free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Toko Bangunan di Srengat Blitar Terbakar, Api Diduga dari Kabel Meleduk

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Kepulan asap hitam pekat membumbung tinggi saat api melahap sebuah toko bangunan di Desa Karanggayam, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Selasa (3/6/2025) siang. Warga yang melintas sempat panik menyaksikan kobaran api yang diduga berasal dari korsleting listrik.

JATIMTIMES – Siang bolong yang biasanya tenang di Desa Karanggayam, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, berubah mencekam saat kobaran api tiba-tiba melahap sebuah toko bangunan. Asap hitam membumbung ke udara, dan teriakan minta tolong mengagetkan warga sekitar.

Muhaimin (62), pemilik toko, yang saat itu sedang istirahat di rumah persis di belakang tokonya, tak menyangka istirahat siangnya akan berubah jadi kepanikan. Ia berhambur keluar, berlari ke arah depan toko saat mendengar suara warga yang berteriak panik. Pemandangan yang ia temui membuat lututnya lemas—bagian belakang tokonya telah diselimuti api.

Baca Juga : Tiga Pencuri Pakaian dan Sepatu Branded di Kota Malang Ditangkap Polisi

"Toko memang baru saja tutup, saya sedang makan di belakang, tahu-tahu dengar orang teriak-teriak api," tutur Muhaimin kepada petugas.

Amukan si jago merah itu terjadi pada Selasa (3/6/2025) sekitar pukul 12.00 WIB. Api membesar begitu cepat. Warga sekitar pun ikut panik, berlarian sambil menyiramkan air seadanya. Namun, usaha mereka sia-sia. Api semakin menjadi, melahap isi toko yang sebagian besar dipenuhi bahan mudah terbakar seperti cat, thinner, dan peralatan bangunan lainnya.

Begitu menerima laporan, tim Damkar Satpol PP Kabupaten Blitar langsung meluncur ke lokasi. Tak butuh waktu lama, mobil merah besar sudah meraung di depan toko. Petugas berjibaku melawan api yang membandel. Hujan air dari selang dipompa deras, mengguyur api selama lebih dari satu jam.

“Kami tiba di lokasi sekitar pukul 12.15 WIB. Api sudah membesar saat kami datang. Pemadaman memakan waktu kurang lebih satu jam,” ujar Tedi Prasojo, Kasi Pemadam Kebakaran, Penyelamatan dan Sarana Prasarana Satpol PP Kabupaten Blitar.

Tedi menegaskan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, kerugian materiil diperkirakan mencapai Rp 50 juta. Barang dagangan, sebagian dokumen, serta peralatan kerja yang ada di bagian belakang toko hangus tak tersisa.

Menurutnya, dugaan awal penyebab kebakaran adalah korsleting arus listrik. Petugas menemukan barang bukti berupa kabel sepanjang satu meter dalam kondisi hangus terbakar, serta beberapa kaleng cat semprot (pilox) yang sudah meleleh.

“Dari hasil pemeriksaan awal, dugaan kuat adalah korsleting. Lokasi titik api berada di dekat panel sambungan listrik toko,” jelas Tedi.

Warga sekitar sempat berjibaku membantu memadamkan api sebelum tim Damkar datang. Namun, kobaran yang terlalu besar dan material mudah terbakar membuat usaha warga tak mampu membendung amukan api. 

Baca Juga : Unisba Blitar Hidupkan Gagasan Generasi Muda Lewat Intellectual Insight Showcase

Toko milik Muhaimin memang sudah puluhan tahun beroperasi di Karanggayam. Selama ini, menurut warga, tak pernah ada masalah besar. Namun, tragedi siang itu jadi pelajaran mahal soal pentingnya pengecekan instalasi listrik, apalagi di tempat usaha yang menyimpan banyak bahan kimia mudah terbakar.

“Kami mengimbau kepada seluruh warga, terutama yang memiliki tempat usaha, untuk rutin mengecek instalasi listrik dan tidak menumpuk barang-barang mudah terbakar terlalu dekat dengan sumber arus listrik,” tambah Tedi.

Hingga sore hari, petugas masih tampak melakukan pendinginan di lokasi untuk mengantisipasi bara api yang masih tersisa. Garis polisi juga telah dipasang untuk memudahkan penyelidikan lebih lanjut dari pihak berwajib.

Muhaimin sendiri tampak masih terpukul. Matanya berkaca-kaca menatap bangunan yang kini hanya tersisa puing hitam. Tak banyak yang bisa ia katakan selain mengucap syukur karena nyawanya selamat. “Alhamdulillah nggak sampai ada korban jiwa. Tapi ini sudah cukup berat buat saya,” ujarnya lirih.

Peristiwa ini menjadi pengingat keras bahwa api bisa datang kapan saja, dari hal sekecil kabel yang aus. Dan ketika si jago merah mengamuk, tak ada yang bisa menahannya—selain kesiapsiagaan dan kehati-hatian sebelum semuanya menjadi abu.