JATIMTIMES - Pendaftaran bakal calon rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang untuk periode 2025–2029 resmi ditutup pada Rabu (23/4/2025). Sebanyak 12 guru besar dari berbagai disiplin ilmu telah mendaftar, memulai kompetisi yang dinantikan sebagai tonggak baru bagi kampus berbasis Islam terkemuka di Jawa Timur ini.
Para kandidat berasal dari latar belakang keilmuan dan kepemimpinan yang beragam, mulai dari manajemen pendidikan, hukum, gender, hingga sains. Berikut part pertama profil singkat enam dari 12 bakal calon rektor yang telah mendaftar.

1. Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah, M.PdI
Baca Juga : Sinergi untuk Negeri: Unisba Blitar Perkuat Tri Dharma dengan Tujuh Lembaga
Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah, M.PdI, atau yang lebih dikenal dengan Prof. Amka, merupakan sosok Guru Besar Manajemen Pendidikan Islam di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Maliki Malang. Beliau juga merupakan alumni dari Jurusan Pendidikan Bahasa Arab di kampus yang sama. Prof. Amka dikenal sebagai individu yang sangat berdedikasi dalam dunia pendidikan, terutama dalam bidang manajemen pendidikan Islam, serta memiliki kontribusi besar dalam pengembangan lembaga pendidikan.
Prof. Amka lahir pada 16 Juni 1976, dan sejak kecil, beliau sudah dipersiapkan oleh sang ayah untuk menjadi seorang wirausahawan. Ayahnya, yang sangat mengagumi tokoh legendaris Buya Hamka, telah menanamkan nilai-nilai kewirausahaan kepada Prof. Amka sejak dini. Nilai-nilai ini tidak hanya berguna dalam kehidupan profesional beliau, tetapi juga sebagai landasan dalam menjalankan amanah dalam bidang pendidikan.
Pendidikan awal beliau dimulai di SDI Alma Arif 01 Singosari, di mana beliau sudah mulai dibekali dengan prinsip-prinsip kewirausahaan. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikan agama di Madrasah Hidayatul Mubtadi'in, di bawah bimbingan Kiai Haji Abdurrahman Almarhum Kiai Haji Muhammad Tohir. Tak hanya itu, beliau juga mendalami ilmu agama di Pondok Pesantren Mahasiswa An Nur di bawah asuhan Prof. Dr. Kiai Haji Imam Ghazali Said, serta menjadi santri Kiai Haji Basori Alwi di Singosari. Di berbagai pondok pesantren inilah beliau mendapatkan bekal mengenai perjuangan dan nilai-nilai Ahlus Sunnah Wal Jamaah, sekaligus memperdalam bahasa Arab.
Prof. Amka memiliki latar belakang pendidikan yang luas, termasuk di perguruan tinggi terkemuka. Beliau meraih gelar doktor di Universitas Negeri Malang dan melanjutkan studi di Short Course Sandwich Program di Indiana University, USA pada tahun 2008 hingga 2009. Selain itu, beliau juga aktif mengikuti berbagai pelatihan internasional, di antaranya menjadi narasumber di Alah Islamic University Thailand (2012), pelatihan sertifikat AUNKA Tier 1 di Thailand (2015), pelatihan asesor AUNKA Tier 2 di Filipina, dan pelatihan akreditasi internasional ASIIN di Jerman (2019). Beliau juga terlibat dalam pelatihan akademik riset di Belgia, Perancis, dan Belanda pada tahun 2019.
Karier akademik Prof. Amka sangat gemilang, di mana beliau telah memegang berbagai posisi penting di UIN Malang. Beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (2009-2013), Kepala Audit LPM UIN Malang (2015-2019), dan Ketua Lembaga Penjaminan Mutu UIN Malang pada tahun 2020 hingga 2021. Di bawah kepemimpinannya, LPM UIN Malang menjadi salah satu lembaga penjaminan mutu yang sangat disegani di Indonesia, bahkan menjadi LPM Rukun yang diakui secara nasional. Prof. Amka juga berperan penting dalam membawa beberapa program studi di UIN Malang untuk mendapatkan sertifikasi internasional.
