free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Agama

Hari Tasyrik Berakhir, Puasa Sunah Dzulhijjah Bisa Dilanjutkan Besok

Penulis : Mutmainah J - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi Hari Tasyrik. (Foto: Pixabay)

JATIMTIMES - Setelah perayaan Hari Raya Idul Adha, terdapat tiga Hari penting yang disebut sebagai Hari Tasyrik yang jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Hari Tasyrik berlangsung selama tiga hari. Pada tahun 2025, Hari Tasyrik berlangsung dari 6 hingga 8 Juni. Oleh karena itu, setelah tanggal 9 Juni, umat Islam dapat melanjutkan puasa.

Baca Juga : Awali Porprov IX Jawa Timur, Kota Malang Sabet 5 Emas di Cabor Hapkido

Diketahui, puasa pada Hari Tasyrik dilarang dalam agama Islam, sehingga banyak yang menantikan hari setelahnya untuk kembali berpuasa.

Puasa sunnah di bulan Dzulhijjah, terutama pada sepuluh hari pertama, memiliki keutamaan yang sangat besar. Oleh karena itu, setelah Hari Tasyrik, umat Islam dapat kembali melaksanakan puasa sunnah yang dianjurkan.

Hari Tasyrik memiliki makna khusus dalam konteks ibadah umat Islam. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai hari-hari ini:

• Hari Tasyrik adalah hari-hari yang dilarang untuk berpuasa, sesuai dengan ajaran Islam.

• Setelah Hari Tasyrik, umat Islam dapat melanjutkan puasa sunnah yang dianjurkan.

• Puasa Arafah, yang jatuh pada 9 Dzulhijjah, adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan.

Dengan demikian, umat Islam dapat melanjutkan puasa setelah 10 Juni, yang menandakan berakhirnya Hari Tasyrik. 

Adapun puasa sunah Dzulhijjah yang dimaksudkan disini adalah puasa sunah di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah yang sebelumnya terhenti karena Idul Adha dan hari Tasyrik. 

Hukum Puasa Sunah Dzulhijjah Tidak Berurutan 9 Hari

Syekh Zakaria al-Anshari dalam kitabnya yang berjudul Asna al-Mathalib menjelaskan bahwa puasa 9 hari di bulan Dzulhijjah hukumnya adalah sunah.

Sehingga umat Islam tidak ada tuntutan untuk mengerjakannya secara sempurna sebanyak 9 hari secara berurutan. Maka dari itu, boleh puasa Dzulhijjah tidak berurutan 9 hari.

Dengan demikian, umat Islam diperbolehkan untuk memilih hari-hari yang ingin dipuasakan, meskipun tidak berurutan. Puasa sunah Dzulhijjah dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuannya.

Meskipun begitu, lebih afdal jika puasa Dzulhijjah dilakukan secara sempurna dan berurutan selama 9 hari. Hal ini dilakukan semata-mata untuk meraih keutamaan dari puasa sunah Dzulhijjah.

Bacaan Niat Puasa Dzulhijjah

Berikut ini merupakan niat puasa Dzulhijjah yang dikutip dari laman nu online:

Niat Puasa 1-7 Dzulhijjah

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma syahri dzulhijjah sunnatan lillahi ta'ala.

Artinya: "Saya niat puasa sunnah pada bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala."

Niat Puasa Tarwiyah 8 Dzulhijjah (Dibaca Pagi)

نويتُ صومَ تَرْوِيَة سُنّةً لله تعالى

Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: "Aku niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah Ta'ala."

Niat Puasa Tarwiyah 8 Dzulhijjah (Dibaca Malam)

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an adaai sunnati yaumit Tarwiyyati lillaahi ta'aalaa

Baca Juga : Cek Kriteria Peserta yang Lulus Seleksi Kompetensi PPPK 2024 Tahap 2

Artinya: "Aku niat puasa sunnah Tarwiyah besok hari karena Allah Ta'ala."

Niat Puasa Arafah 9 Dzulhijjah

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةٌ اللَّه تَعَالَى

Nawaitu shauma yauma 'arafata sunnatan lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah Ta'ala."