free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pemerintahan

Sekolah Rakyat di Kota Blitar Siap Dibuka, Kemensos Pastikan Kesiapan Sarana dan Lahan

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Dede Nana

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI, Robben Rico, meninjau gedung eks-SMPN 6 Kota Blitar yang akan digunakan sementara sebagai lokasi operasional Sekolah Rakyat, Sabtu (17/5/2025). Kota Blitar menjadi salah satu dari 100 kota percontohan penyelenggaraan Sekolah Rakyat tahun ajaran 2025/2026. (Foto: Bagian Umum Setda Kota Blitar)

JATIMTIMES - Langit Blitar tampak cerah saat Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI, Robben Rico, menjejakkan kaki di pelataran gedung eks-SMPN 6, Sabtu (17/5/2025). Gedung itu tampak senyap, namun tak lama lagi akan hidup kembali sebagai ruang belajar. Di sinilah Sekolah Rakyat (SR) Kota Blitar akan memulai sejarahnya pada tahun ajaran baru 2025/2026.

Kunjungan itu bukan sekadar inspeksi teknis. Di balik langkah mantap Robben, tersimpan misi penting: memastikan bahwa seluruh kesiapan Kota Blitar sebagai salah satu dari seratus kota pertama penyelenggara Sekolah Rakyat berjalan tanpa cela. Ia menyebut, meski gedung yang diusulkan masih perlu sentuhan renovasi, secara keseluruhan dinilai cukup representatif sebagai lokasi operasional sementara.

Baca Juga : Sentot Alibasyah Prawirodirdjo: Dari Panglima Perang Diponegoro ke Letnan Kolonel Belanda 

“Hari ini saya hadir untuk memantau langsung kesiapan sarana dan prasarana di gedung sementara. Sambil menunggu pembangunan gedung baru, kita ingin memastikan dua bulan ke depan semua siap,” ujar Robben kepada jajaran pemerintah daerah yang mendampinginya.

Sekolah Rakyat, menurut Robben, bukan sekadar program pendidikan alternatif. Ia adalah manifestasi dari keberpihakan negara kepada rakyat paling bawah. Sesuai arahan Presiden RI, SR menyasar siswa dari keluarga tidak mampu, khususnya dari desil 1 dan 2 dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). 

“Kami tidak ingin anak-anak dari keluarga prasejahtera kehilangan haknya untuk bermimpi tinggi,” ucapnya.

Rencananya, pada tahap awal, SR di Kota Blitar akan membuka enam rombongan belajar: dua rombel untuk SD, dua untuk SMP, dan dua untuk jenjang SMA. Meski sederhana, format ini diproyeksikan menjadi fondasi kuat untuk perluasan akses pendidikan berbasis pemerataan sosial.

Robben pun mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Kota Blitar. Ia menyebut, tidak semua daerah menunjukkan kesiapan administratif dan teknis seperti yang ia temukan di Blitar. Dalam waktu dekat, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR guna mempercepat proses pembangunan gedung permanen. “Kami ingin anak-anak tidak hanya belajar, tapi juga merasa dihargai dengan fasilitas yang layak,” tambahnya.

Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin, menyambut positif kunjungan tersebut. Ia menilai kehadiran Sekjen Kemensos sebagai bentuk dukungan konkret pusat terhadap program pengentasan kemiskinan berbasis pendidikan. “Hari ini bukan hanya tinjauan, tapi juga afirmasi bahwa pemerintah pusat dan daerah satu frekuensi,” ujarnya.

Mas Ibin, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa selain menyiapkan gedung sementara, Pemkot juga telah menyiapkan lahan baru di Kelurahan Kauman untuk pembangunan gedung permanen SR. Ia mengungkapkan bahwa lahan tersebut sudah melalui proses survei dan telah mendapatkan persetujuan dari Kemensos. “Kami mohon doa dan dukungan agar semua teknis yang perlu disiapkan bisa kami tuntaskan tepat waktu,” katanya.

Baca Juga : Tampil Glamor Tanpa Mahal: Granit Eleganza dan Casanza Gebyar Diskon di Graha Bangunan

Lebih jauh, Mas Ibin menaruh harapan besar pada program ini. Ia menyebut, SR diharapkan tak hanya mengurangi angka putus sekolah, tetapi juga mampu menjadi titik balik anak-anak dari keluarga miskin untuk menapaki jenjang pendidikan tinggi. “Bayangkan, jika lulusan SR nanti bisa menjadi sarjana hebat yang mengangkat derajat keluarganya. Di situlah misi besar program ini terasa nyata,” tandasnya.

Kunjungan itu berakhir dengan senyuman dan jabat tangan erat. Tapi di balik itu, pekerjaan rumah masih panjang. Dua bulan ke depan, Kota Blitar harus berpacu dengan waktu. Gedung harus disulap, rombel harus disiapkan, dan anak-anak harus dijaring.

Namun semangat itu kini telah menyala. Sekolah Rakyat bukan mimpi yang jauh. Di Kota Blitar, ia mulai tumbuh dengan harapan sederhana: memberi ruang bagi mimpi anak-anak yang selama ini terpinggirkan.