JATIMTIMES - Korcam Salawat Nariyah Ittihad se-Kecamatan Kapongan, Situbondo, menggelar salawatan sekaligus launching aplikasi Ittisholana yang berlangsung di Pondok Dalam Selatan Pondok Pesantren Sumber Bunga, Desa Sletreng, Kecamatan Kapongan, Senin (09/06/2024) malam.
Salawatan dan launching aplikasi Ittisholana ini dihadiri 139 titik jamaah Salawat Nariyah se-Kecamatan Kapongan dan dihadiri oleh KH Syainuri Sufyan, KH Aidy Makmun Sufyan, KH Zaini Shonhaji, Dr Mithahusyurur, Habib Husen bin Syech Abu Bakar, KH. Zaki Abdullah, KH Syamrawi, Lora Mujib, dan Lora Syaifuddin serta para habib.
Baca Juga : Kapan Bansos PKH dan BPNT Tahap 2 Cair? Cek Status Pencairannya Secara Online
"Hadir pula kordinator Salawat Nariyah Kabupaten Jember yang memberikan motivasi agar Salawat Nariyah membumi di seluruh Indonesia sesuai dengan cita-cita almarhum KH Achmad Sufyan Miftahul Arifin," kata Zeini Kholil, ketua panitia launching Ittisholana.
Launching aplikasi ini berlangsung sederhana, namun penuh makna. "Salawatan dan launching aplikasi Ittisholana ini dihadiri 1.000 jamaah Salawat Nariyah se-Kecamatan Kapongan," ujar Zeini Kholil.
Lebih lanjut, Zeini Kholil mengatakan bahwa, kegiatan Salawat Nariyah dan launching aplikasi Ittisholana ini berlangsung sukses dan dawuh atau motivasi dari para kiai juga menambang semangat jamaah Salawat Nariyah se-Kecamatan Kapongan.
Sementara itu, KH. Syainuri Sufyan dalam dawuhnya atau motivasi kepada 1.000 jamaah Salawat Nariyah se-Kecamatan Kapongan menerangkan bahwa beliau sepakat dengan dawuh yang disampaikan Kiai Miftahul Arifin Bin Hasan dari Kabupaten Jember.
"Ketika kita akan mengajak masyarakat bergabung dalam jemaah Salawat Nariyah harus mempelajari dulu karakter masyarakat yang akan kita ajak. Dan bagi orang-orang yang mengajak masyarakat bergabung ke jemaah Salawat Nariyah harus khatam membaca 4.444 kali Salawat Nariyah. Dalam mengajak masyarakat bergabung dengan jemaah Salawat Nariyah yang sudah ada, tidak dengan paksaan," jelas KH Syainuri Sufyan.
Kalau yang mengajak masyarakat fokus dengan membaca salawat, sambung KH Syainuri Sufyan, maka berbeda dengan orang yang hanya pintar berbicara saja.
Baca Juga : Hari Donor Darah Sedunia 2025: Pentingnya Donor Darah untuk Selamatkan Nyawa
"Bagi orang yang sudah terbiasa membaca salawat, maka cara mengajak masyarakat untuk ikut bersalawat itu, tujuannya mengagungkan Allah SWT dan cinta terhadap Nabi Muhammad SAW. Tapi, bukan untuk memperbesar majelis atau jemaah," tutur KH Syainuri Sufyan.
Dilain pihak, KH Zaky Abdulah, pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam, Desa Panji Kidul, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, dalam dawuhnya menerangkan bahwa niatan dalam mengumandangkan Salawat Nariyah harus dengan hati yang ihklas, niat memohon keridhoaan Allah SWT dan berbagai niatan kebaikan yang bermuara kepada kepentingan dan atau kebaikan bagi daerah, bangsa serta negara Indonesia ini.
"Niatan dalam mengamalkan salawat harus dengan hati yang ihklas dan memohon keridhoaan dari Allah SWT agar mendapat kebahagian untuk diri kita sendiri dan untuk kebahagian seluruh masyarakat Kabupaten Situbondo yang di-awamiin oleh guru-guru kita semua," ujar KH Zaky Abdullah.