Tidak hanya itu, Prof. Amka juga mengembangkan budaya kewirausahaan dalam pendidikan. Beliau mengaplikasikan pengalaman bisnis yang didapatkan sejak kecil ke dalam dunia pendidikan, dengan memimpin LP Ma'arif Kabupaten Malang, yang kini menjadi salah satu lembaga pendidikan terbaik di Jawa Timur. Di bawah kepemimpinannya, LP Ma'arif telah menghasilkan berbagai inovasi seperti Madrasah Berstandar ISO, Standar Green Metric, Jurnal Ma'arif, Aplikasi Database Jamanu, dan Madrasah Bermutu, yang telah memberikan kontribusi besar bagi dunia pendidikan.
Keberhasilan Prof. Amka tidak hanya terlihat dari segi akademik dan pengabdian dalam dunia pendidikan, tetapi juga dalam pengakuan yang beliau terima. Pada tahun 2023, beliau meraih penghargaan sebagai Tokoh Pengiat Literasi Nasional dalam ajang Anugerah Literasi Indonesia. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa pengabdian beliau dalam meningkatkan literasi dan kualitas pendidikan di Indonesia sangat dihargai.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag.
Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag., adalah sosok yang telah lama dikenal di dunia akademik dan sosial, terutama dalam bidang pendidikan agama Islam dan isu pemberdayaan perempuan. Lahir di Blitar pada 26 Agustus 1971, Prof. Umi merupakan wanita pertama yang meraih gelar doktor di UIN Maliki Malang, sebuah pencapaian yang menjadi tonggak penting dalam dunia akademik di kampus tersebut.
Prof. Umi memulai perjalanan pendidikannya di bidang pendidikan agama Islam sejak dini. Pada tahun 1992, beliau menempuh studi D-II di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang dalam bidang Pendidikan Agama Islam, yang melatihnya menjadi seorang guru agama SD. Setelah itu, beliau melanjutkan studi S-1 di fakultas yang sama pada tahun 1994. Tidak puas dengan gelar sarjana, Prof. Umi melanjutkan pendidikan pascasarjana di Program Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang pada tahun 1997.
Pada tahun 2007, Prof. Umi menyelesaikan studi doktoralnya di IAIN Surabaya dengan konsentrasi pada Islamic Studies. Gelar doktor yang beliau raih menandai langkahnya sebagai sosok perempuan yang berhasil menembus dunia akademik yang sebelumnya didominasi oleh kalangan pria, sekaligus sebagai wanita pertama yang meraih gelar doktor di UIN Maliki Malang.
Sebagai akademisi, Prof. Umi mengabdi di Fakultas Syariah UIN Maliki Malang dan Pascasarjana Unisma Malang. Beliau tidak hanya dikenal sebagai pengajar yang berkompeten, tetapi juga sebagai seorang peneliti dan penggerak isu-isu sosial, terutama yang berkaitan dengan gender, pemberdayaan perempuan, dan dialog lintas agama. Kepedulian beliau terhadap masalah-masalah sosial dan ketidaksetaraan gender telah membentuk visi dan misi dalam setiap langkahnya di dunia akademik dan masyarakat.
Keaktifannya dalam organisasi sosial dan akademik semakin memperkuat reputasinya sebagai seorang tokoh yang peduli terhadap keadilan sosial. Prof. Umi menjabat sebagai Ketua Pusat Studi Gender (PSG) di UIN Maliki Malang, di mana beliau memimpin berbagai riset dan kegiatan yang bertujuan untuk memajukan hak-hak perempuan dan menanggulangi isu ketidakadilan gender. Selain itu, beliau juga aktif di berbagai forum nasional dan internasional yang membahas pemberdayaan perempuan dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan.
Sebagai seorang akademisi yang berdedikasi, Prof. Umi juga berperan penting dalam dunia publikasi ilmiah. Beliau menjadi reviewer jurnal di berbagai perguruan tinggi Islam, memberikan kontribusi besar dalam mengembangkan dunia penulisan ilmiah di kalangan akademisi Indonesia. Komitmennya dalam memajukan kualitas pendidikan dan literasi ilmiah sangat terlihat dari keterlibatannya dalam berbagai seminar dan pelatihan ilmiah, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Tidak hanya itu, Prof. Umi juga sangat aktif dalam mengadakan sosialisasi terkait penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Beliau menyadari bahwa pemberdayaan perempuan tidak hanya dilakukan melalui pendidikan, tetapi juga melalui upaya konkret untuk menghapuskan berbagai bentuk kekerasan yang masih banyak terjadi di masyarakat. Sebagai seorang aktivis sosial, Prof. Umi terus berjuang untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan setara, di mana perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam segala aspek kehidupan.

