free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Ini Sebab Lanud Abdulrachman Saleh Malang Belum Bisa Menjadi Bandara Internasional

Penulis : Tubagus Achmad - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Komandan Lanud Abdulrachman Saleh Marsma TNI Reza R.R. Sastranegara saat ditemui di Skatek 22 Lanud Abdulrachman Saleh, Selasa (3/6/2025). (Foto: Tubagus Achmad/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Bandara Pangkalan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh yang terletak di wilayah Kabupaten Malang hingga saat ini belum menjadi bandara internasional. Bandara Lanud Abdulrachman Saleh hingga saat ini melayani penerbangan domestik di Indonesia.

Komandan Lanud Abdulrachman Saleh Marsma TNI Reza R.R. Sastranegara menyampaikan, terdapat beberapa pertimbangan mengapa Bandara Lanud Abdulrachman Saleh masih belum bisa menjadi bandara internasional.

Baca Juga : Warga Laporkan Hewan Kurban Diduga Terjangkit PMK, Dinas Peternakan Jember Terjunkan Paramedis

Perwira tinggi TNI Angkatan Udara yang akrab disapa Reza ini menyebut, bahwa untuk menjadikan Bandara Lanud Abdulrachman Saleh menjadi bandara internasional memerlukan kajian yang sangat mendalam dan komprehensif.

"Untuk bandara internasional, perlu saya sampaikan bahwa menjadi Bandara Internasional butuh suatu kajian yang lebih mendalam. Tidak bisa secara ego sektoral bahwa selama saya menjadi (mohon maaf) pemerintah, saya mau bandara di Malang menjadi bandara internasional. Karena itu harus sinergi, harus dikondisikan, harus dikoordinasikan semua pihak," ujar Reza kepada JatimTIMES.com.

Mantan Kadisops Lanud Abdulrachman Saleh ini mengatakan, jika Bandara Lanud Abdulrachman Saleh dijadikan sebagai bandara internasional yang otomatis akan melayani penerbangan luar negeri, harus memerhatikan sisi keamanan untuk penyekatan dan keamanan serta personel yang masuk ke wilayah Republik Indonesia.

Menurut Reza, belum tentu semua bandara yang saat ini melayani penerbangan domestik memiliki kemampuan penyekatan keamanan sebagai konsekuensi logis ketika menjadikan sebuah bandara domestik menjadi bandara internasional.

"Sebagai contoh analogi saat saya Kadisops, oh ini nanti akan ada penerbangan jemaah haji, tidak semudah itu. Amdalnya belum ada, tingkat kebisingannya bagaimana, pesawat haji kan bukan pesawat kecil, kesiapan runaway nya bisa dilewati nggak dengan pesawat sekelas Boeing 767, Boeing 777, Airbus dan sebagainya, tentunya kan ada restrukturisasi," jelas Reza.

Selain itu, menurut Reza jika Bandara Lanud Abdulrachman Saleh dijadikan sebagai bandara internasional maka jadwal masuk ke negara tujuan tidak bisa diatur oleh otoritas penerbangan dari Indonesia.

"Bisa dibayangkan kalau bandara internasional kemudian jadwal masuk ke negara tersebut bukan diatur oleh negara kita. Contohnya saya mau ke Singapura, oke slot saya jam 2 pagi, berarti dari sini harus jam 1 pagi," tutur Reza.

Pihaknya juga menjelaskan, bahwa ketika dijadikan bandara internasional maka tingkat kebisingan dari sebuah bandara juga harus diperhatikan dan dikaji lebih mendalam. Terlebih lagi, kawasan Bandara Lanud Abdulrachman Saleh berada di dekat pemukiman padat penduduk di wilayah Kecamatan Pakis, Kecamatan Singosari dan Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.

"Tidak hanya di Lanud Abdulrachman Saleh, tapi pemukiman di sekitarnya dan segala macam itu kan tingkat kebisingannya belum di assessment. Jadi yang namanya bandara internasional itu butuh kajian, tidak semudah karena ingin terlihat bagus sehingga mengorbankan sisi-sisi lain," kata Reza.

Baca Juga : Kapan Hari Tasyrik Idul Adha 1446 H? Ini Jadwal dan Amalan yang Dianjurkan

Selanjutnya, jika Bandara Lanud Abdulrachman Saleh dijadikan bandara internasional, bagaimana nasib para prrajurit TNI Angkatan Udara yang harus setiap saat berlatih mengasah kemampuan dan kompetensi, khususnya dalam hal penerbangan pesawat.

"Katakanlah disetujui, pesawat-pesawat saya, adik-adik saya berlatihnya kapan, kalau nggak ada landasan yang mau dipakai hanya untuk memenuhi kebutuhan kaitannya untuk penerbangan internasiona, terus Lanud Abdulrachman Saleh bagaimana," tegas Reza.

Selain itu, ketika Bandara Lanud Abdulrachman Saleh dijadikan bandara internasional maka wisatawan mancanegara maupun domestik jika ke Malang tidak lagi melewati para pelaku usaha dari Surabaya ke Malang. Artinya, dengan dijadikannya bandara internasional maka ada pelaku usaha dan ekonomi yang juga terdampak.

"Itu analisa tipis banget dari saya, tapi menurut saya tidak semudah itu menjadi bandara internasional. Kemudian kelengkapan, alat bantu navigasi dan lain-lain," tutur Reza.

Lebih lanjut, menurut Reza, kemungkinan terdapa segelintir orang yang merasa bangga jika Bandara Lanud Abdulrachman Saleh dijadikan bandara internasional, tetapi mengorbankan sisi-sisi lain yang juga harus menjadi pertimbangan utama, karena menyangkut kepentingan berbagai pihak.

"Mungkin ada segelintir orang bangga punya banda internasional  tapi sisi-sisi lain dikorbankan. Jadi kita harus berpikiran secara komprehensif. Melihat manfaatnya bagaimana. Seberapa besar sih warga Malang membutuhkan Bandara Internasional," pungkas Reza.