free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Tingkat Penghunian Kamar Hotel di Kota Malang Lebih Tinggi Dibanding Jatim, Tamu Asing 2,78 Persen

Penulis : Irsya Richa - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Salah seorang tamu saat berada di salah satu hotel di Kota Malang. (Foto: Irsya Richa/ JatimTIMES)

JATIMTIMES - Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Kota Malang pada April 2025 mencapai 47,05 persen. Persentase ini lebih baik 12,58 poin dibandingkan TPK Hotel Jawa Timur yang mencapai 34,47 persen.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang persentase pada April 2025 jauh lebih baik juga daripada bulan sebelumnya, yakni Maret 2025. Pada Maret persentasenya 26,98 persen, dibandingkan April 2025 tentu naik mencapi 20,07 persen.

Baca Juga : Momentum HUT ke-44, Perumda Tirta Kanjuruhan Berikan Penghargaan kepada Unit Layanan Berprestasi

Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin mengatakan, meningkatnya TPK hotel di Kota Malang karena adanya beberapa faktor. Yakni cuti bersama serta banyaknya momen-momen penting. Kemudian banyaknya event-event juga berpengaruh terhadap tingkat hunian hotel.

“Banyak sekali momen-momen di Kota Malang, seperti cuti bersama Idulfitri dan peringatan Jumat Agung. Kemudian beberapa event juga digelar di Kota Malang,” ungkap Umar, Rabu (4/6/2025).

Umar juga membeberkan Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) di Kota Malang selama April 2025 tercatat sebesar 1,36 hari. Hanya saja ini turun sebesar 0,01 poin jika dibandingkan Maret 2025 yang mencapai 1,37 hari.

RLMT di Kota Malang ini 0,08 poin lebih tinggi dibandingkan dengan Jawa Timur yang mencapai 1,28 hari, dan 0,09 poin lebih rendah dibandingkan dengan RLMT Indonesia yang mencapai 1,45 hari.

Para tamu yang menginap pun tak hanya dari Indonesia, tapi juga mancanegara. Terlihat masih ada 2,78 persen tamu asing dan 97,22 persen tamu nusantara selama April 2025.

Meski demikian pada awal tahun sempat terjadi penurunan jumlah TPK hotel, hal tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan TPK hotel di Jawa Timur yang mencapai 34,47 persen. Bahkan lebih tinggi dibandingkan TPK hotel nasional yang hanya sebesar 29,83 persen.

“Kita tahu bahwa saat ini ada efisiensi anggaran pemerintah dan sebagainya. Hal ini menjadikan TPK hotel di Kota Malang sedikit rendah di bulan Februari dan Maret,” imbuh Umar.

Sedang, jika berdasarkan klasifikasi hotel, TPK hotel bintang di Kota Malang pada bulan April 2025 mencapai 55,67 persen. TPK hotel klasifikasi bintang ini naik sebesar 26,41 poin jika dibandingkan dengan TPK Maret 2024 yang tercatat sebesar 29,26 persen, dan naik sebesar 2,61 poin jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar 53,06 persen.

TPK hotel bintang Kota Malang bulan April 2025 ini 5,86 poin lebih tinggi dibandingkan TPK hotel bintang Jawa Timur yang mencapai 49,81 persen dan 8,69 poin lebih tinggi dibandingkan TPK hotel bintang Indonesia yang mencapai 46,98 persen.

Baca Juga : Modus Toko Bangunan Fiktif, Polisi Ringkus Pelaku Penipuan dan Penggelapan Rp 1,9 Miliar

Untuk TPK hotel non bintang di Kota Malang pada April 2025 mencapai 34,43 persen. TPK hotel non bintang bulan April 2025 ini naik sebesar 14,40 poin jika dibandingkan TPK hotel non bintang Maret 2025 yang tercatat sebesar 20,03 persen dan naik sebesar 10,57 poin jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar 23,86 persen.

TPK hotel non bintang Kota Malang April 2025 ini 11,35 poin lebih tinggi dibandingkan TPK hotel non bintang Jawa Timur yang mencapai 23,08 persen dan 8,68 poin lebih tinggi dibandingkan TPK hotel non bintang Indonesia yang mencapai 25,75 persen.

Sementara itu, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menambahkan rata-rata pengunjung Kota Malang selama dua hari. Hal ini menjadi bukti bahwa Kota Malang tidak hanya sekedar didatangi, namun juga menjadi destinasi yang dinikmati pengunjung.

“Kita akan promosikan wisata, agar mereka menikmati pariwisata Kota Malang. Tidak hanya wisata saja, tapi juga meningkatkan daya beli kuliner-kuliner Kota Malang,” ujar Wahyu.

Terkait dengan adanya efisiensi yang membuat TPK turun, pihaknya menegaskan Pemkot Malang akan terus mendorong program 1.000 event. Dengan program ini optimis, bisa menggenjot perekonomian Kota Malang.

“Saya kan punya program 1.000 event yang nantinya akan mengobati kekecewaan yang mungkin terkait dengan efisiensi. 1.000 event ini akan menarik wisatawan untuk datang ke Kota Malang yang efeknya nanti ke kuliner dan ke penginapan,” tegas Wahyu.