JATIMTIMES - Dalam tradisi Islam, zikir atau doa memiliki peranan penting dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu zikir yang sangat dianjurkan untuk dibaca adalah doa Nabi Yunus alaihissalam, yang diungkapkan dalam kondisi tersulitnya saat terjebak dalam perut ikan.
Doa ini, yang kini bisa dihafal dalam bahasa Arab maupun Latin, tidak hanya menawarkan pengharapan tetapi juga membawa pelajaran berharga bagi setiap Muslim.
Baca Juga : Wali Kota Surabaya Jamin Pendidikan Anak Asisten Masinis Korban Kecelakaan Kereta dengan Truk sampai Sarjana
Momen ketika Nabi Yunus diceburkan ke dalam laut dan ditelan oleh ikan besar adalah suatu pelajaran berharga tentang tawakal dan kesadaran akan kesalahan diri. Dalam Al-Quran, Allah SWT menegaskan kondisi Nabi Yunus dalam Surat Al-Anbiya ayat 87, yang menggambarkan bagaimana Nabi Yunus berdoa dalam kegelapan dan mengakui kesalahannya.
"Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim," ungkapnya.
Ucapan doa ini, yang dalam bahasa Arab ditulis, "La ilaha illa anta subḥanaka inni kuntu minaz-ẓalimin," merupakan pernyataan tauhid yang menunjukkan pengakuan akan keesaan Tuhan dan kesadaran akan dosa.
Rasulullah SAW pun pernah menegaskan kekuatan zikir ini dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi. Ia menjelaskan bahwa setiap Muslim yang membaca zikir ini dengan sepenuh hati, insya Allah doa dan hajatnya akan dikabulkan.
Zikir Nabi Yunus memiliki berbagai keutamaan yang tidak hanya bermanfaat saat menghadapi kesulitan. Seperti yang dicontohkan oleh Nabi Yunus, zikir ini menjadi pengingat bagi kita untuk tetap berserah kepada Allah di tengah kesulitan. Dengan menyebut nama-Nya, kita mengundang pertolongan-Nya untuk memberi jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi.
Baca Juga : Danau Raksasa Ini Kini Jadi Gurun, Benarkah Tanda Kiamat Semakin Dekat?
Keutamaan kedua dari zikir ini adalah sebagai wasilah, atau perantara, untuk mengabulkan keinginan dan harapan kita. Hadis yang disebutkan sebelumnya menunjukkan bahwa ketulusan dalam membaca zikir ini akan mendatangkan jawaban atas doa-doa yang kita panjatkan.
Kemudian, melalui zikir ini, kita tidak hanya memohon ampunan tetapi juga memperkuat pengakuan kita terhadap keesaan Allah. Awalan pujian kepada Allah di dalam doa ini menggambarkan pentingnya mempersiapkan hati sebelum memohon apa pun kepada-Nya.
Meskipun tidak ada tata cara khusus yang diatur dalam hadis untuk membacanya, zikir Nabi Yunus dianjurkan dibaca ketika seseorang berada dalam kondisi gelisah, menghadapi kesedihan, atau masalah berat. Para ulama menyarankan agar kita mengulanginya secara berkelanjutan dan menyisipkannya dalam rangkaian doa lainnya. Terlebih, disarankan pula untuk membacanya sebelum memanjatkan doa-doa lainnya, sebagai pengantar yang menyiapkan hati kita untuk jaringan komunikasi dengan Sang Pencipta.