free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Uniknya M 111 2025, Diikuti Peserta 77 Tahun yang Kayuh Sepeda dari Banjarnegara

Penulis : Hendra Saputra - Editor : Yunan Helmy

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Peserta tertua M 111 2025 Eyang Mujiono (foto: Hendra Saputra/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Ada yang menarik dari penyelenggaraan M 111 2025 di Kota Malang yang menyedot ratusan peserta dari seluruh Indonesia. Yakni adanya peserta yang berusia 77 tahun. 

Dia adalah Eyang Mujiono, seorang lansia berusia 77 tahun dari Banjarnegara, Jawa Tengah. Ia terlihat berjiwa muda dan selalu aktif berolahraga. Bahkan, ia juga kerap menjelajahi daerah di Indonesia dengan sepeda lipatnya. 

Baca Juga : Sempat Ribut, Kota Malang Kalahkan Bojonegoro dan Melaju ke 8 Besar

Eyang Mujiono saat ditemui JatimTIMES menceritakan rahasianya tetap segar bugar, yakni membiasakan tubuh untuk terus bergerak. Cara tersebut rupanya ampuh membawanya gowes dengan jarak ratusan kilometer.

“Saya senang, sangat bahagia karena yang penting dalam bersepeda adalah bahagia. Kalau mau sehat, keep moving, keep cycling, keep healthy,” ujar Eyang Mujiono, Sabtu (21/6/2025).

Eyang Mujiono pun mengaku menempuh perjalanan pulang dengan bersepeda usai mengikuti kegiatan di Kota Malang. Tak main-main, karena jarak Kota Malang ke Banjarnegara harus ditempuh ratusan kilometer. 

“Rencananya setelah ini pulang juga ambil rute lain menuju Blitar sampai Banjarnegara,” kata Eyang Mujiono. 

Baginya, bersepeda bukan hanya untuk menjaga tubuh tetap bugar, namun juga bersilaturahmi dan menyelami keindahan maupun budaya di setiap daerah. Seperti saat ia bersepeda di Lombok, Eyang Mujiono datang dan belajar sejarah persebaran Islam di daerah tersebut.

Baca Juga : Angka Perceraian Tinggi, DPRD Jatim Dorong Ketahanan Keluarga Jadi Prioritas RPJMD 2025–2030

“Suka bersepeda karena bisa tahu kebudayaan masyarakat. Seperti di Lombok, ada masjid yang menjadi titik penyebaran Islam pertama. Pengalaman paling menyenangkan di Lombok apalagi masih asri dan luar biasa. Saya senang dengan curugnya,” ungkapnya.

Kegemarannya dalam bersepeda sudah ia tunjukkan setelah pensiun sebagai teknisi pesawat sekitar tahun 2002/2003. Namun Eyang Mujiono baru rutin bersepeda sejak tahun 2012.

“Mulai terlena dan kena racun sepeda lipat saat tinggal di Dieng tahun 2016 sampai sekarang. Alasannya selain dapat sehat juga bisa silaturrahmi. Kalau bersepeda meskipun beda jalur tapi menambah saudara,” kata pria yang pernah ikut merawat pesawat presiden itu.