat apa yang telah dipelajarinya dan dari mana,” jelasnya.
Dr. Berry menjelaskan bahwa inovasi ini memungkinkan seseorang untuk terus berkembang, bahkan setelah mereka menyelesaikan pendidikan formal. Sehingga, dengan adanya Bank Kredit, akan memberikan pengakuan terhadap proses pembelajaran sepanjang hayat yang dilakukan oleh setiap individu. Hal ini tentu mempermudah dalam melihat potensi dan keterampilan yang telah dikuasai oleh seseorang tanpa harus mengandalkan ijazah formal semata.
Selain itu, Dr. Berry menegaskan bahwa Indonesia merupakan satu-satunya negara dalam forum G20 yang telah mengusulkan dan membahas secara mendalam mengenai konsep lifelong learning ini. Upaya tersebut menunjukkan komitmen Indonesia untuk menanggapi tantangan global dalam dunia pendidikan yang terus berkembang.
Sistem ini juga akan membuka banyak peluang bagi mereka yang mungkin tidak dapat melanjutkan pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi tetap ingin mengembangkan keterampilan mereka. Dalam hal ini pemerintah bekerja sama dengan berbagai platform global seperti ICE Institute, Coursera, Google, LinkedIn, hingga Microsoft untuk memastikan bahwa pembelajaran ini terjangkau dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
Konsep pembelajaran sepanjang hayat ini juga mendukung pembelajaran yang lebih fleksibel, di mana individu bisa memilih apa yang mereka pelajari, kapan mereka pelajari, dan dari mana mereka pelajari. Dengan demikian, Dr. Berry percaya bahwa setiap orang akan memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri tanpa dibatasi oleh usia atau jalur pendidikan tradisional.
Baca Juga : DLH Kota Malang Berperan Aktif Sukseskan Porprov IX Jatim 2025
Melalui pendekatan ini, pemerintah berharap dapat membangun ekosistem pembelajaran yang lebih inklusif dan berkelanjutan, yang tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. "Kami ingin memastikan bahwa semua orang, di setiap tahap kehidupan mereka, memiliki akses untuk terus belajar dan berkembang. Ini adalah langkah besar menuju masa depan pendidikan yang lebih fleksibel dan berkelanjutan," tegas Dr. Berry.

Sementara itu, Rektor Unisma, Prof. Drs. H. Junaidi, M.Pd., Ph.D., menyambut baik arah kebijakan yang disampaikan Dr. Berry. Prof. Junaidi mengungkapkan bahwa Unisma sedang mempersiapkan pembukaan program studi baru berbasis kecerdasan buatan (AI) dan memperluas implementasi pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Kami sedang membentuk task force untuk mempersiapkan semua persyaratan teknis dan administratif agar bisa membuka program studi baru ini," katanya.
Prof. Junaidi berharap bahwa Unisma dapat menjadi salah satu pelopor kampus swasta yang tanggap terhadap perkembangan teknologi terbaru. Selain itu, dengan adanya program pembelajaran hybrid yang sudah berjalan, Unisma berencana untuk meningkatkan layanan PJJ dengan izin penuh untuk beberapa program studi unggulan dalam waktu dekat.
"Mudah-mudahan semester depan kami bisa mulai menyelenggarakan PJJ resmi, dengan penerimaan mahasiswa baru yang fleksibel, baik pada semester ganjil maupun genap," pungkasnya.