free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Blitar Djadoel Curi Perhatian Wapres Gibran: Produk Lokal Kota Blitar Siap Mendunia

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka meninjau stan-stan di Blitar Djadoel didampingi Wali Kota Blitar H. Syauqul Muhibbin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Kunjungan ini menjadi bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya dan penguatan ekonomi kreatif lokal. (Foto: Ist)

JATIMTIMES — Di tengah semarak peringatan Bulan Bung Karno, Kota Blitar kembali menjadi pusat perhatian nasional. Kali ini bukan hanya karena pusara sang Proklamator, tapi juga karena geliat ekonomi kreatif dalam ajang Blitar Djadoel, sebuah bazar bernuansa tempo dulu yang digelar Pemerintah Kota Blitar di Alun-Alun Kota, Rabu (18/6/2025). Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, secara khusus hadir untuk menyaksikan langsung semangat wirausaha dan geliat UMKM lokal di kota ini.

Wapres Gibran tiba di lokasi sekitar pukul 10.00 WIB, disambut ribuan warga yang sudah memadati area sejak pagi. Kehadirannya disambut dengan antusias: warga berebut bersalaman, mengabadikan momen, dan tak sedikit yang memanfaatkan kesempatan untuk berswafoto. Bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Blitar H. Syauqul Muhibbin (akrab disapa Mas Ibin), serta Bupati Blitar Rijanto, Gibran menyusuri satu per satu stan UMKM yang berjejer rapi di sepanjang arena bazar.

Baca Juga : Wapres Gibran Keliling Blitar Djadoel, Borong Jenang hingga Kendang

Kehadiran Gibran bukan sekadar kunjungan seremonial. Ia meninjau langsung produk-produk unggulan Blitar, dari jenang tradisional, keripik lokal, batik, hingga alat musik kendang yang diproduksi oleh pengrajin muda. Di sela-sela kunjungan, Wapres memberikan apresiasi khusus terhadap produk lokal Blitar yang dinilainya sudah layak bersaing di pasar global.

“Tadi saya mampir ke salah satu stand sentra industri kendang. Produknya sangat baik. Saya sudah bicara dengan Pak Wali agar ke depan bisa dikonsolidasikan, ikut pameran lebih sering, dan menjalin koordinasi dengan kementerian terkait. Produk dari Kota Blitar ini siap naik kelas dan mendunia,” ujar Gibran.

Gibran juga menyatakan bahwa sinergi antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci dalam memperkuat ekosistem UMKM. Menurutnya, Jawa Timur menjadi contoh baik dalam hal ini, terutama dalam hal dukungan terhadap produksi pangan dan sektor perdagangan kreatif. Ia mengaku kerap melakukan kunjungan ke berbagai daerah di provinsi ini untuk memastikan jalannya program-program pemerintah pusat berjalan optimal.

“Program-program harus sinergi. Di Jawa Timur, sinerginya sudah bagus sekali. Terima kasih untuk Ibu Gubernur yang selalu mendukung. Dan hari ini saya bersama Bu Khofifah, Pak Wali, dan Bu Bupati satu mobil seharian penuh, supaya koordinasinya makin solid,” kata Gibran, sembari menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor.

Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin, yang akrab disapa Mas Ibin, menyampaikan rasa bangganya atas kehadiran Wakil Presiden dalam agenda Blitar Djadoel yang merupakan bagian dari rangkaian peringatan Bulan Bung Karno.Ia menjelaskan bahwa Kota Blitar tengah mendorong pertumbuhan sektor jasa dan perdagangan, dan event seperti Blitar Djadoel adalah salah satu strategi konkret untuk menghidupkan sektor tersebut.

“Bulan Juni adalah Bulan Bung Karno. Kami menggelar berbagai kegiatan, dan mengundang seluruh pejabat negara serta kepala daerah di Jawa Timur untuk hadir. Alhamdulillah Pak Wapres bisa hadir. Harapannya, Kota Blitar semakin ramai dan UMKM kami makin dikenal,” ujar Mas Ibin dalam sambutannya.

Menurut Mas Ibin, Blitar Djadoel bukan sekadar nostalgia masa lalu, tapi momentum untuk merangkul semangat gotong royong dan berdikari ala Bung Karno ke dalam praktik ekonomi modern. Ia menyebutkan bahwa semangat UMKM Blitar kini semakin hidup, terlebih dengan dukungan langsung dari pemerintah pusat.

Gibran pun tak segan memborong produk-produk lokal yang dipamerkan. “Saya beli jenang, batik, keripik, banyak sekali. Packaging-nya sudah sangat bagus. Ini tinggal dorongan promosi dan distribusi,” katanya.