3. Prof. Dr. H. Saifullah, S.H., M.Hum
Prof. Dr. H. Saifullah S.H., M.Hum., adalah Guru Besar di Bidang Ilmu Hukum Fakultas Syariah UIN Maliki Malang. Lahir di Tanjung Redep, Kalimantan Timur, pada 5 Desember 1965, Prof. Saifullah dikenal sebagai sosok yang sangat berdedikasi dalam dunia akademik, khususnya di bidang hukum. Sebagai salah satu figur penting di UIN Maliki Malang, beliau telah memberikan kontribusi besar baik dalam pengajaran maupun dalam pengembangan lembaga.
Prof. Saifullah memulai perjalanan pendidikannya di SD Negeri 14 Balikpapan, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 2 Balikpapan dan SMA Negeri 1 Balikpapan. Selain itu, beliau juga mengenyam pendidikan pesantren di Pesantren Hidayatullah Balikpapan, yang membentuk dasar kuat dalam kepribadiannya. Kecintaan beliau terhadap ilmu pengetahuan mendorongnya untuk terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Setelah lulus SMA, Prof. Saifullah melanjutkan studi di Universitas Muhammadiyah Jember, mengambil Program Studi Hukum Pidana. Beliau kemudian tidak puas hanya dengan gelar sarjana, melanjutkan studi Magister di Universitas Diponegoro Semarang, fokus pada bidang Studi Hukum dan Sistem Peradilan Pidana. Puncak perjalanan akademiknya adalah saat beliau meraih gelar doktor di Universitas Diponegoro dengan konsentrasi pada Ilmu Hukum.
Prof. Saifullah memiliki rekam jejak kepemimpinan yang panjang di dunia akademik dan administrasi kampus. Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan (AUPK) pada masa kepemimpinan Prof. Imam Suprayogo. Peran tersebut mencerminkan kapasitas kepemimpinan yang kuat dalam bidang manajerial universitas.
Di dunia akademik, Prof. Saifullah berkarier sebagai pengajar di Fakultas Syariah UIN Maliki Malang dan anggota Senat Universitas melalui Komisi D yang fokus pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan implementasi standar etika akademik. Beliau juga memegang beberapa jabatan penting lainnya, di antaranya Ketua Lembaga Studi Peradaban dan Keagamaan di STAIN Malang, Direktur Pendidikan dan Pelatihan Hukum Advokat di Program Pendidikan Khusus Profesi Advokat Jurusan Syariah STAIN Malang, serta Pembantu Dekan I Fakultas Syariah UIN Malang.
Kini, Prof. Saifullah dipercaya menjabat sebagai Dekan Fakultas Syariah UIN Maliki Malang, di mana beliau memimpin fakultas tersebut dengan komitmen untuk terus mengembangkan kualitas pendidikan hukum di Indonesia. Kepemimpinan beliau juga tercermin dalam pengembangan program studi Hukum Tata Negara di fakultas tersebut.
Prof. Saifullah juga aktif dalam kegiatan organisasi profesi dan konsorsium keilmuan. Beliau menjalin kerjasama yang baik antara Fakultas Syariah UIN Maliki Malang dengan berbagai institusi, baik di dalam maupun luar negeri. Dengan dedikasi tinggi terhadap pengembangan ilmu hukum, beliau aktif mengikuti berbagai kegiatan akademik dan seminar internasional untuk terus memperdalam pengetahuannya.

