JATIMTIMES - Bagi banyak wanita Muslim yang merencanakan ibadah haji, menstruasi seringkali menjadi penghalang dalam menjalankan serangkaian ibadah suci. Dalam Islam, ada beberapa ibadah penting seperti tawaf mengelilingi Ka'bah dan salat yang tidak dapat diikuti oleh wanita yang sedang menstruasi.
Untuk membantu mereka yang menghadapi tantangan ini, Islam mengizinkan praktik menunda menstruasi, sehingga memungkinkan para wanita untuk beribadah dengan penuh dan tanpa hambatan. Salah satu cara untuk menunda datangnya menstruasi yakni dengan mengonsumsi beberapa obat-obatan tertentu.
Rekomendasi Obat Penunda Haid yang Aman
Baca Juga : Sambut Porprov, Atlet Binaraga Kabupaten Malang Konsumsi Ayam Tiren, KONI Berdalih Dana belum Cair
Dilansir dari laman Klikdokter, dr. Devia Irine Putri, rekayasa hormon yang kerap dilakukan wanita untuk menunda haid atau menstruasi adalah dengan mengonsumsi pil kontrasepsi atau pil hormon. Obat hormonal tersebut memang dapat mengganggu siklus alamiah tubuh, sehingga wanita yang mengonsumsinya akan mengalami telat datang bulan.
āSebagian orang memang melakukannya agar periode haid bisa mundur dan tetap bisa melakukan ibadah. Itu aman-aman saja asalkan dikonsultasikan dulu kepada dokter,ā jelas dr. Devia.
Hal itu pun diamini dr. Atika. Menurutnya, jika sebelumnya tidak ada riwayat penyakit berat atau alergi obat, maka obat kontrasepsi pada umumnya aman untuk dikonsumsi dalam jangka pendek.
āAda 2 macam pil kontrasepsi yang bisa dikonsumsi untuk menunda haid. Keduanya terdiri atas pil yang berisi 2 hormon kombinasi (estrogen dan progesteron), serta pil yang hanya berisi progesteron,ā dr. Atika menjelaskan.
āBagi yang ingin menunda haid saat ibadah haji, Anda disarankan hanya mengonsumsi sebanyak 21 butir pil kombinasi. Namun, jumlah tersebut bergantung dari kondisi fisik masing-masing wanita. Karena itu, berkonsultasi kepada dokter sangat diperlukan,ā kata dr. Atika.
Efek Akibat Penggunaan Pil Hormon
Sepulangnya dari ibadah haji, efek penundaan haid dengan pil hormon tidak langsung menghilang. Dikatakan oleh dr. Devia, biasanya butuh 3 sampai 6 bulan bagi Anda untuk mengembalikan siklus haid ke fase yang normal.
Namun, tentu itu tergantung dari tubuh masing-masing wanita. Hal Yang jelas, mengembalikan siklus haid alamiah membutuhkan waktu sehingga perlu kesabaran.
Baca Juga : Jangan Tidur dalam Keadaan Marah, Psikolog Ungkap Bahayanya
āJika sehabis pulang dari ibadah haji Anda stres menunggu haid yang tak kunjung terjadi, hal itu justru membuat proses pengembalian siklus alamiah tubuh semakin terhambat,ā tutur dr. Devia.
Di sisi lain, dr. Alberta Jesslyn Gunardi, BMedSc Hon, mengatakan bahwa ada juga obat bernama Primolut N yang mengandung norethisterone BP dan berfungsi untuk menunda haid. Obat tersebut biasanya digunakan untuk olahraga, traveling maupun rencana operasi.
Pada beberapa indikasi, obat Primolut N juga dapat digunakan saat terjadi perdarahan rahim disfungsional, amenorea primer atau sekunder, premenstrual syndrome (PMS), serta endometriosis.
Sayangnya, obat tersebut memiliki sejumlah kontradiksi. Orang-orang dengan kondisi medis tertentu tidak boleh mengonsumsinya, termasuk calon jemaah haji wanita yang memiliki riwayat penyakit pembuluh darah, kencing manis atau diabetes mellitus, gangguan organ hati derajat berat, serta tumor.
āPada sebagian orang, obat ini menyebabkan munculnya efek samping berupa sakit kepala, mual, dan bengkak di beberapa bagian tubuh,ā pungkas dr. Jesslyn.