free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Kapan Malam 1 Suro 2025? Ini Tanggalnya Menurut Kalender Jawa

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Dede Nana

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Potret salah satu tradisi kirab di Yogyakarta saat malam satu Suro. (Foto: Shutterstock)

JATIMTIMES - Malam 1 Suro dikenal sebagai momen sakral yang menandai pergantian tahun dalam kalender Jawa. Di tahun 2025, malam 1 Suro 1959 Dal diperkirakan jatuh pada akhir Juni. Lalu, tepatnya kapan?

Malam 1 Suro selalu dinanti, terutama oleh masyarakat Jawa yang masih memegang teguh tradisi dan budaya leluhur. Malam ini memiliki makna filosofis dan spiritual yang dalam.

Baca Juga : Sektor Pengolahan Dominasi Gelombang PHK, Kabupaten Malang Turut Terdampak

Biasanya, malam 1 Suro bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriah. Keduanya menggunakan sistem kalender qomariyah, yaitu kalender yang mengikuti siklus peredaran bulan. Tak heran jika awal tahun Jawa kerap jatuh pada hari yang sama dengan tahun baru Islam.

Kalender Jawa sendiri mulai mengadopsi sistem lunar sejak masa pemerintahan Sultan Agung dari Kerajaan Mataram Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang bersumber dari tradisi Hindu. Perubahan itu terjadi pada tahun 1555 Jawa, atau sekitar 1633 Masehi dan 1043 Hijriah.

Mengutip buku Seri Penemuan Kalender karya Armelia F. (2019), reformasi kalender oleh Sultan Agung bertujuan menyatukan budaya Islam dan tradisi lokal yang sudah berkembang saat itu.

Berdasarkan data dari Kalender Bank Indonesia 2025, malam 1 Suro 1959 Dal diperkirakan jatuh pada Kamis Wage malam, tepatnya 26 Juni 2025, dan hari 1 Suro jatuh pada Jumat Kliwon, 27 Juni 2025.

Karena mengikuti sistem qomariyah, hari dalam kalender Jawa dimulai sejak matahari terbenam. Itu sebabnya, malam Kamis 26 Juni 2025 sudah dianggap masuk ke dalam malam 1 Suro.

Tahun 1959 Dal akan menggantikan tahun sebelumnya, yaitu 1958 Je. Dalam sistem penanggalan Jawa, tahun Dal biasanya terdiri dari 355 hari.

Tanggal 1 Suro 1959 Dal ini juga bertepatan dengan 1 Muharram 1447 H, sebagaimana tercatat dalam kalender Hijriah Kementerian Agama. Tahun baru Islam tersebut berlangsung dari petang Kamis, 26 Juni 2025 hingga sore Jumat, 27 Juni 2025.

Masih dari Kalender BI, berikut rincian tanggal bulan Suro 1959 Dal yang berlangsung dari 27 Juni hingga 25 Juli 2025:
• 27 Juni 2025: 1 Suro
• 28 Juni 2025: 2 Suro
• 29 Juni 2025: 3 Suro
• 30 Juni 2025: 4 Suro
• 1 Juli 2025: 5 Suro
• 2 Juli 2025: 6 Suro
• 3 Juli 2025: 7 Suro
• 4 Juli 2025: 8 Suro
• 5 Juli 2025: 9 Suro
• 6 Juli 2025: 10 Suro
• 7 Juli 2025: 11 Suro
• 8 Juli 2025: 12 Suro
• 9 Juli 2025: 13 Suro
• 10 Juli 2025: 14 Suro
• 11 Juli 2025: 15 Suro
• 12 Juli 2025: 16 Suro
• 13 Juli 2025: 17 Suro
• 14 Juli 2025: 18 Suro
• 15 Juli 2025: 19 Suro
• 16 Juli 2025: 20 Suro
• 17 Juli 2025: 21 Suro
• 18 Juli 2025: 22 Suro
• 19 Juli 2025: 23 Suro
• 20 Juli 2025: 24 Suro
• 21 Juli 2025: 25 Suro
• 22 Juli 2025: 26 Suro
• 23 Juli 2025: 27 Suro
• 24 Juli 2025: 28 Suro
• 25 Juli 2025: 29 Suro

Baca Juga : Sunan Pakubuwono X: Pelopor Pendidikan Rakyat di Indonesia

Setelah bulan Suro, kalender Jawa akan berlanjut ke bulan Sapar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rejeb, Ruwah, Pasa (Ramadhan), Sawal, Dulkangidah (Sela), dan Besar (Zulhijjah).

Untuk diketahui, malam 1 Suro identik dengan nuansa sakral. Sebagian masyarakat Jawa menganggap hari tersebut sebagai waktu yang penuh energi spiritual, sehingga muncul berbagai larangan atau pantangan.

Beberapa di antaranya melarang menggelar hajatan seperti pernikahan atau khitan, pindah rumah, atau bepergian jauh. Selain itu, sejumlah kerajaan Jawa juga memiliki tradisi khusus untuk menyambut malam 1 Suro.

Di Keraton Yogyakarta, misalnya, ada tradisi Mubeng Beteng, yakni mengelilingi benteng keraton tanpa bicara sejenak setelah maghrib. Prosesi ini dilakukan sebagai bentuk laku spiritual dan kontemplasi diri.

Sementara itu, Keraton Kasunanan Surakarta (Solo) punya tradisi kirab yang melibatkan Kebo Bule Kiai Slamet, kerbau albino yang dianggap hewan keramat. Kirab ini menarik perhatian banyak warga dan digelar secara khidmat di pusat kota.

Tradisi serupa juga ada di Pura Mangkunegaran Solo dan Pura Pakualaman Yogyakarta. Biasanya, malam 1 Suro juga menjadi waktu digelarnya jamasan pusaka, yaitu prosesi pencucian benda-benda pusaka milik keraton.