4. Prof. Dr. H. Ahmad Barizi, M.A.
Baca Juga : Mbak Cicha Beri Penghargaan Ratusan Orang Tua Hebat di Kabupaten Kediri
Prof. Dr. Ahmad Barizi, M.A., adalah salah satu tokoh terkemuka di bidang Ilmu Tasawuf yang meraih gelar Guru Besar di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Beliau dikenal sebagai akademisi yang tidak hanya mendalami bidang keilmuan Tasawuf, tetapi juga memiliki dedikasi tinggi terhadap pengembangan pendidikan Islam di Indonesia.
Prof. Ahmad Barizi merupakan alumni Pondok Pesantren Annuqayah, sebuah lembaga pendidikan yang telah membentuk pondasi ilmu dan kepribadiannya sejak tahun 1992. Sejak menempuh pendidikan di pondok pesantren, beliau telah dibekali dengan berbagai ilmu keagamaan dan spiritual yang kemudian membawanya untuk mendalami lebih dalam ilmu Tasawuf.
Karier akademik beliau berkembang pesat di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, di mana beliau meraih gelar Guru Besar di bidang Ilmu Tasawuf. Keilmuan yang beliau geluti memberikan kontribusi signifikan dalam memperkaya pemahaman mengenai tasawuf, khususnya dalam konteks keislaman dan pendidikan di Indonesia.
Karya-Karya Ilmiah
Prof. Barizi dikenal tidak hanya sebagai seorang pengajar yang berdedikasi, tetapi juga sebagai penulis produktif. Beliau telah menghasilkan sejumlah karya ilmiah yang sangat berpengaruh di dunia pendidikan Islam dan tasawuf. Beberapa karya monumental yang telah beliau tulis antara lain:
1. Membangun Pendidikan: Dalam Bingkai Islam Lintas
2. Holistika Pemikiran Pendidikan
3. Pendidikan Integratif: Akar Tradisi dan Integrasi
4. Epistemologi Tasawuf Nusantara: Sejarah dan Pemikiran Neo-Sufisme Kyai Ihsan
5. Pemikiran Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia
Prof. Ahmad Barizi tidak hanya berfokus pada pengajaran dan penelitian, tetapi juga aktif memberikan kontribusi dalam pengembangan pendidikan Islam. Karya-karya yang beliau hasilkan memberikan wawasan baru bagi pengembangan konsep pendidikan Islam yang lebih integratif dan relevan dengan kebutuhan zaman. Selain itu, beliau juga aktif dalam berbagai forum ilmiah dan seminar, baik di dalam negeri maupun internasional, untuk berbagi pemikiran dan gagasan mengenai pendidikan dan tasawuf.

5. Prof. Dr. Hj. Sri Harini, M.Si
Prof. Dr. Harini, atau yang akrab disapa Mbak Rini, adalah sosok perempuan tangguh yang lahir pada 14 Oktober 1973 di rumah sakit Dr. Muwardi, Solo, Karanganyar. Ia adalah putri pertama dari pasangan almarhum Bapak Rakimin dan Ibu Wiji Astini. Masa kecilnya dihabiskan di Kota Solo, di mana ia menempuh pendidikan sekolah dasar di SDN Ngringo 8 Karanganyar dan lulus pada tahun 1986. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke tingkat pertama di SMP Negeri 1 Jaten, lulus pada 1989, dan akhirnya menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Karanganyar, lulus pada 1992.
Meski berasal dari Solo, banyak yang tidak mengira bahwa Mbak Rini adalah putri dari kota tersebut karena logat dan gaya bicaranya yang lebih mirip dengan orang Jawa Timuran. Hal ini menunjukkan karakter kuatnya yang khas, yang kini tercermin dalam kepemimpinan beliau sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, jabatan yang telah beliau emban selama dua periode.
Dengan semangat dan impian yang besar, Mbak Rini memutuskan untuk merantau ke Jawa Timur. Dengan restu orang tuanya, ia memantapkan hati untuk menuntut ilmu di Kota Malang, memilih jurusan Matematika di Fakultas MIPA Universitas Brawijaya dan lulus pada tahun 1998. Tak berhenti sampai di situ, beliau melanjutkan pendidikan ke jenjang Magister di Program Studi Statistika, Fakultas MIPA Institut Teknologi 10 November Surabaya.
