JATIMTIMES – Asap tebal mengepul dari atap sebuah bangunan sederhana di ujung Desa Kandangan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar. Senin sore (9/6/2025), warga sekitar mendadak geger. Sebuah gudang kandang ayam milik warga Tulungagung, Catur (40), terbakar hebat, hanya menyisakan puing dan abu setelah api berkobar selama hampir satu jam.
Gudang yang sehari-hari difungsikan untuk menyimpan kayu balau bekas bongkaran kandang ayam serta tumpukan karung bekas pakan itu kini hanya tinggal kenangan. Tak ada sisa papan utuh, semua hangus jadi arang. Menurut informasi dari kepolisian, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, kerugian ditaksir mencapai angka fantastis: Rp 200 juta.
Baca Juga : Ramai di Media Sosial Aturan Zona Merah Ojol di Arjosari, Warganet: Aturan Lama
"Korban memperkirakan nilai kerugian sebesar itu karena di dalam gudang tersimpan kayu balau kualitas bagus yang akan digunakan untuk membangun kandang ayam baru," terang Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar, kepada wartawan.
Peristiwa kebakaran ini pertama kali diketahui oleh penjaga gudang, Sugeng Herunoto (51). Sore itu, sekitar pukul 16.00 WIB, Sugeng tengah berjaga di pos kecil tak jauh dari gudang. Matanya menangkap keanehan: asap putih pekat mulai menyembul dari celah atap. Sugeng spontan berlari ke dalam gudang, mencoba menelusuri sumber asap.
Namun langkah Sugeng terhenti ketika melihat jilatan api sudah membesar di area kabel bagian atas, tepatnya di sisi barat gudang. Percikan api cepat menjalar, menyambar tumpukan kayu yang kering dan mudah terbakar. Suasana berubah genting. Sugeng langsung melapor ke Polsek Srengat.
“Kejadian itu segera ditindaklanjuti. Polsek langsung menghubungi petugas Damkar Kabupaten Blitar,” lanjut Samsul.
Tiga unit mobil pemadam diterjunkan ke lokasi. Petugas berjibaku memadamkan api selama hampir satu jam. Namun, gudang tak bisa diselamatkan. Material mudah terbakar seperti kayu dan karung plastik menjadi ‘bahan bakar’ sempurna bagi si jago merah.
Dugaan awal pihak kepolisian mengarah pada korsleting arus listrik. Tidak ada tanda-tanda dugaan pembakaran atau unsur kesengajaan. Menurut keterangan Iptu Samsul, pemilik gudang mengakui bahwa instalasi listrik di dalam bangunan tersebut tidak pernah diperiksa ulang sejak dipasang dua tahun lalu.
“Bangunan tidak diasuransikan. Pemilik menyadari bahwa ini adalah musibah. Tidak ada unsur pidana. Tapi tetap kami lakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti kebakaran,” tegasnya.
Baca Juga : Libur Panjang Idul Adha, Tingkat Keterisian Kamar Hotel di Kota Malang Lesu
Pasca insiden, garis polisi telah dipasang di sekeliling bangunan. Sisa-sisa kebakaran berupa kayu arang dan kabel meleleh masih berserakan. Tidak ada aktivitas apapun di sekitar lokasi. Catur, sang pemilik, terlihat datang beberapa jam kemudian, didampingi anggota keluarga. Wajahnya lelah dan pasrah.
“Ini jadi pelajaran bagi warga, terutama yang menyimpan barang mudah terbakar. Periksa ulang instalasi listrik, apalagi kalau sudah tua dan tidak sesuai standar,” pungkas Iptu Samsul.
Api memang tak kenal ampun. Sedikit percikan bisa berujung malapetaka. Seperti yang terjadi di Desa Kandangan. Gudang kayu yang tadinya jadi harapan bisnis, kini tinggal puing. Hanya asap dan arang yang tersisa.