Selain memberikan dukungan moral, Gibran juga mengisyaratkan bahwa pihaknya siap membantu UMKM Blitar menembus pasar internasional lewat jalur e-commerce. Ia menyebut kawasan Afrika sebagai potensi baru untuk produk Indonesia, termasuk kendang dari Blitar. “Akan kami bantu support e-commerce-nya,” ujarnya.

Tak hanya soal dagang, kunjungan Gibran ke Blitar juga dimaknai sebagai agenda yang penuh muatan kebangsaan. Sehari sebelumnya, ia berziarah ke makam Bung Karno, didampingi Gubernur dan kepala daerah lainnya. Baginya, ziarah ke pusara sang Proklamator bukan hanya tradisi, tapi tanggung jawab moral untuk menjaga semangat kemerdekaan dan pembangunan bangsa.

“Bung Karno sudah memberikan sumbangsih luar biasa untuk bangsa ini. Kita sebagai generasi muda harus lebih semangat lagi membangun bangsa. Ini tanggung jawab bersama,” tegas Gibran.

Antusiasme warga dan geliat UMKM di Blitar Djadoel menjadi bukti bahwa semangat berdikari ala Bung Karno masih relevan. Di bawah sorotan terik matahari dan semangat kolektif, Blitar menunjukkan bahwa warisan masa lalu bisa menjadi energi bagi lompatan masa depan.

Baca Juga : 7 Tips Beli Gadget Online, Panduan Memilih dan Membeli Gadget dengan Bijak Secara Online!

Blitar Djadoel 2025: Di Balik Romantisme Masa Lalu, Tersimpan Misi Ekonomi Masa Depan

 Aroma rujak cingur, denting keroncong, dan dentuman nostalgia dari lagu-lagu era 60-an membalut Alun-Alun Kota Blitar dalam suasana yang nyaris membekukan waktu. Dari 18 hingga 22 Juni 2025, Pemerintah Kota Blitar melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) menggelar kembali event tahunan Blitar Djadoel dengan mengusung tema: Nggugah Rasa, Ngelingake Lelakon – membangkitkan rasa, mengingatkan perjalanan.

Lebih dari sekadar pesta budaya, Blitar Djadoel 2025 menjelma sebagai panggung kolaborasi lintas sektor: antara pemerintah, pelaku usaha, seniman, UMKM, hingga pegiat pariwisata. Kepala Disperdagin Kota Blitar, Hakim Sisworo, menyebutkan bahwa tahun ini pihaknya ingin menghadirkan sesuatu yang lebih dari sekadar nostalgia.

“Meski konsep dasarnya masih sama, tahun ini kami tambahkan sentuhan baru yang lebih berani dan produktif,” kata Hakim. Ia menjelaskan bahwa Blitar Djadoel kini dirancang bukan hanya sebagai ajang pelestarian budaya, melainkan juga sebagai motor penggerak ekonomi kreatif dan konektivitas antar daerah.

Salah satu terobosan yang mencuri perhatian adalah inisiasi pembentukan Blitar Trade Center (BTC), yang digadang menjadi pusat distribusi pangan berbasis kerja sama lintas wilayah. Rencana tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara pelaku usaha dan pemerintah daerah yang dijadwalkan selama event berlangsung.

"BTC akan menjadi wajah baru Blitar sebagai simpul distribusi regional. Kami ingin UMKM tidak hanya bertahan, tetapi tumbuh dan berekspansi," ujar Hakim.

Selain pertemuan bisnis dan penandatanganan kerja sama, pengunjung Blitar Djadoel disuguhi ragam atraksi budaya: dari Pasar Kangen, Pameran UMKM Djadoel, hingga Lomba Fashion Show bernuansa jadul. Tidak ketinggalan, Blitar Memorabilia dan Pameran Dinas Koperasi se-Jawa Timur turut meramaikan suasana.

Dari segi hiburan, panggung utama menjadi magnet tersendiri. Group band Letto, Fira Cantika, Dike Sabrina, dan Ajeng Febria akan memeriahkan malam-malam di Blitar Djadoel. Di hari pertama, acara pembukaan dihadiri Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, yang sekaligus memberi simbol bahwa Blitar Djadoel bukan hanya hajatan lokal, melainkan juga berkepentingan nasional.

“Blitar Djadoel adalah ruang kultural yang menyatukan rasa dan nalar warga. Ia bukan hanya panggung nostalgia, tapi juga platform pemulihan ekonomi pasca pandemi,” imbuh Hakim.

Bagi Pemkot Blitar, membangkitkan kenangan lama adalah cara membangun optimisme baru. Dengan menoleh ke belakang, mereka menyusun strategi untuk melompat lebih jauh ke depan. Dan dalam setiap keroncong yang bergema, terselip harapan bahwa Blitar akan tetap jadi kota penuh cerita, sekaligus pusat tumbuhnya jejaring ekonomi baru di Jawa Timur.