Pada 17 September 2002, beliau menikah dengan Muhammad Arif Hidayat MM, yang lebih akrab disapa Pak De. Kehidupan rumah tangga mereka dibangun atas dasar kasih sayang dan saling percaya, menjadi fondasi kuat untuk meraih kebahagiaan. Keberkahan hidup mereka semakin lengkap dengan hadirnya empat anak yang menjadi sumber kebanggaan dan semangat hidup mereka.
Prof. Harini memulai karier pengabdiannya di dunia pendidikan sebagai dosen pada tahun 2001, saat kampus tersebut masih bernama STAIN Malang. Sejak saat itu, beliau terus memberikan kontribusi terbaik bagi pengembangan kampus dan para mahasiswa. Dedikasi dan kerja kerasnya mengantarkan beliau pada sejumlah jabatan penting, termasuk sebagai Ketua Forum Dekan Fakultas Sains dan Teknologi PTKIN se-Indonesia.
Sebagai seorang pemimpin, Prof. Harini adalah sosok yang kuat namun lembut, mandiri namun tetap menghargai orang lain, serta seorang pemimpin yang penuh kasih sayang. Kepemimpinannya yang penuh keremahan dan kehangatan telah membawa Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menjalin banyak kerjasama dengan berbagai institusi di dalam dan luar negeri. Jaringan kerjasama ini memungkinkan para mahasiswa dan dosen untuk melakukan study exchange ke negara-negara seperti Malaysia, Thailand, Jepang, Belanda, dan Jerman.
Selain menjadi pemimpin di kampus, Prof. Harini juga selalu menjaga hubungan dengan masyarakat dan keluarga. Sebagai seorang istri, ibu, dan anak, beliau memberikan perhatian penuh kepada keluarganya, mendampingi tumbuh kembang anak-anaknya, serta selalu menyayangi orang tua dan saudaranya. Meskipun lelah, beliau tidak pernah menganggapnya sebagai halangan untuk terus mengabdi dengan segala kemampuan yang dimiliki.
Kini, sosoknya telah sukses mencapai puncak karier sebagai seorang dosen, dengan dikukuhkan sebagai Guru Besar di bidang Statistika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki Malang. Dengan semangat yang tak pernah padam, Prof. Harini terus berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi dunia pendidikan dan masyarakat, bukan hanya melihat apa yang bisa didapatkan, tetapi lebih kepada apa yang bisa diberikan untuk kemajuan bersama.

6. Prof. Dr. H. Uril Baharuddin, M.A
Sosoknya dikenal sebagai guru besar pertama di bidang Bahasa Arab di UIN Malang, dan memiliki pengalaman yang luas di institusi UIN Maliki Malang. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Rektor IV Bidang Kerja Sama dan Pengembangan Lembaga Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang pada era rektor Prof. Dr. Haris. Pada 1 Mei 2021, ia resmi menyandang gelar profesor setelah ditetapkannya SK sebagai guru besar di bidang Bahasa Arab.
Selain itu, ia juga terpilih sebagai Ketua Umum Ittihad Mudarrisil Lugah al-Arabiyah (IMLA) untuk periode 2023-2027. Sosok yang satu ini sangat konsen dalam mendorong perkembangan Bahasa Arab, baik di kalangan akademisi maupun masyarakat luas. Dalam orasi pengukuhan guru besarnya, ia mengangkat tema "Menghilangkan Trauma Persepsi Terhadap Pembelajaran Bahasa Arab," sebuah isu yang memang masih menjadi tantangan, khususnya di Nusantara, di mana banyak orang menganggap bahasa Arab sulit untuk dipelajari.
Mengenai perkembangan ilmu bahasa Arab, Uril melihat saat ini mengalami tren positif. Terlebih lagi di UIN Maliki Malang, banyak peminat Program Studi (Prodi) Bahasa Arab. Meskipun terdapat beberapa orang yang masih menganggap bahasa Arab merupakan ilmu yang sulit untuk dipelajari, peminat yang ingin mendalami ilmu tersebut juga banyak.
Sementara itu, dalam proses mencapai gelar guru besar, Uril menyampaikan memang tak terlalu menemui kesulitan berarti. Hal itu dilalui Uril dengan bermodalkan semangat yang tinggi untuk meraih gelar guru besar dan dukungan dari lembaga yang terus memberikan support.