free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pemerintahan

Wali Kota Blitar Mas Ibin Serahkan Bantuan ATENSI, Bukti Negara Hadir untuk Warga Rentan

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Dede Nana

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Wali Kota Blitar Syauqul Mukhibbin (Mas Ibin) menyerahkan secara simbolis Bantuan ATENSI kepada salah satu penerima manfaat dari kluster disabilitas, dalam kegiatan yang digelar di Kantor Dinas Sosial Kota Blitar, Senin (21/4/2025). Bantuan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap warga rentan, khususnya penyandang disabilitas dan anak-anak. (Foto: Bagian Umum Setda Kota Blitar)

JATIMTIMES - Di bawah langit cerah Kota Blitar, suasana Kantor Dinas Sosial tampak berbeda pada Senin pagi, 21 April 2025. Puluhan warga dari kelompok rentan—anak-anak dan penyandang disabilitas—berkumpul dengan harapan dan rasa syukur. Hari itu, mereka menerima sentuhan nyata dari negara. Bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) disalurkan langsung oleh Wali Kota Blitar, Syauqul Mukhibbin, yang akrab disapa Mas Ibin.

Bantuan ini bukan sekadar formalitas birokrasi. Ia lahir dari kerja sama antara Pemerintah Kota Blitar dengan UPT Sentra Terpadu “Prof. Dr. Soeharso” Surakarta, di bawah naungan Kementerian Sosial Republik Indonesia. Dalam sambutannya, Mas Ibin menegaskan bahwa pemerintah hadir bukan hanya dalam janji, melainkan dalam aksi.

Baca Juga : Masjid Negara Segera Berdiri di Kabupaten Malang, Gunakan Hibah dari Uni Emirate Arab

“Pemerintah tidak boleh abai terhadap kelompok yang secara sosial paling membutuhkan perhatian. Hari ini kita bersama-sama menunjukkan bahwa mereka tak sendiri,” ujar Mas Ibin. 

Sebanyak 110 paket bantuan diserahkan kepada para penerima manfaat. Paket tersebut mencakup kebutuhan pokok seperti satu liter minyak goreng, kacang hijau, kecap, peralatan mandi, kipas angin, dan barang-barang penunjang kehidupan sehari-hari lainnya. Selain itu, ada pula sembilan paket khusus untuk anak-anak sekolah yang dilengkapi dengan perlengkapan pendidikan.

Menurut Kepala Dinas Sosial Kota Blitar, Sad Sasminarti, bantuan tersebut merupakan hasil dari pengajuan yang telah disampaikan sebelumnya kepada Kementerian Sosial. Ia menjelaskan, pihaknya terlebih dahulu mengidentifikasi kelompok rentan yang benar-benar membutuhkan, lalu mengajukan usulan ke pemerintah pusat. "Setelah melalui proses verifikasi, usulan kami mendapat respons positif," ujarnya.

Lebih dari sekadar distribusi barang, bantuan ini menjadi simbol dari keberpihakan negara terhadap kelompok marjinal. Kehadiran Mas Ibin di tengah-tengah penerima bantuan mempertegas semangat inklusivitas yang coba dibangun Pemerintah Kota Blitar. Ia tampak berbincang akrab dengan beberapa anak dan penyandang disabilitas, tanpa sekat.

Tak hanya soal bantuan fisik, kegiatan ini juga mengirimkan pesan moral: bahwa setiap warga, betapa pun terbatas secara fisik atau ekonomi, tetap memiliki ruang dan perhatian dalam kebijakan publik.

“Blitar adalah rumah bagi semua. Tidak boleh ada yang tertinggal dalam pembangunan,” kata Mas Ibin. 

Dalam visi kepemimpinan Mas Ibin, pembangunan kota tak hanya diukur dari jumlah proyek infrastruktur atau indikator ekonomi makro. Melainkan dari seberapa dalam kebijakan menyentuh mereka yang hidup di pinggiran sistem sosial. Termasuk para penyandang disabilitas yang kerap terpinggirkan dari sorotan kebijakan arus utama.

Baca Juga : Anak Usia Berapa Bisa Masuk TK? Cek Ketentuan SPMB 2025 di Sini

Program ATENSI ini menjadi bagian dari agenda besar Pemkot Blitar untuk menciptakan kota yang sehat, sejahtera, aman, dan bahagia. Pendekatannya bukan hanya top-down, melainkan responsif terhadap kebutuhan nyata masyarakat bawah.

Kehangatan yang tercipta dalam acara itu bukan karena gemerlap seremonial, melainkan karena hadirnya empati yang dirasakan langsung oleh warga. Mas Ibin menutup kunjungannya dengan menyampaikan harapan agar bantuan ini menjadi penyemangat bagi para penerima untuk terus berdaya dan tidak menyerah pada keterbatasan.

Di Kota Blitar, hari itu, solidaritas sosial bukan lagi jargon. Ia menjelma dalam tindakan nyata—dikirim lewat tangan pemimpinnya sendiri.