free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pemerintahan

Petani Kabupaten Blitar Dilatih Persemaian, Bibit Tembakau Jadi Sumber Usaha Baru

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar, Lukas Supriyatno, saat menjelaskan program pelatihan persemaian tembakau yang didanai DBHCHT tahun 2025, Selasa, 6 Mei 2025. (Foto: Aunur Rofiq/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Kabupaten Blitar kembali menapaki jalur inovasi pertanian. Melalui alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun anggaran 2025, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian menargetkan lahirnya petani tembakau yang mandiri sejak dari persemaian. Fokus program tahun ini tak hanya pada penguatan hulu-hilir budidaya, tapi juga mem

buka cakrawala baru: bisnis persemaian sebagai peluang usaha.

Baca Juga : DPRD Sampaikan 12 Rekomendasi Terhadap LKPJ Wali Kota Batu Tahun Anggaran 2024

Lukas Supriyatno, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar, menuturkan bahwa tahun ini pihaknya mengarahkan DBHCHT untuk membangun kapasitas petani secara menyeluruh. “Mulai dari persemaian, budidaya, pasca panen, kemitraan, hingga kelembagaan,” ujar Lukas, saat ditemui pada Selasa, 6 Mei 2025.

Langkah ini diambil atas dasar keprihatinan terhadap sulitnya ketersediaan bibit siap tanam di Blitar. Selama ini, banyak petani harus mengandalkan bibit dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan musim tanam. “Kita melihat ini sebagai peluang. Kenapa tidak petani sendiri yang menyemai? Jadi tidak perlu lagi beli dari luar kota,” kata Lukas.

Program ini, lanjutnya, tidak hanya sebatas bantuan benih. Petani akan mendapatkan pelatihan intensif untuk menghasilkan bibit tembakau siap tanam dari benih mentah. Persemaian tembakau bukan perkara mudah. Menurut Lukas, perlakuan terhadap benih tembakau harus tepat sejak hari pertama. Oleh karena itu, pelatihan akan diberikan secara menyeluruh, termasuk pendampingan dari tenaga ahli.

Untuk wilayah Blitar selatan, pendampingan akan melibatkan tim teknis dari PT Djarum. Sementara di wilayah Blitar utara, Dinas menggandeng BSIP Tanaman Pemanis dan Serat berkedudukan di Malang. Kombinasi ini diharapkan mampu menjembatani kebutuhan teknis dan praktis petani dengan standar industri.

Lokasi pelatihan dan persemaian tersebar di lima kecamatan: Wates dan Wonotirto di Blitar Selatan, serta Gandusari, Selopuro, dan Talun di wilayah Blitar Utara. Paket pelatihan juga disertai dengan sarana produksi (saprodi), sehingga petani benar-benar dapat langsung mempraktikkan ilmu yang diperoleh.

Menurut Lukas, usia persemaian tembakau hanya sekitar satu bulan. Dalam waktu sesingkat itu, para petani ditarget mampu menghasilkan bibit berkualitas yang dapat ditanam sendiri atau dijual kembali sebagai bibit unggulan. “Ini bukan hanya soal menanam tembakau, tapi juga membuka peluang usaha baru bagi petani,” tuturnya.

Lebih jauh, Lukas menyebutkan bahwa program ini juga menjadi titik awal perubahan pola pikir petani tembakau. Selama ini, banyak petani hanya berorientasi pada hasil daun, baik basah maupun kering. Melalui program ini, Dinas ingin mengenalkan bahwa bisnis tembakau bisa dimulai lebih awal, bahkan sebelum tanaman masuk ke lahan.

Baca Juga : DPRD Dukung Gagasan Mas Rio Soal Badan Investasi Situbondo Naik Kelas

“Bibit pun punya nilai jual. Jadi petani bisa punya dua lini usaha: penjualan bibit dan hasil panen,” ujarnya.

Dinas menyadari bahwa perubahan semacam ini memerlukan waktu dan pendampingan. Oleh sebab itu, selama masa pelatihan di bulan Mei 2025, pendampingan akan dilakukan secara intensif agar petani betul-betul memahami tahapan teknis hingga pengelolaan usaha persemaian.

Langkah ini bukan sekadar penguatan teknis pertanian. Ia adalah investasi pada pengetahuan, kemandirian, dan inovasi di sektor perkebunan tembakau. Dengan sentuhan DBHCHT, Blitar ingin mencetak petani tembakau yang tak hanya kuat di ladang, tapi juga piawai dalam membaca peluang pasar.

Jika berhasil, bukan mustahil model ini akan diperluas ke wilayah lain dan komoditas pertanian lain di Blitar. Untuk saat ini, langkah pertama telah diambil—dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian optimistis, jalan menuju kemandirian petani tembakau akan segera terbuka lebar.